AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat, menggelar musrenbang anak yang dipusatkan di salah satu hotel di Ambon, Selasa (25/7).

Penjabat Walikota Ambon Bpdewin Wattimena menjelaskan, musrenbang ini digelar dengan tujuan untuk menyuarakan pemenuhan hak dan perlindungan khusus terhadap anak. Selain itu kegiatan ini juga sekaligus untuk mendukung Ambon sebagai kota layak anak.

Oleh sebab itu, melalui kegiatan ini pemkot akan menfokuskan bagaimana bisa memberikan ruang kepada anak untuk mereka bisa berkumpul dan berekspresi.

“Kita sudah berupaya untuk mengidentifikasi apa yang harus kita buat untuk mendukung kota layak anak ini. Jadi harus ada tempat untuk mereka berkumpul dan berekspresi, kita buat sebuah tempat bertemunya anak-anak di Kota Ambon, dan itu sudah disampaikan ke Bappeda, rencananya 2024,” ujar walikota.

Tempat berkumpul bagi anak harus ada, agar anak bisa membangun kreativitas, menyampaikan aspirasi mereka di ruang publik, dan yang terpenting, ruang-ruang yang disediakan tanpa asap rokok. Pemkot selama ini mendukung musrenbang anak dan kedepan, mereka nantinya juga diikutkan dalam musrenbang RKPD untuk bisa membawa apa yang telah disepakati, untuk disuarakan dalam  musrenbang yang diikuti oleh semua stakeholder.

Baca Juga: Hasanusi Minta Pemkot Beri Perhatian Serius ke Anak

Walaupun demikian, walikota juga tak menapik persoalan anak jalanan menjadi perhatian pemkot, dimana kedepan direncanakan akan dibangun rumah singgah yang berlokasi di Desa Passo, Kecamatan Baguala.

“Jadi memang sampai dengan hari ini, kita belum memiliki rumah singgah. tapi saya sudah sampaikan untuk segera kita buat di Passo. Ada gedung milik pemkot, mudah-mudahan satu, dua bulan kedepan kita sudah bisa siapkan itu,” janji walikota.

Rumah singga itu kata walikota akan dimanfaatkan bagi anak-anak jalanan yang sering berkeliaran di pusat kota, mereka akan dibina untuk nantinya dikembalikan ke keluarga, namun jika tidak punya keluarga, maka akan menjadi tanggungjawab pemerintah.

“Selama ini pemkot terus lakukan razia, kemudian buat pernyataan dan sebagainya, tapi mereka kembali lagi. Bahkan untuk ODGJ juga demikian, kita bawah ke RSJ. Karena itu, peran keluarga juga perlu, kami juga melalui pemerhati anak, lembaga-lembaga yang selama ini mendedikasikan diri untuk persoalan anak, terus lakukan sosialisasi,” tandas walikota.

Walikota mengaku, anak sebagai generasi penerus, harus mendapat perhatian khusus keluarga, orang tua dan juga pemerintah, agar mereka bertumbuh menjadi anak-anak yang memiliki kualitas dan kapasitas yang baik.

“Kalau tidak, jangan harap kota ini kedepan bisa maju. Kita harus jaga itu dari sekarang,” pinta walikota. (S-25)