Pemkab Malteng Dukung Upaya BI Kembangkan Sagu dan Kopi
MASOHI, Siwalimanews – Sagu merupakan salah satu sumber karbohidrat yang layak dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif penganti padi bagi masyarakat Indonesia.
Untuk itu, upaya Bank Indoensia untuk melakukan pengembangan sagu maupun kopi di Kabupaten Maluku Tengah sangat tepat dan patut didukung.
“Sagu dapat dijadikan sumber karbohidrat alternatif penganti beras. Olehnya langkah pengembangan sagu yang diinisiasi BI patut diapresiasi serta didukung oleh semua pihak,” ucap Wabup Marlatu Leleury kepada wartawan saat mendampingi konsultan pertanian BI dalam kegiatan observasi komuditi sagu di Negeri Waraka, Kecamatan Amahai, Kabupaten Malteng, Senin (1/3).
Untuk itu, Wabup memberikan mengapresiasi kepada pihak BI yang melakukan pengembangan komuditi sagu dan kopi di wilayah Kabupaten Malteng.
“Secara pribadi maupun Pemkab Malteng, saya mengapresiasi dan mendorong upaya BI yang telah melirik Malteng untuk kembangkan sagu dan kopi, sebagai wujud perbaikan ekonomi masyarakat,” tutur Wabup.
Baca Juga: Nono Sampono: Rencana KBM Tatap Muka, Perlu Kajian yang CermatIa berharap, pengembangan dua komuditas yang digagas BI ini dapat berhasil, sehingga pengembangan pangan lokal yang digagas saat ini dapat dirasakan para petani disini.
“Tentu kita berharap dengan potensi sagu yang sangat besar di Malteng saat ini dapat mampu menunjang ketersediaan pangan alternatif penganti beras bagi masyarakat di daerah ini secara khusus dan masyarakat Indonesia umumnya,” ujar Wabup.
Ditempat yang sama Manejer Pengembangan UMKM BI Purwanto Worabay menjelaskan, pihaknya saat ini sementara melakukan observasi komuditas unggulan, dengan sasaran sagu dan kopi untuk dikembangkan.
Hal ini berkaitan dengan, langkah BI untuk merealisasikan program corporate social responcibity (CSR).
“Saat ini kami baru melakukan observasi dalam upaya pengembangan kopi dan sagu. Hasilnya kemudian akan kita sikapi sebagai wujud realisasi program CSR BI,” jelasnya.
Pihaknya kata Purwanto, menyasar observasi komuditas kopi Tunny di di Desa Sawai, Kecamatan Seram Utara, sementara sagu di Desa Waraka, Kecamatan Teluk Elpaputih.
“Kami berharap observasi ini berhasil, minimal kami dapat data otentik sebagai sampel pengembagan dua Komuditas pangan dimaksud,” ucapnya.
Upaya pengembangan ini kata dia, membutuhkan dukungan semua pihak, terutama pemerintah melalui instansi teknisnya, sehingga hasilnya nanti dapat benar-benar berhasil sesuai harapan bersama. (S-36)
Tinggalkan Balasan