AMBON, Siwalimanews – Kasus kekerasan terhadap anak kerap terjadi bahkan dilakukan dalam lingkungan yang paling dekat dengan anak seperti keluarga dan lembaga pendidikan.

“Masih banyak masalah yang berkaitan dengan kehidupan anak karena pelecehan seksual menem­patkan anak pada posisi lemah,” tegas Anggota DPRD Maluku dapil Kota Ambon Ayu Hasanusi kepada wartawan di kantornya, Selasa (25/7).

Sebagai kota layak anak kategori Madya dari Kementerian Perlin­dungan Perempuan dan Perlin­dungan Anak menurutnya menjadi kabar baik bagi warga Kota Ambon.

“Dengan penghargaan kota layak anak, maka harus ada komitmen dari Pemkot Ambon dalam memberikan perhatian khusus terhadap anak,” pintanya.

Selain itu pemerintah juga harus memperhatikan kehidupan yang layak bagi anak di kota dengan tajuk manisee tersebut.

Baca Juga: Polda Maluku Peroleh Penghargaan Peduli Perempuan & Anak

Diakui bahwa begitu banyak anak yang saat ini belum mendapatkan kehidupan yang layak dan masih berkeliaran di jalanan.

“Ini  harus menjadi perhatian serius pemerintah Kota Ambon,” ujarnya.

Kedepan setiap kebijakan yang diambil pemerintah kota lanjutnya, harus menempatkan anak pada prioritas utama baik di bidang kesehatan maupun pendidikan agar tumbuh kembang anak dapat dijamin.

ia juga mengingatkan pemerintah harus menjadi garda terdepan dalam memberikan perlindungan bagi anak termasuk persoalan kekerasan terhadap anak.

“Pemkot Ambon juga harus memberikan perlindungan hukum,” terangnya.

Olehnya itu, kalau ada kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, maka tidak ada cerita harus dihukum seberat-beratnya. Pemkot harus mengambil peran ini agar anak merasa nyaman tinggal di Ambon.

Walikota Jamin

Ditempat berbeda, Walikota Ambon Bodewin Wattimena memas­tikan untuk menjamin hak anak, pihaknya berencana akan memba­ngun rumah singgah bagi anak di Desa Passo.

“Ada gedung milik pemkot, mu­dah-mudahan satu dua bulan kedepan kita sudah bisa siapkan itu,” kata walikota kepada wartawan usai membuka musrenbang anak di salah satu hotel di Kota Ambon, kemarin.

Dijelaskan rumah singgah itu, akan dimanfaatkan bagi anak-anak jalanan yang sering berkeliaran di pusat kota. Mereka akan dibina untuk nantinya dikembalikan ke keluarga.

“Jika tidak punya keluarga, maka akan menjadi tanggung jawab pemerintah,” janjinya.

Selama ini pemerintah kota terus lakukan razia, buat pernyataan dan sebagainya, tapi anak-anak kembali lagi ke jalanan. Bahkan untuk ODGJ juga demikian. Ketika diamankan di bawah ke Rumah Sakit Khusus Daerah di Nania.

“Peran keluarga juga perlu, kami juga melalui pemerhati anak, lembaga-lembaga yang selama ini mendedikasikan diri untuk persoalan anak, terus lakukan sosialisasi,” tegasnya

Ditambahkan, anak sebagai generasi penerus, harus mendapat perhatian khusus keluarga dan pemerintah, agar mereka bertumbuh menjadi anak-anak yang memiliki kualitas dan kapasitas yang baik. (S-20/S-25)