AMBON, Siwalimanews – Para pelamar kerja ke Australia merasa dibebani pemerintah, karena harus membayar uang Rp85 juta.

Sejak awal mendaftar, para pelamar tidak diberitahu kalau setelah lolos seleksi, mereka harus menyiapkan budget puluhan juta sebelum diberangkatkan ke Australia.

Riska salah satu pelamar, mengaku sejak mendaftarkan sebagai pencari kerja Australia, ia berpikir akan diberangkatkan atas nama pemerintah, yang mana segala sesuatunya, akan ditanggung atau disubsidi pemerintah.

“Dari awal tidak ada penyam­paian terkait tanggungan. Baru disampaikan saat sosialisasi tanggal 25 Maret kemarin diberitahu harus membayar 85 juta,” katanya kepada Siwalima, Rabu (29/3).

Ia mengaku, bagi pelamar yang tidak punya uang ada solusi memang yang ditawarkan peme­rintah, yakni mengambil kredit usaha mikro (KUR) ke salah satu bank sebesar Rp100 juta.

Baca Juga: Pangdam Pattimura Terima Audiensi PT MTP

Pinjaman itu menurutnya mustahil dan bukan kemudahan, justru sebaliknya menjadi beban bagi para calon pekerja.

“Misalnya benar KUR lolos 100 juta, potong 85 juta, sisa 15 juta. Selama 6 bulan pelatihan di Batam. Apakah cukup, kita tidak tahu. Kemudian harus bayar cicilan berapa, biaya hidup berapa. Ini aturan pihak ketiga dengan Disnaker seperti itu,” tuturnya.

Kemudian soal visa, lanjutnya, itupun tidak dijelaskan secara terperinci, karena visa itu ibarat napas bagi perantau di luar negeri.

Dan parahnya lagi, tidak ada penjelasan bahwa para pekerja yang lolos seleksi akan bekerja di mana.

“Tidak jelas kita dipekerjakan di Peternakan atau Perkebunan. Padahal pada flayer itu, sudah jelas Peternakan dan Pertanian, tapi dalam sosialisasi, tidak ada,” terangnya.

Sementara itu, Penjabat Walikota, Bodewin Wattimena menjelaskan, Rp85 juta yang dibebankan kepada 152 pencari kerja Australia, merupakan kewajiban.

“Setiap perusahaan yang memfasilitasi tenaga kerja, semuanya kewajiban seperti itu. Dengan hitungan, apa yang dikeluarkan itu, nantinya juga akan tergantikan,” jelasnya.

Ia mengaku ketika berangkat kesana itu ada tiketnya, ada visanya, dan lain-lain.

“Yang mau kita buat hari ini adalah mempermudah mereka lewat kerja sama dengan Bank Mandiri, sehingga nanti disalur­kan lewat KUR. Dengan cara itu, pekerja tidak mengeluarkan uang dan akan dipotong saat mereka bekerja nanti,” terangnya.

Ini merupakan tawaran bagi para pencari kerja ke Australia. Untuk itu Jika tertarik maka dilanjutkan, tetapi jika tidak, maka tidak ada paksaan.

“Kalau ada yang merasa tertarik, silahkan. Tidak ada paksaan, tapi mereka bisa menghitung, kalau Rp85 juta, didolarkan itu kan kecil saja,” ungkapnya.

Ditambahkan penyedia tenaga kerja tetap ada kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh para calon pekerja. “Nah kita berupaya agar tanggungan itu tidak menjadi tanggungan pribadi, tapi menjadi tanggungan perbankan, nanti saat bekerja baru dibayar cicil,” tandasnya. (S-25)