AMBON, Siwalimanews – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, Roy C Siauta memastikan pekan ini tim kajian analisa dampak lingkungan (Amdal) pembangunan lapangan abadi Masela turun ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT).

Tim kajian ini sendiri terdiri dari tim analisa dari Inpex Masela, akademisi Universitas Pattimura dan didampingi oleh tim dari Pemprov Maluku dan juga pemkab KKT.

“Jadi tim kesana untuk melakukan kajiannya meliputi berbagai aspek mulai dari udara hingga perut bumi. Baik itu kualitas udara, air, tanah, batu, air laut dan ekosistem terumbu karang, ikan hingga sosial budaya, ekonomi dan kesehatan pun dikaji,” ujar Siauta kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Senin (7/9).

Menurutnya dalam kajian dokumen Amdal ini sendiri mengandung banyak unsur mulai dari sosial, budaya, ekonomi, kesehatan.

“Yang menyangkut fisika kimia biologi, kalau bicara itu dari udara sampai perut bumi itu kan dikaji semua,” ujar Siauta.

Baca Juga: Panitia Seleksi Sespimti Polri Diambil Sumpah Dihadapan Kapolda

Dicontohkannya, jenis tanah mempengaruhi bangunan jenis apa yang bisa berdiri diatasnya. Kualitas air bersih atau tidak, terumbu karang ada atau tidak dan luasnya berapa, termasuk mangrove.

Selain itu juga terkait dengan kesehatan masyarakat, ada tidak penyakit dikawasan itu sebelum perusahan beroperasi hingga masalah sosial adat budaya setempat.

“Jadi kajian itu adalah gambaran awal yang ada saat itu sebelum proyek itu terjadi atau ada. Amdal ini untuk memprediksi kalau-kalau ada dampak dikemudian hari setelah masuknya perusahan atau suatu kegiatan bagi masyarakat,” jelas Siauta.

Selain itu katanya, jika dikemudian hari ada terjadi kerusakan lingkungan misalnya, terumbu karang rusak atau ada jenis penyakit baru yang muncul setelah perusahan beroperasi, maka kajian Amdal itu menjadi acuannya dan perusahan wajib melakukan perbaikan atau rehabilitasi. Dan begitu juga dengan aspek ekonominya, semua ikut dikaji.

Dari ekonomi tambahnya, ada tidak sumber-sumber dari masyarakat lokal diimplementasikan ketika perusahan beroperasi, misalnya ternak.  Sekarang kalau tidak mencukupi, bagaimana langkah pemerintah daerah mendorong berdayakan masyarakat dengan potensi yang ada nelayan, petani semua punya peluang untuk itu.

“Semua itu merupakan data awal yang memang harus ada di dokumen Amdal karena data itu adalah gambaran roh awal dari tapak proyek yang akan dilakukan disuatu kawasan,” tegasnya.

Amdal Blok Masela sejauh ini ujarnya, baru data awal atau Rencana Kerangka Acuan (RKA) dan akan dilanjutkan dengan kajian secara detail.

“Data awal itu belum ambil sampai ke dalam tanah, sekarang ini lebih detail karena yang masuk sekarang ini kajian utama dokumen Amdal itu. Yang kemarin itu hanya pelingkupan. Nah ini sekarang masuk ke dokumen utama, dokumen detailnya,” tandasnya.

Terkait proses Amdal Blok Masela ini, diakuinya awalnya ditargetkan akhir tahun ini selesai. Namun akibat pandemi covid yang mewabah sehingga molor.

“Kalau tidak covid itu targetnya selesai akhir tahun ini, tapi kondisi covid sehingga tertunda. Padahal diawal April itu tim sudah turun, tapi pandemi mewabah semua kembali,” tambahnya. (S-39)