AMBON, Siwalimanews – Sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan di Provinsi Maluku, maka Universitas Pelita Harapan menggelar seminar nasional yang dipusatkan di Kota Ambon.

Kegiatan yang berlangsung di salahsatu hotel di Kota Ambon, Sabtu (6/5), digagas oleh mahasiswa pasca sarjana UPH bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota dan Provinsi Maluku serta Univetsitas Pattimura.

Kegiatan melibatkan para kepala sekolah dan stakeholder peduli pendidikan, baik formal maupun informal, politisi dari lembaga DPRD, perwakilan masyarakat, para siswa SMA/SMK dan juga perwakilan mahasiswa. Bahkan beberapa peserta, berasal dari luar Ambon.

Kegiatan tersebut juga menghadirkan narasumber seperti, Kaprodi Magister Hubungan Internasional UPH dan Managing Director Pusat Studi G20 Indonesia Amelia Joan Liwe, dengan materi tentang kompetensi global untuk daya saing global, serta Rektor Unpatti M Sapteno yang membawakan materi tentang meningkatkan kualitas pendidikan untuk memperkuat daya saing pada era globalisasi di Kota Ambon, dan

dosen senior hubungan internasional, UPH Josef Marcis Djakaba.

Baca Juga: Dinas Bina Marga & Kejari Tanimbar Jalin Kerjasama

Ketua Panitia Seminar Rimaniar Juliandra Hetharia kepada wartawan disela-sela kegiatan itu mengatakan, program ini merupakan implementasi dari program pengabdian UPH terhadap masyarakat, sebagai bentuk kepedulian UPH akan dunia pendidikan di Maluku, khususnya Kota Ambon.

“Ini yang pertama kali kita gelar di Ambon, dan kenapa Ambon, karena kita menilai, bahwa Kota Ambon masih sangat membutuhkan perhatian lebih, khususnya dibidang pendidikan. Baik itu perhatian dari Pemerintah Kota Ambon, Provinsi Maluku, dan juga pemerintah pusat.

“Dengan itu kita berharap, kegiatan ini dapat menjadi pemicu agar pemerintah dapat melirik dan melihat potensi dan sumber daya pendidikan di Maluku, khususnya Kota Ambon,” ujarnya.

Kaprodi Hubungan Internasional UPH Amelia Joan Liwe mengaku, Maluku merupakan daerah kapulauan tentu saja memiliki kendala terkait pengembangan pendidikan. Namun, itu tidak boleh dijadikan alasan oleh pemerintah, sehingga sumber daya pendidikan di Maluku menjadi terabaikan. Tetapi bagaimana mencari formula terbaik untuk pengembangan pendidikan itu sendiri.

Sementara itu, dosen senior hubungan internasional UPH Josef Marcis Djakaba menambahkan, saat ini, pihaknya juga berkeinginan untuk ekspansi, bahkan sudah melakukan banyak pendekatan dan kemitraan dengan institusi-institusi pendidikan di Indonesia Timur.

“Karena kami melihat masih ada ketimpangan. Untuk itu, dengan adanya kegiatan ini, saya pikir baik untuk lebih banyak eskpos terkait negara dan daerah kepulauan, karena itu yang sering terlupakan. Maka melalui kegiatan ini diluar Maluku juga tahu, bahwa potensi Maluku juga berkualitas, hanya saja soal kesempatan dan akses yang terbatas,” ucapnya. (S-25)