AMBON, Siwalimanews – Beberapa pedagang kali lima di Pasar Mardika ngamuk menuding Pemkot Ambon tebang pilih, karena melakukan pembongkaran hanya di lapak mereka saja, semen­tara lapak lainnya tidak.

Abdul Rahman Marasabessy salah satu pedagang di Pasar Mardika mengungkapkan, tinda­kan pembongkaran tersebut tidak adil.  Karena lapaknya dibongkar sementara lapak lainnya dibiarkan berdiri kokoh, ia kesal lapak-lapak lainnya yang lokasinya sejajar dengan lapaknya tidak dibongkar.

Sebab menurutnya, dari semua lapak yang berada di sekitar lapaknya, hanya miliknya yang dibongkar, sementara lainnya justru dibiarkan berdiri kokoh.

“Saya sesalkan disini, kenapa lapak milik saya saja yang dibongkar. Sementara, lapak-lapak lainnya di bagian kiri dan kanan saya tidak dibongkar. Kalau mau bongkar, bongkar semua jangan tebang pilih, “ teriaknya.

Seharusnya petugas Satpol PP Kota Ambon, sebelum melakukan pembongkaran harus menjalin koordinasi dengan para pedagang terlebih dulu, agar tidak terjadi salah paham.

Baca Juga: 32 Warga Reaktif, Hasil Operasi Yustisi Dua Pekan

“Petugas Satpol-PP datang dengan alasan menertibkan lapak di badan jalan. Tapi kenapa hanya punya saya yang dibongkar. Mestinya petugas harus jelaskan alasan tepat sebelum bertindak, “ kesalnya.

Hal yang sama juga diungkapkan beberapa pedagang lainnya, yang meminta Satpol PP harus membangun komunikasi dengan pedagang sebelum dilakukan pembongkaran.

Kepala Satuan (Kasat) Pol-PP Kota Ambon, Josias Lopies yang dikonfirmasi Siwalima mengaku, pembongkaran terhadap lapak milik Abdul Rahman Marasabessy itu memiliki alasan yang jelas dan tidak mengada-ada.

“Satu lapak yang kita bongkar itu, karena dibangun menggunakan tripleks, kayu dan atap sen. Kalau lapak yang pakai payung tidak mungkin kita bongkar, “ tegasnya. (S-52)