AMBON, Siwalimanews – Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Ambon, Gerald Mailoa menegaskan, pihaknya sudah menyiapkan tim hukum bagi 1.880 saksi PDIP yang nantinya bertugas di Tempat Pemungutan Suara  pada Pileg dan Pilpres 14 Februari nanti.

Untuk itu, para saksi yang menerima mandat dari PDIP, tidak perlu takut dalam kondisi apapun demi mempertahankan sebuah kebenaran dalam prosesnya nanti.

“PDIPsudah siapkan tim hukum untuk para saksi, baik di Kota Ambon maupun Maluku untuk mengawal kerja dan tugas saudara (saksi). Jadi tidak perlu takut,” ucap Mailoa saat menutup pelatihan saksi PDIP se-Kota Ambon yang berlangsung di Wisma Gozalo, Selasa (6/2) malam.

Jika ada pelanggaran-pelanggaran yang ditemukan pada TPS masing-masing saksi kata Mailoa, maka itu wajib disampaikan ke DPC untuk nantinya dikawal hingga tuntas.

“Yang hadir ini adalah bagian dari keluarga besar PDIP. Terima kaish banyak untuk semua. Tidak ada uang yang banyak, tapi dengan semangat perjuangan kita bersama untuk mengawal demokrasi ini dengan baik,” tandasnya.

Baca Juga: 34 KK di Urimessing Terancam Kehilangan Hak Kepemilikan Tanah

Mailoa minta para saksi tidak boleh takut dalam menghadapi apapun saat bertugas di TPS. Jika ada intimidasi atau gertakan apapun itu. Karena PDIP sudah menyiapkan tim hukum untuk mengawal jika ada pelanggaran di TPS.

“Dalam pelatihan ini, semua mekanisme pengawasan dan pengawalan suara serta keberatan dan pelaporan nantinya, itu sudah diberikan dengan jelas,” ucapnya.

Menurut Mailoa, ribuan saksi ini adalah bagian dari keluarga besar PDI Perjuangan yang telah mewakafkan diri mereka bagi PDIP.

“Mereka sudah menyatakan sikap bahwa mereka adalah bagian dari PDIP. Ini jumlah saksi, ditambah caleg-caleg. Itu berarti kita akan menang di Pileg ini, baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, DPR  bahkan kita akan memenangkan hetrik Pilpres 2024,” cetusn.

Dia juga mengingatkan, agar para saksi maupun oendukung dan simpatisan PDIP, agar tetap menjaga demokrasi ini dengan baik, dan jangan menjatuhkan harga diri hanya karena uang.

“Jangan karena ada yang datang kasih Rp100, Rp200 ribu, kemudian berbelok. Jangan samakan harga diri saudara dengan ikan dan sayur di pasar.

Harga diri kita lebih mahal untuk dibeli dengan Rp100 ribu atau Rp 200 ribu,” tegasnya.(S-25)