AMBON, Siwalimanews – Kepala Dinas Perikanan Kota Ambon, Steven Patty mengungkapkan, akibat wabah Corona Virus Disease atau Covid-19 yang menggemparkan dunia kini mulai terasa pada sektor Perikanan di Kota Ambon.

Buktinya, ikan tuna Asal Maluku khususnya Kota Ambon yang selalu diekspor ke beberapa negara seperti China, Jepang, Korea menjadi terhenti. Para eksportir ini tidak ingin merugi, akibat wabah virus Covid-19.

Menurutnya, permintaan ikan tuna untuk beberapa negara seperi China, Jepang, Korea menurun, dimana negara-negara tersebut tidak ingin mengambil resiko, bahkan harga ikan tuna juga anjlok, yang bisanya dibayarkan kepada nelayan Rp 150 ribu, turun menjadi Rp 40 ribu.

“Eksportir kita tidak mau ambil resiko karena masalah pasaran dunia misalnya, China, Jepang, Korea, sehingga ekpor itu ditanguhkan untuk pembelian ikan, akibat kondisi covid-19 ini yang saat ini terjadi,” jelas Patty kepada Siwalima di Balai Kota Ambon, Kamis (9/4).

Ia menjelaskan, dengan keadaan seperti ini banyak restoran tidak buka dikarenakan tidak ada masyarakat yang keluar rumah untuk beraktivitas, bahkan makin dipinggir jalan sehingga memang berdampak sanggat besar.

Baca Juga: Kapolres Aru Bagi Sembako

“Banyak restaurant yang tidak buka, sehingga memang berdampak pada ekspor ikan tuna itu sendiri,” katanya.

Selain berdampak pada eksportir, berdampak sangat besar juga bagi para nelayan, sebab menurut Patty, harga yang di patok untuk sekali beli ikan dari nelayan itu Rp 150.000,- dengan keadaan yang terjadi sekarang ini, harga turun menjadi Rp 40.000,- dan itu tetap dijual oleh para nelayan.

“Hal ini sesungguhnya sangat berdampak juga pada para nelayan ikan tuna, harga yang biasa di patok nelayan untuk sekali beli ikan tuna Rp 150.000,- sekarang hanya di beli dengan harga Rp 40.000,-,” ujarnya

Dikatakan, sampai saat ini, proses pencarian ikan tuna tetap berjalan dan dilakukan nelayan, karena ini merupakan mata pencaharian mereka.

“Nelayan masih tetap mencari ikan tuna meski sebenarnya sekarang pasar dunia sedang terganggu dengan ancaman covid-19 ini,” katanya.

Patty menjelaskan, pihaknya telah melakukan pendekatan de-ngan PT Philif di Pasuran dimana perusahaan ini siap menerima ikan tuna dari Kota Ambon, serta meminta para  nelayan untuk menjual ikan di pasar lokal.

“Untunglah masih ada eksportir yang mau mengambil tuna dari nelayan kita, PT Philif di Pasuruan. Saya juga arahkan nelayan jual ikan ke pasar lokal. Karena kalau di pakai es untuk ikan, saya tidak bisa menjamin kualitas dagingnya. Semakin lama kualitas daging bisa jadi menurun,” katanya.

Sebelumnya Patty menjelaskan, para nelayan tuna di Kota Ambon mulai mengeluh, sebab dengan adanya wabah virus corona ini, harga ikan juga mengalami penurunan.

Hal itu di karenakan permintaan ekspor dari negara-negara tujuan juga alami ipenurunan sama sekali. Hal ini tentu saja tidak bisa mengelak.

Ia menambahkan, nelayan ikan tuna ini mengaku  sebelum wabah virus corona ikan yang mereka jual ke pengumpul dihargai dengan Rp 86 ribu/kg, namun sejak wabah virus ini mulai menghebokan dunia, harga ikan turun menjadi Rp 76 ribu/kg dan kemungkinan akan terus alami penurunan.

Dengan demikian, tentunya sangat berdampak terhadap nilai ekspor ikan tuna ke Tiongkok dan Jepang, yang merupakan negera tujuan ekspor dengan nilai terbesar, begitupun jumlah ekspor ikan tuna asal Maluku juga semakin menurun. (Mg-6)