AMBON, Siwalimanews – Pasien cuci darah di RSUD Hau­lussy Ambon mengeluh, sudah ham­pir seminggu, cairan cuci darah ha­bis. buntutnya, pasien harus pesan sendiri cairan dari luar Provinsi Maluku. Beruntung bagi yang miliki uang, tetapi yang tidak ada?, tentu hanya menunggu nasib saja.

Mirisnya lagi, pesanan cairan cuci darah dari disributor di luar Maluku seperti di Makassar dan Surabaya ti­dak melayani pesanan pribadi, te­tapi haruslah pihak rumah sakit yang sudah melakukan kerja sama dengan perusahaan penyediaan paket per­alatan cuci darah.

Pesanannya juga tidak bisa dilakukan per item, harus per paket seperti, cairan, jarum dan dializer.

Salah satu pasein cuci darah mengeluh, amburadulnya kinerja managemen RSUD Haulussy.

Kata dia, setelah stok cairan di RSUD Haulussy habis atau kosong, mestinya pihak rumah sakit ber­upaya memesan cairan secepatnya.

Baca Juga: Rorogo Zega Jabat Kajati Maluku

“Ini kan fatal, kok cairan tidak ada. Waktu pasien mau cuci darah, cairan tidak ada. Pasien berupaya sendiri, setelah pasien berupaya cairan dipesan, cairan datang ke rumah sakit untuk cuci darah. Peralatan jarum tidak ada. Ini orang bisa meninggal.” kesalnya.

Akibat tidak ada cairan, katanya, ada pasien gagal ginjal yang harus cuci darah meninggal dunia. Pihak RSUD Haulussy harusnya merespon hal ini dengan cepat.

Sementara itu, informasi yang diperoleh Siwalima, stok cairan cuci darah habis/kosong di RSUD Hau­lussy diakibatkan, pihak RSUD Hau­lussy belum membayarkan tung­ga­kan 6 bulan pesanan paket cuci da­rah di salah satu distributor di Makassar.

“Kalau pesanan itu dari Makassar atau Surabaya. Tetapi untuk wilayah Ambon pesannya dari Makassar. Dan setahu saya, sekitar 6 bulan RSUD Haulussy belum membayar tungga­kan paket cuci darah, alhasil­nya ketika ada permintaan tentu saja belum bisa dipenuhi, karena tungga­kan itu harus dilunasi dulu,” katanya.

Kata sumber ini, ketika pihak distributor meminta untuk membayar tunggakan, namun oleh pihak rumah sakit kurang merespon dengan baik.

Sumber yang enggan namanya dikorankan kepada Siwalima, Kamis (6/8) menyebutkan, terjadinya keko­songan cairan cuci darah ini bukan baru pertama kali, hampir setiap tahun. Fatalnya kondisinya ini terjadi bulan Desember dan Januari.

“Bulan yang rawan yang terjadi kekosongan itu bulan Desember dan Januari. Dan kali ini bulan Agustus. Yang hampir terjadi setiap tahun itu cairan tidak ada. Dan selain cairan juga jarum. Kali ini jarum baru pertama kali tidak ada,”ungkapnya.

Sumber ini meminta, ada perhatian serius dari manajemen RSUD Hau­lussy untuk memperhatikan masalah tunggakan pembayaran, karena itu berdampak langsung pada pasien yang harus cuci darah.

Sementara itu, Direktur RSUD Haulussy, Ritha Taihitu yang dikon­firmasi Siwalimai terkait masalah ini di rumah sakit  namun tidak berada di tempat. Oleh beberapa pegawai katakan direktur lagi keluar daerah. Dan ketika dihubungi melalui tele­pon selulernya beberapa kali, tetapi tidak direspon. (S-19)