AMBON, Siwalimanews – Hingga akhir tahun 2023 lalu hutang RSUD dr M Haulussy tercatat mencapai Rp44 miliar.

Jumlah hutang rumah sakit milik Pemprov Maluku ini mencuat dari penjelasan Direktur RSUD Haulussy Adonia Rerung saat melakukan rapat kerja bersama Komisi IV DPRD Maluku, Jumat (8/3)

Rapat yang dipimpin Ketua Komisi Samson Atapary tersebut, membahas pelayanan buruk yang diberikan kepada masyarakat akibat dari manajemen sebelumnya.

Rerung mengungkapkan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan RSUD Haulussy mengalami masalah, diantaranya penyerapan anggaran BLUD yang tidak sesuai dengan target. Kemudian, pagu anggaran RSUD Haulussy ditahun 2023 sebesar Rp74 miliar, namun yang terserap hanya Rp30 miliar, artinya Rp40 miliar tidak terserap.

“Memang penyerapan anggaran ditahun 2023 lalu yang kurang Rp40 miliar itu menyebabkan masalah dalam pelayanan, akibatnya masyarakat mengeluh pelayanan yang buruk,” ungkap Rerung.

Baca Juga: Belum Kantongi Dokumen D Hasil, Bawaslu Ingatkan KPU

Selain itu kata Rerung, hutang pihak ketiga yang belum diselesaikan RSUD Haulussy mencapai Rp44 miliar yang mempengaruhi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Hutang pihak ketiga itu mencapai Rp44 miliar, diantaranya Rp21 miliar merupakan jasa pelayanan, Rp9,4 miliar hutang obat pada 30 perusahaan dan sisanya hutang alat kateterisasi jantung yang saat ini belum juga dibayar,” beber Rerung.

Rerung menegaskan, hutang jasa pelayanan mestinya tidak ada, tetapi karena keterbatasan anggaran operasional, sehingga belum dapat dibagi dan menjadi beban yang mesti diselesaikan.

Mantan Kepala Labkes Maluku ini menegaskan, pihaknya terus berupaya untuk melakukan koordinasi dengan Pemprov Maluku agar ada bantuan anggaran bagi RSUD sehingga operasional rumah sakit dapat berjalan normal kembali.(S-20)