AMBON, Siwalimanews – Memasuki awal tahun 2021, terjadi kelangkaan minyak tanah di hampir semua daerah di Kota Ambon. Bahkan jika adapun harga per liternya naik tembus angka Rp 4-5 ribu per liter. Padahal, pemerintah sudah menetapkan harga eceran tertinggi hanya di angka Rp 3.500 per liter.

Di kawasan Batu Gantung misalnya, sampai dengan saat ini warga sulit untuk mendapatkan mitan, hal ini disebabkan semua agen pengecer belum mendapatkan jatah penyaluran. Ada agen yang sudah mendapatkan jatah, namun diserbu warga sehingga dalam sehari itu juga habis terjual.

Tahun baru lai baru katong dapat minyak tanah susah eh, ini katong dapa bali di OSM tapi Rp 20 ribu per jerigen lima liter, itupun antri,” ucap Lani ibu rumah tangga yang ditemui Siwalimanews di pertigaan Rehoboth, Sabtu (9/1).

Bukan saja dikawasan Batu Gantung dan sekitarnya, namun juga di kawasan Kebun Cengkeh, hingga dan sekitarnya bahkan, yang lebih parah lagi di Desa Passo, dimana warga pada desa ini, harus mencari mitan hingga ke kota Ambon, serta Desa Poka dan Waiheru, itupun ada yang dapat dan ada pula yang tak kebagian.

Ny Sofi warga Passo Air Besar saat ditemui Siwalimanews mengaku, sangat sulit untuk mendapatkan mitan untuk keperluan memasak, sehingga terpaksa ia harus memakai kayu bakar untuk dipergunakan sementara.

Baca Juga: 2020, Pertamina MOR VIII Tambah 44 Titik SPBU Satu Harga

Katong su hampir 1 minggu ini seng ada minyak, padahal su cari kemana-mana, dari pada seng mamasak beta ambil inisiatif untuk cari kayu bakar agar bisa masak,” ucapnya.

Hal yang sama juga dikemukakan Ny Cice salah satu agen pengecar mitan yang ditemui Siwalimanews dikediamannya di Passo, Sabtu (9/1) mengaku, sampai saat ini pasokan ke agen pengecer berkurang sejak akhir Desember 2020.

Penyebab pengurangan pasokan ini juga belum diketahui pasti, namun kuat diduga pengurangan ini dilakukan untuk memuluskan rencana Pertamina konversi mitan ke elpiji.

“Bisa jadi rencana Pertamina alihkan mitan ke elpiji juga jadi i penyebab menghilangnya mitan di Ambon,” ujarnya.

Sementara itu sejumlah agen pengecer mitan juga mengaku hal yang sama, bahwa jatah mereka dikurangi, namun belum diketahui pasti alasan pengurangan jatah mereka. (S-51)