AMBON, Siwalimanews – DPRD Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) melalui Komisi III akan memanggil tiga agen penyalur bahan bakar minyak, khususnya minyak tanah dan Pertalait, karena saat ini masih mengalami kelangkaan.

“Ketiga agen penyalur BBM yang akan kami panggil yakni PT Irene, PT Karya Abadi, dan PT Gobel,” ungkap Ketua Komisi III Josan Kaisupy kepada Siwalimanews di Kantor DPRD, Jumat (23/9).

Pemanggilan ketiga agen ini oleh Komisi III ini guna mengatahui kepastian apa yang menyebabkan BBM jenis langkah, apakah itu pasokannya yang terlambat atau karena jatah untuk SBB dikurangi.

“BBM untuk wilayah SBB, saat ini sangat langkah untuk didapatkan oleh masyarakat, sehingga membuat masyarakat resah, bahkan kebingungan untuk mendapatkan BBM jenis ini,” ujarnya.

Politisi Partai Nasdem ini juga mengungkapkan, akibat kelangkan ini, maka Komisi III menanggil Kadis Perindag Hasanudin Silawane untuk mendnegar penjelasannya dalam rapat dengar pendapat.

Baca Juga: Polres Malteng Kembali Ungkap Sindikat Narkoba 

Dalam rapat itu, Kadis Perindag menjelaskan, stok atau jatah yang dimiliki SBB untuk mitan sebanyak 365 kilo liter, padahal sebelumnya 455 kilo liter dan ini mengalami penurunan.

“Untuk diketahui bahwa, dari 365 kilo liter ini setara dengan 75 mobil tengki pengangkut BBM untuk jatah perbulan yang seharusnya di pasok ke SBB. Tetapi hasil dari rapat dengar pendapat diketahui terjadi pengurunga jatah, sehingga pada tingkat agen pengecer hanya peroleh 15 kilo liter,” jelasnya.

Bahkan kata dia, beberapa agen pengecer juga mengakui, bahwa jatah minyak tanah untuk mereka juga tidak masuk. Untuk itu dari hasil rapat dengar pendapat ini diambil satu kesimpulan bahwa, kelangkaan minyak tanah di SBB ini disebabkan tiga agen pemasok minyak tanah di SBB  yakni PT Irene, PT Karya Abadi, dan PT Gobel tidak pernah mendistribusi BBM sesuai jatah yang diterima di SBB, karena apabila disupalai sesuai jatah, maka tidak ada kelangkaan.

Untuk itu ketiga agen penyalur ini akan dipanggil dalam waktu dekat ini untuk mempertanyakan perosalan distribusi minyak tanah di SBB. Pasalnya, jika jatah untuk BBM sebanyak 365 kilo liter atau setara dengan 75 mobil tangki yang masuk mensuplai minyak tanah ke SBB sesuai dengan kuota, maka kebutuhan masyarakat terpenuhi dan tidak terjadi kelangkaan seperti saat ini.

Sedangkan untuk BBM jenis Pertalait juga langkah, ini yang membuat Komisi III heran karena selama ini pasokan BBM jenis ini di SBB Disprindag tidak mengetahui kuota atau jatah untuk SBB.

“Inikan aneh kalau dinas terkait tidak tahu stok untuk SBB berapa kilo liter, sebab saat RDP Kadis Perindag  membenarkan kalau Pertalait untuk SBB itu tidak diketahui besar kuotanya. Maka itu kami akan minta Disperindag tanyakan langsung ke Pertamina atau BPH Migas,” tandasnya. (S-18)