AMBON, Siwalimanews – Sudah satu pekan, kelang­kaan minyak tanah terjadi di Kota Ambon. Akibatnya, warga kesulitan memperoleh minyak tanah. Jika ada pun, pem­belian dibatasi hanya lima liter per orang dengan harga mencapai Rp 4000 per liter.

Harga ini jauh diatas harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 3.200 per liter. Kelangkaan minyak tanah terjadi karena pasokan minyak tanah dari para agen ke pangkalan yang minim.

Distribusi kuota dari Pertamina ke sejumlah agen tidak sesuai dengan permintaan. Kondisi ini membuat sejumlah pangkalan minyak tanah menerapkan sistim distribusi ke pengecer dengan sangat ketat.

Pada kondisi normal, setiap pangkalan mendapat jatah 10 drum. Namun, saat ini, mereka hanya menerima lima hingga enam drum berkapasitas masing-masing 200 liter. Akibatnya, harga minyak tanah melonjak menjadi Rp 4000 per liternya.

Salah satu agen terbesar di Kota Ambon yang enggan namanya dikorankan mengaku, biasanya pendistribusian dari Pertamina ke agen sesuai permintaan. Namun belakangan ini Pertamina distri­busi ke agen sesuka hati. “Kalau kita minta 100 drum, paling yang datang hanya 50 drum saja. Tapi kadang jumlah yang dipasok sesuai juga dengan permintaan. Jadi sepertinya kelangkaan ini diikuti dengan momentum. Kata­kanlah momen Natal dan Tahun Baru, disitu pasti harga minyak tanah merangkak naik dan langka,” ujar agen tersebut kepada Siwalima di Ambon, Senin (11/1).

Baca Juga: Mitan Langka di Ambon, Diduga Ada Penimbunan

Keluhan kelangkaan tidak hanya dari agen tapi juga pangkalan. Sejumlah pangkalan Mitan di Ambon mengaku kesulitan memperoleh bahan bakar jenis minyak ini. Pantauan Siwalima, pangkalan milik Hj Kala di kawasan Soa Bali Kecamatan Nusaniwe sudah satu pekan ini belum juga menerima pasokan mitan, padahal permintaan ke agen sudah seminggu yang lalu.

“Stok sudah habis sejak seminggu yang lalu, namun belum juga ada mitan di pangkalan kami. Kami sudah meminta ke agen, makanya kami hanya menunggu supply dari mereka,” tutur Hj Kala.

Sementara H. Dolo pemilik pang­kalan di kawasan Losari Kecamatan Sirimau mengaku menerima pasokan dari agen  PT.Ardemsi Abadi Jl.AM Sangadji Nomor 28 Ambon  se­banyak 10 drum. Jumlah tersebut diborong warga selang waktu tiga hari saja.

“Kami jual dengan harga per liter Rp 4000. Kami terpaksa jual dengan harga diatas HET karena kelamaan menunggu pasokan dari agen,” ungkap Dolo.

Klaim Stok Cukup

Unit Manager Communication, Relations & CSR Regional Papua Maluku, Edi Mangun  membantah adanya kelangkaan minyak tanah di Ambon dan Papua. Edi beralasan stok di terminal BBM Maluku masih aman hingga 15 hari ke depan.

Apalagi dalam minggu ini  akan ada kapal pengangkut BBM yang akan sandar di terminal Ambon dan Papua. Pria paruh baya ini mem­bantah pihaknya kerap mengurangi penyaluran minyak tanah  di agen atau pangkalan.

Menurutnya, kuota masih sesuai seperti awal dan tidak mengurangi jatah yang diberikan. “Menjadi per­tanyaan, walaupun stok aman dan kami lakukan  distribusi normal ke agen dan pangkalan di awal tahun selalu muncul berita kelangkaan. Ada apa ini,” jelas Edi melalui telepon selulernya .

Meski demikian, Edi tidak menampik kabar kelangkaan minyak tanah sering terjadi manakala masuk tahun baru. Olehnya itu Pertamina meminta aparat keamanan dan Disperindag mengungkap apakah ada atau tidak modus operandi yang dilakukan oknum-oknum tertentu di lapangan. (S-51)