Sukses pendidikan tergantung dari keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Sedangkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tergantung pada guru, karena guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran.

Bagaimanapun sempurnanya sebuah kurikulum tanpa didukung oleh kemampuan guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis dan tidak memiliki makna. Artinya Guru sebagai kunci suksesnya pendidikan.

Namun apa arti semua ini, kalau ternyata upah guru semisal guru kontrak dibawah standar. Seperti honor guru kontrak di Maluku jauh dibawah upah minimum provinsi (UMP).

Nilai honor guru kontrak saat ini sebesar Rp 1,5 juta. Jumlah yang tidak sebanding dengan pengabdian guru itu sendiri. Pemerintah Provinsi Maluku sudah saatnya mengalokasikan anggaran yang cukup untuk guru kontrak.

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Maluku, Andi Munaswir meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku untuk menyesuaikan dengan UMP Maluku. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku dalam kesepakatan dengan DPRD Maluku, honor guru kontrak senilai Rp 1,5 juta. Nilai itu jauh di bawah UMP. Olehnya, Pemerintah provinsi harus menaikan upah guru kontrak dalam APBD 2022.

Baca Juga: Tagih Janji Bonus PON

UMP Provinsi Maluku saat ini  sebesar Rp 2,604,960. Tahun depan Pemprov Maluku harus membayar upah guru kontrak sesuai UMP. Pembayaran pegawai honor dan guru kontrak di lingkup Pemprov Maluku harus berpatokan kepada UMP.

Ada beberapa honorer yang ditempatkan di beberapa biro di Kantor Gubernur Maluku upah mereka tidak sesuai UMP. DPRD Maluku kini getol mendorong pemprov aloksikan anggaran untuk upah guru kontrak naik minimal 50 persen atau setara dengan UMP. Walaupun kemampuan keuangan pemerintah belum mampu tapi kenaikan 50 persen tetap harus dialokasikan dalam APBD 2022.

Karena sekarang ini, pemberlakuan guru P3K dengan upah sebesar Rp 2,9 hingga Rp 3,2 juta, sehingga guru kontrak di Maluku juga harus disesuaikan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku dapat menyesuaikan usulan tersebut dengan tujuan adanya peningkatkan kesejahteraan para guru kontrak termasuk tenaga honorer di Maluku.

Pengorbanan yang dikeluarkan sangat berbanding terbalik dengan penghargaan yang diterima guru. Kita berharap keberadaan guru kontrak seyogyanya dapat menghantarkan wajah pendidikan Maluku ke arah yang lebih baik, sehingga tantangan pembelajaran dapat terselesaikan dan anak-anak Maluku cerdas, kreatif dan inovatif tidak tertinggal dengan wilayah lain di Indonesia. (*)