Seluruh aparatur sipil negara lingkup Pemkab Seram Bagian Timur mengikuti peringatan hari pahlawan yang dipusatkan di halaman Kantor Bupati, Jumat (10/11).

Peringatan hari pahlawan ke-79 kali ini mengangkat tema “Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan.”

Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam sambutan yang dibacakan Sekda SBT Jafar Kwairumaratu mengatakan tema peringatan kali ini diangkat melalui renungan yang mendalam untuk menjawab ancaman penjajahan modern yang kian nyata.

Menurutnya bangsa ini telah dikaruniai begitu banyak sumber daya alam yang luar biasa seperti tanah yang subur dan hasil laut yang melimpah.

“Pahlawan juga telah mengajarkan kepada kita bahwa kita bukan bangsa pecundang. Kita tidak akan pernah rela untuk bersimpuh dan menyerah kalah. Sebesar apapun ancaman dan tantangan akan kita hadapi,” kata Mensos.

Baca Juga: Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak

Ia mengaku dengan kekayaan alam yang melimpa juga tantangan bagi generasi penerus untuk mengelolanya bagi kejayaan Bangsa dan Negara.

Selanjutnya, ancaman dan tantangan ini akan ditaklukkan berbekal semangat yang sama seperti dicontohkan para pejuang 10 November 1945.

“Tidak mudah memang, tapi pasti bisa. Karena pahlawan bangsa telah mengajarkan kita nilai-nilai perjuangan. Nilai yang jika kita ikuti niscaya membawa jejak kemenangan,” tegasnya.

Pahlawan adalah orang yang menonjol dan pengorbanannya karena keberanian dan dalam membela kebenaran serta me­-ngutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok dan atau diri sendiri.

Dengan hanya berbekal bambu runcing, para Pahlawan dalam pertempuran 10 November menghadapi musuh yang merupakan pemenang orang dunia dengan persenjataan terbaiknya.

Rakyat bergandeng tangan dengan para tokoh masyarakat dan pemuka agama berikut bersama laskar-laskar pemuda dan pejuang dari seantero nusantara. Semuanya melebur menjadi satu, merdeka atau Mati.

Bersyukur saat ini, semangat untuk berantas kebodohan dan perangi kemiskinan dapat dilihat dan dirasakan denyutnya di seluruh pelosok negeri.

“Semangat yang berasal dari nilai-nilai perjuangan pahlawan bangsa di tahun 1945, semangat yang membawa kita menolak kalah dan menyerah pada keadaan,” ungkapnya.

Rismaharini mengaku, menyatukan kita dalam upaya mewujudkan kehidupan kebangsaan yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa mewujudkan masa depan yang lebih baik.

“Bersama mari kita bangun usaha dan ekonomi kerakyatan yang akan menjadikan Indonesia tumbuh menjadi negara yang makin maju, dan makin sejahtera,” pintahnya. (S-27) Peringatan hari pahlawan ke-79 kali ini mengangkat tema “Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan.”

Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam sambutan yang dibacakan Sekda SBT Jafar Kwairumaratu mengatakan tema peringatan kali ini diangkat melalui renungan yang mendalam untuk menjawab ancaman penjajahan modern yang kian nyata.

Menurutnya bangsa ini telah dikaruniai begitu banyak sumber daya alam yang luar biasa seperti tanah yang subur dan hasil laut yang melimpah.

“Pahlawan juga telah mengajarkan kepada kita bahwa kita bukan bangsa pecundang. Kita tidak akan pernah rela untuk bersimpuh dan menyerah kalah. Sebesar apapun ancaman dan tantangan akan kita hadapi,” kata Mensos.

Ia mengaku dengan kekayaan alam yang melimpa juga tantangan bagi generasi penerus untuk mengelolanya bagi kejayaan Bangsa dan Negara.

Selanjutnya, ancaman dan tantangan ini akan ditaklukkan berbekal semangat yang sama seperti dicontohkan para pejuang 10 November 1945.

“Tidak mudah memang, tapi pasti bisa. Karena pahlawan bangsa telah mengajarkan kita nilai-nilai perjuangan. Nilai yang jika kita ikuti niscaya membawa jejak kemenangan,” tegasnya.

Pahlawan adalah orang yang menonjol dan pengorbanannya karena keberanian dan dalam membela kebenaran serta me­-ngutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok dan atau diri sendiri.

Dengan hanya berbekal bambu runcing, para Pahlawan dalam pertempuran 10 November menghadapi musuh yang merupakan pemenang orang dunia dengan persenjataan terbaiknya.

Rakyat bergandeng tangan dengan para tokoh masyarakat dan pemuka agama berikut bersama laskar-laskar pemuda dan pejuang dari seantero nusantara. Semuanya melebur menjadi satu, merdeka atau Mati.

Bersyukur saat ini, semangat untuk berantas kebodohan dan perangi kemiskinan dapat dilihat dan dirasakan denyutnya di seluruh pelosok negeri.

“Semangat yang berasal dari nilai-nilai perjuangan pahlawan bangsa di tahun 1945, semangat yang membawa kita menolak kalah dan menyerah pada keadaan,” ungkapnya.

Rismaharini mengaku, menyatukan kita dalam upaya mewujudkan kehidupan kebangsaan yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa mewujudkan masa depan yang lebih baik.

“Bersama mari kita bangun usaha dan ekonomi kerakyatan yang akan menjadikan Indonesia tumbuh menjadi negara yang makin maju, dan makin sejahtera,” pintahnya. (S-27)