Mahasiswa Unpatti Diharapkan Tangkal Radikalisme
Dari Kuliah Umum
AMBON, Siwalimanews – Mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon diharapkan dapat menangkal berbagai paham radikalisme dan terorisme.
Harapan ini disampaikan Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri, Irjen Pol Marthinus Hukom, dalam materinya saat Kuliah Umum dalam rangka Dies Natalis ke-62 FISIP Unpatti, yang digelar di Audiotorium Unpatti, Senin (20/9).
Kuliah umum dengan topik : Menangkal Radikalisme itu diikuti oleh 300 mahasiswa baik dari FISIP maupun perwakilan dari masing-masing fakultas.
Menurut Hukom, paham radikalisme ini lebih disasarkan pada generasi muda khususnya para mahasiswa dengan berbagai tawaran bea siswa maupun bantuan-bantuan.
“Para teroris itu akan melakukan aksinya dan lebih disasarkan pada generasi muda khususnya para mahasiswa dengan berbagai tawaran bea siswa maupun bantuan-bantuan dan melalui bantuan dan perhatian tersebut, maka mereka akan berlahan-lahan menarik simpati dengan berbagai ajaran-ajaran dan dokma mereka,” ujarnya.
Baca Juga: Jadikan UKIM Perguruan Tinggi Berkualitas, Beretika & UnggulDirinya juga mengajak agar para mahasiswa dapat menggunakan sarana IT dengan baik khususnya dalam penggunaan media sosial baik facebook, IG, Twiter dan sebagainya.
“IT itu penting tetapi sebagai generasi muda dapat menggunakan sarana IT dengan baik khususnya dalam penggunaan media sosial baik facebook, IG, Twiter dan sebagainya karena melalui media sosial itu juga digunakan sebagai sarana mereka,” katanya.
Dijelaskan, pihaknya selalu berusaha untuk melakukan penanganan terhadap para terorisme baik secara hukum maupun dengan pendekatan persuasif.
Rektor Unpatti, MJ Saptenno dalam sambutannya mengatakan, dari pihak universitas memberikan apresiasi yang tinggi bagi FISIP yang telah menggagas kegiatan kuliah umum ini dengan menghadirkan Kadensus 88 RI.
“Kegiatan Kuliah Umum ini merupakan hal yang positif bagi para mahasiswa di lingkungan Unpatti agar dapat menangkal berbagai paham radikalisme dan terorisme yang terus mengrogoti sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Saptenno mengisahkan pengalaman saat konflik sosial 1999 yang terjadi di Maluku khususnya Kota Ambon yang berdampak pada kehidupan manusia yang hidup susah bahkan terkotak-kotak, karena adanya berbagai teror yang terjadi di daerah ini tapi kita bersyukur semua itu telah kita lalui bersama dan saat ini kita sudah bisa melakukan aktivitas kita dengan baik tanpa ada sekat diantara kita
Oleh sebab itu, saya berharap kuliah umum yang dilaksanakan hari ini dapat menjadi pegangan bagi kita terkhusus para mahasiswa sebagai generasi muda dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme.
Sementara itu, Dekan FISIP Unpatti, Tonny Pariela mengatakan, kegiatan kuliah umum ini diharapkan bisa menjadi pemicu untuk mengembangkan kajian-kajian tentang radikalisme dan terorisme di lingkungan FISIP Universitas Pattimura. Semoga nanti ada rekan-rekan dapat memiliki pengalaman yang cukup dari berbagai gagasan yang disampaikan oleh Kadensus kemudian menggunakannya sebagai perspektif akademik yang bisa dipercakapkan di lingkungan FISIP dan masyarakat pada umumnya. (S-16)
Tinggalkan Balasan