AMBON, siwalimanews –  Luar biasa, Walikota Ambon Richard Louhena­pessy menggagas program dadakan, dimana  angkutan kota atau angkot akan menggunakan sistem pembayaran non tunai.

Sistem pembayaran non tunai untuk angkutan saat ini baru di diterapkan disejumlah kota besar di Indonesia, namun lebih kepada penggunaan bus seperti Trans Jakarta, light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT).

Dengan kota sekecil Ambon Manise, pembayaran non tunai lebih kepada pelayanan umum seperti pembayaran listrik, air, PBB dan iuran maupun pajak dan retribusi lainnya.

Belum siapnya sumber daya manusia khususnya bagi para sopir maupun penguna jasa kendaraan umum bakal menjadi batu sandungan bagi penerapan sistem mendadak oleh Walikota Ambon Richard Louhenapessy.

Rencana penggunaan sistem pembayaran non tunai bagi angkot, Pemerintah Kota Ambon akan dikerjasa­makan dengan PT Bank Mandiri Tbk Cabang Ambon.

Baca Juga: Sogalrey: Pemkab Komitmen Hadirkan Pendidikan Berkualitas

Dalam waktu dekat Pemerintah Kota Ambon akan melaunching kerja sama dengan Bank Mandiri, agar pembayaran harga angkot dengan sistem non tunai atau tidak lagi menggunakan uang cash.

“Nanti pakai barkot. Jadi nanti kita naik Angkot tidak lagi pakai uang kes,” terang walikota pada saat kegiatan di kantor Dinas Perpustaan dan Kearsipan Kota Ambon, Kamis (2/9).

Dijelaskan ketika turun dari angkutan kota, penumpang tinggal klik pada alat yang disiapkan pemerintah.

“Penumpang turun tinggal klik saja pada alat yang kita bagikan ke supir, jadi tidak pake uang kes,” terang walikota.

Guna menerapkan sistem pembayaran non tunai dengan menggunakan kode barkot, pemerintah akan segera mensosialisasikan kepada  para sopir yang beroperasi di Kota Ambon.

“Ini akan kita sosialisasikan ke supir-supir,” tandasnya singkat. (S-52)