AMBON, Siwalimanews – Anggota Komisi VI DPR RI dapil Maluku, Hendrik Lewerissa optimis ditangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk pembangunan Ibu Kota Nusantara bakal sukses sesuai dengan target pemerintah.

Lewerissa menjelaskan, sejak peletakan batu pertama pembangu­nan IKN oleh Presiden Joko Wi­dodo, Waskita Karya telah meraih beberapa kontrak proyek IKN di­antaranya proyek Gedung Sekreta­riat Presiden dan Bangunan Pen­dukung pada Kawasan Istana Ke­presidenan Ibu Kota Negara dengan total nilai kontrak mencapai Rp1,35 Triliun.

Proyek yang rencananya akan di atas tanah seluas 50.678 m2 dan luas bangunan 33.312 m2 yang terbagi menjadi 3 bangunan yaitu Sekre­tariat Presiden, Mess Paspampres dan bangunan pendukung ini mem­butuhkan waktu 720 hari dengan target penyelesaian pekerjaan pada akhir tahun 2024.

“Keberhasilan Waskita meraih proyek Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara ini dikarenakan penga­laman Waskita Karya dalam menger­jakan pembangunan gedung ternama dengan tepat mutu dan tepat wak­tu,” ujar Lewerissa dalam kegiatan sosialisasi BUMN karya memberi­kan kontribusi terhadap pembangu­nan IKN yang berlangsung di Grand Avira Hotel, Selasa (3/1) lalu.

Menurutnya, hasil karya Waskita yang dirasakan masyarakat saat ini diantaranya Wisma 46 Jakarta, Gedung perpustakaan Nasional Jakarta, Renovasi Masjid Istiqlal, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Terminal 1, Terminal 2, & Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta dan lainnya.

Baca Juga: Afifuddin: Sendimen Cekdam Rinjani Harus Diperhatikan

Dalam proyek IKN 2 tender proyek jalan berhasil diperoleh yaitu Proyek Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung – Jembatan Pulau Balang senilai Rp990 miliar dan Pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN, dengan lingkup pe­erjaan yaitu, pekerjaan persiapan, unit IPAL, pekerjaan mekanikal & elektrikal, jalan & lanskap dan dehidrator lumpur.

Selain itu, Waskita juga dipercaya umengerjakan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kawasan Inti Pusat Pe­merintahan (KIPP) IKN dengan kontrak senilai Rp639 miliar dan menjadi support utama dalam pengelolaan air limbah di KIPP guna menjaga kualitas air tanah dan me­ngurangi pencemaran lingkungan.

Kendati ditengah upaya memberi­kan kontribusi dalam pembangunan IKN, Lewerissa memberikan apre­siasi terhadap Waskita Karya yang berhasil melakukan transformasi digital yang dimulai sejak tahun tahun 2016 lalu.

“Transformasi itu perlu dilakukan karena Perseroan saat itu mengalami pertumbuhan besar-besarannya se­telah Waskita Karya memperoleh tu­gas dari  pemerintah untuk menun­tas­kan pembangunan jalan tol, khu­sus­nya tol Trans Jawa,” ujar Lewerissa.

Munculnya pandemi covid-19 telah menyebabkan realisasi proyek tidak berjalan sesuai harapan dan engharuskan manajemen Waskita Karya membuat program penyeha­tan keuangan yang terdiri dari 8 stream termasuk membuat transfor­masi bisnis dengan digitalisasi de­ngan harapan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Dengan ditetapkannya digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi bisnis Waskita Karya, jumlah apli­kasi yang dimanfaatkan perusahaan pun berkembang pesat dimana dari aplikasi ERP dan dua aplikasi line of business, hingga ampai tahun 2022 digitalisasi di Waskita Karya telah menghasilkan 26 aplikasi.

Lanjutnya, digitalisasi bisnis Was­kita Karya dibagi dalam empat tahap yakni pertama,  bidding/marketing, terdapat winning war room dengan me­manfaatkan aplikasi Welcome yang memuat seluruh data tentang pasar, tender yang diikuti, dan status tender.

Kedua, diproses engineering, Was­kita Karya memanfaatkan Virtual Desktop Infrastructure, perusahaan tidak perlu lagi menyediakan pera­ngkat keras dengan spesifikasi ti­nggi dan harga mahal untuk aktivitas tim engineering artinya dengan meman­faatkan VDI, Waskita bisa mengurangi sehingga tinggal 20% (penggunaan perangkat laptop).

Ketiga, untuk kebutuhan procurement, Waskita Karya telah melun­cur­kan aplikasi e-procurement yang dinamai We-Proc yang mewadahi pembeli dan rekanan untuk melaku­kan pengadaan secara digital yang dilakukan secara tersentralisasi.

Keempat, untuk proses construction, Waskita Karya memanfaatkan teknologi virtual reality sebagai media koordinasi BIM dan tidak hanya berhenti di implementasi teknologi se­bab Waskita Karya sedang berupaya untuk meraih gelar National Lighthouse dalam implementasi Industri 4.0 di Indonesia. (S-20)