AMBON, Siwalimanews – Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Hendrik Lewerissa mendorong Badan Usaha Milik Negara untuk mengelola minyak dan gas di Indonesia.

Dikatakan, sudah seharusnya Pemerintah membuka ruang yang seluas-luasnya kepada Badan Usaha Milik Negara untuk mengeksplorasi sumber daya alam minyak dan gas diseluruh pelosok Indonesia.

Kebijakan ini kata Lewerissa, perlu dilakukan guna menghindari adanya keterlibatan perusahaan asing yang akhirnya akan memonopoli seluruh sumber daya alam sedangkan masyarakat hanya menjadi penonton di negeri sendiri.

Khususnya dalam konteks Maluku yang memiliki kekayaan alam migas melimpah ternyata hingga saat ini belum dikelola dengan baik padahal bila dikelola secara baik akan berdampak bagi Maluku secara umum.

“Di SBT ada perusahaan minyak. Di MBD ada Blok Masela, perusahaan tambang di Wetar, semua itu kalau dikelola dengan baik pasti akan berdampak bagi rakyat  termasuk pelaku UMKM bisa berkembang pesat,” ungkap Lewerissa dalam rilisnya yang diterima Siwalimanews, Senin (1/5).

Baca Juga: Realisasi Pembangunan Fly Over Tergantung Lobi Pemprov

Menurut Lewerissa PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku sub holding upstream harus berperan sebagai kontributor utama produksi migas nasional.

“Pada tahun 2022, PHE memberi kontribusi sebesar 68 persen produksi minyak nasional dan 34 persen produksi gas nasional,” bebernya.

Lewerissa menjelaskan sesuai data Rencana Umur Energi Nasional (RUEN), bauran komposisi energi akan berubah perlahan hingga tahun 2050 dimana energi baru terbarukan akan mendominasi kebutuhan energi nasional.

Sejalan dengan hal tersebut maka volume kebutuhan akan energi fosil pun akan meningkat sehingga guna memenuhi kebutuhan energi nasional, PHE harus menjalankan strategi untuk melawan laju penurunan alamiah (natural declining rate) melalui pengeboran sumur pengembangan, perawatan sumur, dan melakukan ekspansi.

Selain itu, untuk menjaga kebe­rlanjutan bisnis, PHE harus mela­kukan pengeboran sumur eksplorasi untuk mencari potensi cadangan migas yang baru.

Lanjutnya, dalam rangka mendu­kung Green Strategy Holding, PHE tentunya berupaya untuk melakukan berbagai macam program dekar­bonisasi melalui pemanfaatan sum­ber energi gas sebagai energi tran­sisi yang rendah emisi dan ramah lingkungan.

Hal ini tercermin dari project gas yang telah onstream seperti: Jambaran Tiung-Biru (JTB) di Jawa Timur dan temuan potensi cadangan gas melalui pengeboran sumur eksplorasi di beberapa wilayah Indonesia.

“Semuanya memang membu­tuh­kan pendanaan yang tidak sedikit maka PHE perlu mendapatkan dukungan dari berbagai aspek, termasuk investasi yang transparan agar kegiatan operasional bisa berjalan lancar untuk menjaga ketahanan energi nasional,” cetusnya Lewerissa. (S-20)