Kondisi Haruku Kondusif, Latupati Serukan Pesan Damai
AMBON, Siwalimanews – Kondisi Keamanan dan Ketertiban di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah pasca tertembaknya tiga orang warga di hutan perbatasan Negeri Hulaliu dan Aboru berangsur kondusif.
Aparat TNI dan Polri terus melakukan patroli gabungan dengan menyisir wilayah hutan maupun perairan laut. Patroli bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat setempat.
“Alhamdulillah sampai hari ini kondisi keamanan di Pulau Haruku semakin kondusif. Kami bersama rekan-rekan TNI terus melakukan patroli gabungan di hutan maupun di laut,” ungkap Kabid Humas Polda Maluku Kombes Roem Ohoirat.
Selain melakukan patroli gabungan, aparat TNI dan Polri juga mengawal masyarakat untuk mengambil hasil perkebunan di hutan.
“Pasukan TNI dan Polri juga melakukan pengawalan kepada masyarakat yang ingin mengambil hasil-hasil perkebunan di hutan mereka,” tambahnya.
Baca Juga: Jakson Kore Harumkan Nama MalukuMenurutnya, kondusifnya kamtibmas di Maluku tak terlepas dari berbagai pihak, terutama tokoh agama, dan masyarakat yang terus menggaungkan pesan-pesan perdamaian.
“Terima kasih kami sampaikan kepada masyarakat, tokoh agama, yang sudah turut membantu dalam hal ini Sinode GPM dan sebagainya yang terus menyerukan pesan-pesan damai,”ungkap Ohoirat.
Ohoirat berharap, masyarakat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan isu-isu menyesatkan yang beredar luas di media sosial. “Kami harap masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi. Jika mendengar informasi yang menyesatkan silahkan langsung melaporkan kepada aparat keamanan terdekat,” pintanya.
Pesan Damai
Sementara itu ditempat terpisah, para Raja-raja se Maluku bersilahturahmi dengan Forkopimda Maluku dan menyerukan pesan damai.
Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Majelis Latupati Provinsi Maluku, Kota Ambon, Jumat (18/2) dihadiri langsung Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif, Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Richard Tampubolon, Gubernur Maluku yang diwakili Kepala Kesbangpol, Titus Renwarin serta Ketua Umum Majelis Latupati Maluku, H. Ibrahim M.H. Wokas.
Wokas dalam sambutannya berharap agar jangan lagi terulang peristiwa-peristiwa lalu yang berakibat pada kesengsaraan.
“Sebab peristiwa-peristiwa itu (konflik) bukannya mengorbankan korban sepihak, tapi Katong (kita) semua jadi sengsara,” tuturnya.
Menurut Ibrahim, kedamaian harus dimulai dari diri sendiri. Olehnya itu ia mengajak semua pihak untuk bekerja keras mempertahankan perdamaian di bumi Raja-raja ini.
“Mari kita memperbanyak dialog, jangan mencari perbedaan tetapi carilah persamaan. Kalau kita tidak bersaudara dalam keimanan, maka mari kita bersaudara dalam kemanusiaan. Sehingga aman, damai itu akan indah untuk anak cucu kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif mengatakan, sebagai orang yang baru menjabat di Maluku selama kurang lebih 1 bulan 15 hari, silaturahmi dengan para Latupati di Maluku ini sangat penting.
Menurutnya, dalam tataran Pemerintah Provinsi Maluku, para Upulatu dan Inalatu merupakan bagian penting dalam membangun serta menjaga semangat keamanan dan kedamaian di daerah ini. “Mungkin tidak semua provinsi di Indonesia, inilah kekhasan dan keunikan Maluku. Daerah ini sangat dihormati dan dihargai oleh Pemerintah Pusat,” ujarnya.
Menurutnya, Raja-raja memiliki peran strategis dalam membangun bangsa ini, turut serta membantu dalam memelihara kamtibmas, terutama di Provinsi Maluku.
“Saya sering lihat ada slogan Ambon Manise. Saya kira ini bukan hanya Ambon tapi juga harus Maluku Manise. Manise ini bisa kita singkat adalah “Maluku Aman dan Damai Indonesia Sejahtera”,” pintanya.
Senada dengan Kapolda, Pangdam Pattimura, Mayjen TNI Richard Tampubolon, mengajak masyarakat untuk tidak percaya dengan yang namanya “katanya”.. Sebab, “katanya” itu merupakan bagian dari provokator untuk mengadu domba dan memecah belah persatuan dan kesatuan di antara sesama orang saudara di Maluku.
“Sosmed itu dengan berbagai isu yang luar biasa, kalau kita tidak selektif, cermat, berpikir, dingin hati, kita bisa termakan. Untuk itu dengan hati yang paling dalam saya memohon saat ini di sosmed banyak sekali provokator provokator, marilah kita semua yang hadir di sini kita juga memprovokasi dengan pesan-pesan damai,” ajaknya.
Pangdam mengaku telah meminta jajaran Kodam XVI/Pattimura untuk terus menyampaikan pesan-pesan damai baik secara langsung maupun melalui media sosial.
“Saya sampaikan kepada seluruh jajaran Kodam sampaikan pesan-pesan damai untuk melawan pesan-pesan yang ingin selalu mengadu domba dan memecah belah kita dari zaman penjajahan Belanda,” pintanya.
Pernyataan Sikap
Sementara itu, Sekretaris Umum Latupati Maluku, Decky Tanasale menyampaikan beberapa tuntutan Latupati se-Maluku, yang merupakan lembaga adat menjadi wadah perkumpulan para Raja Maluku, menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia, mengakui hak setiap masyarakat untuk menyatakan pendapat dan berkumpul, berdemokrasi mengedepankan prinsip keadilan, kesetaraan, dan menolak segala bentuk kekerasan.
“Dengan dasar dan sikap dan moral di atas, kami mengungkapkan rasa keprihatinan yang sangat mendalam atas beberapa kejadian yang mengganggu keamanan dan ketertiban kita orang-orang basudara di Maluku pada beberapa waktu belakangan ini, “ungkapnya Tanasale.
Adapun lima pernyataan sikap Latupati Maluku antara lain, pertama menghimbau kepada semua pihak menghentikan tindakan kekerasan, semua aksi kerusuhan yang menyebabkan kerugian secara fisik, psikis berupa keresahan, rasa tidak aman, ketakutan di masyarakat.
Kedua, menghentikan segala bentuk teror, provokasi, yang berdampak pada permusuhan Ras, Suku dan memecah-belah sesama orang basudara.
Ketiga, menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk bersikap bijak dalam menggunakan sosial media, ataupun platform media pengantar pesan dengan tidak menyebarkan konten-konten berisikan ujaran kebencian, aksi-aksi kekerasan, dan berita palsu (hoax), dan menangkalnya dengan memberikan rujukan sumber informasi terpercaya.
Keempat, mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk melakukan penyelidikan terhadap seluruh rangkaian peristiwa yang mengarah pada terjadinya kerusuhan di beberapa tempat di wilayah Maluku.
Kelima, mendukung upaya penyelesaian konflik secara persuasif dan penegakan hukum sebagai bentuk tanggung jawab dari pemerintah untuk mewujudkan perdamaian secara utuh dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip netralitas dan berkeadilan.
“Harapan kami agar pernyataan sikap ini dapat ditindaklanjuti oleh Bapak Gubernur Maluku, Pangdam Pattimura dan Kapolda Maluku serta semua jajarannya dalam upaya merajut kembali perdamaian di bumi raja-raja. (S-10)
Tinggalkan Balasan