AMBON, Siwalimanews – Komisi II DPRD Kota Ambon, Selasa (24/8) siang melakukan on the spot ke dua SPBU di Kota Ambon, yakni SPBU Pohon Puleh dan SPBU Transit Passo.

Wakil ketua Komisi II Hary Far-Far menjelaskan, on the spot yang dilakukan komisi ini, bertujuan untuk melakukan pengecekan terhadap BBM bersubsidi di SPBU yang melayani penjualan BBM apa saja.

“Namun yang menjadi fokus kita yakni BBM bersubsidi, kenapa demikian, karena SPBU Pohon Puleh merupakan salah satu penerima BBM bersubsidi premium dan solar,” ucap Far Far kepada wartawan di sela-sela kegiatan itu.

Menurutnya, komisi ingin mengetahui, jumlah kouta BBM yang diterima berapa perhari, berdasarkan permintaan atau sudah ditentukan oleh Pertamina.

“Kita ingin tahu apakah proses penjualan BBM bersubsidi dijual mengikuti waktu atau tidak dan peruntukan untuk tipe-tipe kendaraan seperti apa saja, “ jelasnya.

Baca Juga: DPRD Minta BPJN Optimalkan CCTV di JMP

Dari hasil kunjungan ini, jumlah pengisiannya dibatasi oleh Pihak SPBU, untuk itu dalam waktu dekat, komisi akan mengagendakan untuk melakukan rapat kerja, yang nanti dengan pihak Pertamina dan sejumlah SPBU di Ambon.

Pasalnya, komisi merasa sangat tidak puas dengan kinerja Pertamina, sebab komisi  tidak mengantongi data, terkait berapa besar BBM bersubsidi maupun realisasinya di lapangan.

“Padahal kita juga tahu peruntukan BBM bersubsidi ini untuk dinikmati seluruh masyarakat Ambon,” tandasnya

Kendati demikian, tidak akan menutup kemungkinan komisi akan konsultasikan dengan BPH Migas, karena sampai hari ini ada asumsi, bahwa ada terjadinya illegal oil .

Sementara itu Manager SPBU Pohon Puleh Eka Malaiholo mengatakan, untuk penjualan premium dalam jam operasional tetap dilayani dari pukul  06.00 WIT hingga 21.00 WIT.

Untuk  rata-rata setiap hari, premium yang terjual itu diatas 10.000 liter. Permintaan ke Pertamina itu tergantung dari banyaknya kebutuhan yang diperlukan di SPBU.

“SPBU Pohon Puleh tapi tetap dikasih oleh Pertamina, yang pastinya harus memenuhi kapasitas stok, jangan sampai kosong ya bisa sampai Rp15.000 liter  per hari,” tuturnya.

Ia mengaku, untuk angkot yang datang mengisi di SPBU ini, satu hari satu kali, karena saat ini data yang  dimiliki dari SPBU sistematis, karena BBM disini premium bersubsidi, sehingga satu liter yang keluar tetap dipertanggungjwabkan.

Ditanya apakah untuk angkot dapat diisi lebih dari 30 liter, ia mengaku, yang pasti sampai saat ini itu setiap angkot dapat 31 liter. Sementara untuk roda dua juga masih tetap layani tergantung dari ukuran tangki motornya. (S-51)