AMBON, Siwalimanews – Usai ditemui Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno di Kantor Gubernur, ratusan mahasiswa UKIM kembali melanjutkan aksi mereka di depan Kantor Sinode GPM, Selasa (10/8) pukul 13.15 WIT.

Tiba di depan Kantor Sinode, Ketua Umum Senat Mahasiswa UKIM Vinsensius Talubun yang memimpin ratusan mahasiswa ini minta agar Ketua Sinode GPM menemui mereka.

“Kita datang untuk menyampaikan keluhan seorang anak kepada bapak. Kita hanya membacakan tuntutan, kita tidak menuntut kalau Ketua Sinode yang datang, tetapi kami minta untuk melihat masalah ini secara baik,” ucap Sekretaris Senat UKIM Yosi Linansera.

Selang beberapa menit kemudian, Ketua MPH Sinode GPM Pendeta Elifas Maspaitella menemui ratusan mahasiswa UKIM ini.

“Kalian boleh datang, tetapi tidak ada yang teriak-teriak. Saat ini kita sementara ada dalam pandemi Covid-19, kita tidak mau ada klaster baru lagi saat ini,” ucap Maspaitella.

Baca Juga: PCR tak Kunjung Dibeli, Timwas Sesali Sikap Pemprov

Pada kesempatan itu juga, Maspaitella minta kepada mahasiswa yang lain untuk kembali ke kampus, sementara beberapa perwakilan dari setiap fakultas akan melakukan audiens guna membahas persoalan rekomendasi Gubernur Maluku terkait calon rektor.

Usai mendengar penjelasan Ketua Sinode, mahasiswa yang melakukan aksi itu kemudian membubarkan diri kembali ke kampus, sementara beberapa perwakilan dipersilahkan masuk ke dalam ruang rapat Kantor Sinode.

Pertemuan dihadiri perwakilan senat mahasiswa, Ketua Sinode Pendeta Elifas Maspaitella, Wakil Ketua I MPH Sinode GPM Pendeta Ny L Bakarbessy, Wakil Ketua II Pendeta HI Hetharie, serta anggota MPH Sinode Pdt Nancy Soulissa/Gazpers dan Pendeta Rudi Rahabeat.

Sayangnya saat pertemuan berlangsung wartawan tak dijinkan untuk meliput.

Sekitar pukul 14.09 WIT pertemuan perwakilan senat mahasiswa dan Sinode GPM selesai dan mahasiswapun meninggalkan Kantor Sinode GPM.

Sementara itu, usai pertemuan Maspaitella menjelaskan, proses pemilihan Rektor UKIM diharuskan akan berjalan sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku.

“Dalam proses itu pemilihannya melalui senat maupun fakultas bahkan senat universitas dan yayasan. Dengan demikian biarlah proses itu berlangsung sesuai dengan mekanisme yang ada,” ujar Maspaitella.

Ia berharap, siapapun yang akan terpilih memimpin UKIM, harus ingat, bahwa sama halnya memimpin gereja, karena UKIM adalah bagian dari Gereja Protestan Maluku.

Ditanya soal tuntutan mahasiswa, Maspaitella mengaku, memang ada tuntutan yang disampaikan oleh perwakilan senat mahasiswa, namun dalam pertemuan tadi mereka tidak membahasnya.

“Kita hanya melakukan percakapan pengembalaan dengan mereka, agar yang pertama mereka fokus pada kuliah, jika mau melakukan fungsi kritis sebagai people power, mereka harus melakukannya pada aspek-aspek yang lain yang mesti dikritisi sebagai elemen pendukung demokrasi,” ucap Maspaitella.

Walaupun demikian, kata Maspaitella, dalam pertemuan itu dirinya telah menyampaikan himbauan dari Sinode GPM terkait proses pemilihan rektor tetap akan berlangsung mengikuti ketentuan dan mekanisme yang ada.

“Nanti kita kelola secara internal, yang pasti kita berusaha supaya kemurnian kita sebagai gereja dan kemudian UKIM sebagai lembaga intelektual akan terus kita pertahankan dan kita jaga, karena kepemimpinan UKIM adalah kepemimpinan dari gereja,” jelas Maspaitella. (S-51)