Selama setahun kita sudah bersama sama melewati masa pandemi Covid 19. Tak ada seorangpun dari kita yang memprediksikan bahwa ketika memasuki tahun 2020, kita akan menghadapi dahsyatnya virus ini yang mampu merebak di seantero permukaan bumi. Tentunya, banyak di antara kita yang kehilangan anggota kelu- arga karena virus ini. Karena anggota keluarga kita memiliki riwayat penyakit  yang berat atau kronis (penyakit bawaan), akhirnya kondisi tsb diperberat ketika virus ini melanda mereka.

Tentunya, banyak sesama anggota keluarga yang tidak dapat menghadiri pernikahan, kelahiran, wisuda, bahkan pemakaman karena terbatasnya arus bepergian dari kota ke kota, pulau ke pulau, propinsi ke propinsi yang lain. Sehingga dimensi sosial langsung terputus, rasa tersendat. Arus komunikasi dan bersilaturahmi hanya terjadi lewat media hand phone dan video call. Berjuta acara tertunda di selenggarakan, dari panggung hiburan, karya wisata, masa magang dan praktek, pernikahan, khitanan, pameran, kampanye politik bahkan sampai mudik Lebaran. Betapa dahsyatnya virus Corona menghempas kita semua termasuk dimensi sosial kita !!! Sepertinya Corona telah merenggangkan hubungan kita.

Kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang tak pernah lekang oleh kekeluargaan dan kekekabatan, Seketika tersentak dan berhenti. Kehidupan manusia dibatasi mobilitasnya, semua pertemuan dalam jumlah banyak orang dilarang dengan alasan apapun. Bahkan masyarakat dihimbau terus menerus dengan semboyan  5 M, yang bunyinya adalah :

  1. Memakai makser.
  2. Mencuci tangan dari air yang mengalir.
  3. Menjauhi kerumunan dan keramaian.
  4. Menjaga jarak / Social & Physical distancing
  5. Menutup mulut ketika batuk dan bersin.

Sebagian masyarakat kita cukup mematuhi semboyan 5M ini, tetapi dalam kenyataannya, banyak dari antara mereka yang tidak mematuhi. Berbagai alasan yang mereka ajukan. Misalnya : Corona cukup parah terjadi di Jawa, tetapi di Maluku tidak terlalu banyak korbannya. Sehingga pihak pemerintah Maluku mengantisipasi dengan penjagaan ketat oleh para petugas dari Dishub, Satpol PP, bahkan TNI—Polri. Sampai terbersit sekarang tidak ada sweeping STNK / hal yang berurusan dengan motor, yang ada hanya sweeping Masker. Karena dilarang terjadi kerumunan dan keramaian. Jadi kalau keluar rumah, jangan lupa Masker !! Lupa helm atau STNK tak jadi masalah !!!!

Setelah setahun Corona berlalu, mobilitas masyarakat tidak terlalu dibatasi. Dari kota kota, pulau ke pulau, propinsi ke propinsi yang lainnya diperbolehkan bepergian tetapi harus lolos tes SWAB—(negatif Corona). Tanpa selembar surat tsb, maka kita tidak dapat bepergian dengan bebas seperti dulu. Permintaan surat lolos tes ini akan meminimalisir jumlah orang yang hendak bepergian. Jadi mereka yang bepergian memang benar hendak pergi, dengan tujuan tugas dinas dan kerja, acara keluarga, dsb. Selektifitas ini cukup berhasil dalam prakteknya dilapangan.

Baca Juga: KEPRIHATINAN DUNIA PENDIDIKAN di masa PADEMI COVID 19

Sesudah diberlakukan tes SWAB, masyarakat dipersiapkan untuk vaksinasi secara global. Semua lapisan masyarakat didata, dihubungi lewat handphone, Dan vaksinasi sudah berlangsung dari awal bulan Maret. Sebagian masyarakat bersyukur dengan hal ini, karena mereka lebih leluasa keluar rumah, walau masih harus memakai masker. Sebagian masih ragu ragu dengan vaksin ini, ditambah lagi bagi mereka yang mempunyai riwayat penyakit bawaan. Akhirnya, mereka tidak dapat / batal divaksin.

Berikut adalah pemaparan renungan singkat dan bermakna tentang kehadiran Corona yang telah  memberikan wejangan makna kehidupan bagi kita.

  1. Hidup itu singkat

Banyak manusia menyia nyiakan dan membuang waktu sehingga aku datang baru mereka sadar bahwa hidup hanya seujung napas. Hidup itu pendek, tak seorangpun dapat menentukan kapan dia harus meninggalkan hidup ini. Karena rata rata orang hidup di Indonesia adalah 70 tahun. Karena kita tak tahu apakah besok kita masih bernapas kembali ?? Jadi isilah hidup ini dengan hal yang positif dan bermakna bagi diri sendiri maupun orang lain. Seperti Peribahasa mengatakan : Gajah mati meninggakan gading, macam mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama dan kenangan.

  1. Hidup itu sementara / tidak abadi

Setelah aku hadir, banyak manusia yang baru sadar bahwa hidup tak selamanya abadi. Ada saatnya kita harus pergi dari dunia yang fana ini. Hidup itu sangatlah bersifat fana, tak kekal. Jangan menyombongkan diri untuk apa yang kau peroleh dalam hidup ini. Karena  tentunya engkau tak tahu apa yang terjadi di hari esok. Tak ada yang abadi di muka bumi ini.  Tragisnya harta dan kekayaan  tak dapat dibawa ke dalam peti mati !! Lihatlah, waktu seorang bayi dilahirkan, jarinya menggengam erat dunia ini, tetapi ketika kita wafat, jari kita terbuka melepas semuanya.

  1. Hidup itu berharga

Kehadiranku membuat manusia sadar bahwa kekayaan tak bernilai sama sekali jika dibandingkan dengan kehidupan. Manusia tak bisa membeli satu napas kehidupan sekalipun. Kekayaan manusia tak dapat menyambung sehela napaspun. Hiduplah dengan memiliki kesan positif dan menyenangkan bagi orang di sekelilingmu. Ingin seperti apakah anda dikenang oleh mereka ??? Hargailah dan isilah kehidupan dengan hal yang bermakna bagi orang banyak, karena hidup tak pernah datang untuk kedua kalinya. Cintai dan milikilah kehidupan yang penuh bermakna karena hanya sekali aja kau jalani, hai sobat !!

  1. Hidup itu indah.

Setelah aku hadir, banyak manusia mulai sadar bahwa hidup itu indah dan harus di isi dengan sukacita. Ketika sakit, baru sadar bahwa sehat itu tak ternilai harganya dan tak dapat dibeli. Tak perlu sesali kehidupan ini. Nasib setiap orang tak sama. Jangan ratapi dan sesali !!! Tersenyum dan nikmatilah hal hal disekelilingmu. Pastilah banyak keindahan di sekitarmu !! Terlalu banyak keindahan yang dapat disyukuri selalu. Pandanglah langit yang berpelangi, bunga indah yang bermekaran. Dengarlah burung yang berkicau and balita yang mengoceh !! Simaklah mereka dengan hatimu !!

  1. Hidup itu kesempatan

Ada kalanya orang yang kita kasihi tiba tiba saja pergi meninggalkan kita. Aku mengajari manusia bahwa ada kalanya kesempatan itu tak datang kedua kalinya. Hargailah dan penuhilah kesempatan itu dengan perkara yang benar, sekecil apapun !! Gunakanlah sebaik baiknya !! Karena waktu dan kesempatan tak dapat dimundur, diberhentikan serta dipercepat.  Seberapa kayanya seseorang tak dapat menciptakan kesempatan. Karena kesempatan bergulir terus dengan begitu pesat. Hiduplah seolah olah  hari ini adalah hari terakhirmu dalam dunia ini !!!

  1. Hidup itu melayani

Aku mengingatkan manusia untuk senantiasa giat melayani Tuhan karena saatnya akan tiba bahwa manusia tak akan lagi bisa melayani Tuhan dan sesama. Melayani memberikan energi positif yang baru, sukacita bagi kesehatan jiwamu. Karena lebih berbahagia dan terhormat di mata Tuhan melayani daripada dilayani. Jadi mulailah dari sekarang lebih suka dan sering melayani orang di sekitarmu tanpa menunggu dan diminta terlebih dahulu !!! Lakukanlah sekecil usaha apapun untuk orang lain. Jangan pernah menundanya, hai kawan !!

  1. Hidup itu berbagi

Gara gara aku, banyak orang mulai mau berbagi : makanan, minuman, sembako, sampai masker di jalanan. Sepertinya aku berhasil membuat orang menjadi lebih peduli dan memperhatikan  dengan sesamanya. Orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri, tidak akan mengalami kebaha­giaan dalam hidupnya. Aku membuat orang tidak lagi egois. Dan salah satu bentuk peduli adalah berbagi, karena hal itu tentunya tidak pernah menye­babkan kamu menjadi miskin dan berkekurangan, sebaliknya kamu akan menjadi “kaya” dan ber­syukur dalam kehidupan ro­hanimu. Jangan pernah berhenti berbagi bagi sesamamu. Apapun itu yang dibagi !!

  1. Hidup itu milik Tuhan

Sampai aku datang, banyak manusia tidak sadar bahwa hidup mereka itu sebenarnya rapuh, le­mah, dan tak berdaya. Gara gara aku sekarang banyak orang yang mau beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena me­reka takut virus ini akan mem­bawa mereka cepat menjemput ajal.

Ya, semoga setelah aku pergi mereka masih tetap mau dekat kepada Tuhan. Tuhanlah sumber kehidupan. Hargailah kehidupan yang telah Dia berikan kepa­damu. Jangalah bersandar pada kekuatanmu !!

Mendekatlah padaNya, maka Dia juga akan selalu mendam­pingimu.

Pada awal terjadi Corona, se­pertinya virus ini merenggangkan hubungan komunikasi, keke­luargaan, dan kekerabatan kita, karena begitu cepat merebaknya virus ini membuat pemerintah selalu menghimbau masyarakat luas untuk selalu tinggal di rumah / stay at home. Dengan tinggal di rumah, berarti menghindari kerumunan di luar rumah. Ketika berada di rumah, komunikasi, kebersamaan, dan kekeluargaan semakin terjalin dengan mesra. Jadi justru virus Corona meng­akrabkan hubungan komunikasi kita semua.

Fakta menunjukkan, tidak semua pekerjaan dan aktivitas dapat dikerjakan dari rumah. Singkatnya, penduduk takut bepergian dan beraktivitas di luar rumah. Waktu berjalan setahun, pertumbuhan penderita virus ini melambat, masyarakat mulai berani keluar dari rumah. Kehidupan berangsur angsur normal kembali tetapi dengan melakukan New Normal / Normal Baru.

Berikut sekelumit renungan singkat tentang kehadiran Corona yang berdampak banyak bagi perubahan dimensi sosial kita. Inilah sederetan kata bijak bijak yang dapat direnungkan bagi kita semua, sehubungan dengan kondisi sosial belakangan ini yang banyak mempengaruhi kita semua.

BILA  ENGKAU

Bila engkau tidak bisa menjadi pohon cemara rindang di bukit, jadilah belukar indah di tepi parit. Bila engkau tidak bisa menjadi belukar, jadilah rerumputan yang membuat jalan jalan jadi se­marak. Bila engkau tidak bisa menjadi gurami di kolam, jadilah ikan teri terindah di tambak. Bila engkau tidak bisa  menjadi komandan dalam sebuah batal­yon, jadilah prajurit yang tangguh dalam medan pertempuran.

Bukan kebesaran yang menentukan menang atau kalah, yang penting jadi wajar, apa adamu dan menjadi dewasa !!!

ARTI   HIDUP

Hidup adalah anugerah, terimalah. Hidup adalah tantangan, hadapilah. Hidup adalah penderitaan, atasilah.

Hidup adalah pertandingan, menangkanlah. Hidup adalah kewajiban, lakukanlah. Hidup adalah kesukaan nikmatilah.

Hidup adalah lagu, nyanyikanlah. Hidup adalah janji,, penuhilah. Hidup adalah teka teki, pecahkanlah. Hidup adalah kasih, bagikanlah. Hidup adalah kesempatan, gunakanlah. Hidup adalah keindahan, bersyukurlah.

Bertindak dan isilah hidupmu bagi kemuliaannya !!!! oleh: Debora Harsono Loppies S.Pd M.Pd Dosen FAKES- UKIM