AMBON Siwalimanews – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku M Lukman Hakim mengaku, tekanan harga pada kelompok transportasi serta makanan, minuman, dan tembakau mendorong peningkatan inflasi di Provinsi Maluku pada periode Maret 2022.

“Kelompok transportasi mencatatkan inflasi sebesar 1,74% (mtm) yang utamanya didorong oleh kenaikan tarif angkutan
udara hingga 7,80% (mtm),” ucap Lukman kepada Siwalimanews di Ambon, Sabtu(2/3).

Meningkatnya tarif angkutan udara ini kata Lukman, tidak lepas dari kebijakan pelonggaran persyaratan pelaku perjalanan udara berdasarkan Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor: 21 Tahun 2022 yang berdampak pada meningkatnya permintaan masyarakat
terhadap jasa penerbangan.

Sepanjang Maret 2022, kenaikan tarif angkutan udara lintas provinsi tercatat meningkat sebesar 12-28%. Demikian pula dengan tarif angkutan udara intra provinsi (rute di dalam lingkup Provinsi Maluku) yang tercatat meningkat hingga lebih dari 50%.

Selanjutnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan inflasi sebesar 0,36% (mtm) yang utamanya didorong oleh tekanan harga pada komoditas hortikultura seperti cabai rawit dan bawang merah.

Baca Juga: Jabat Ketua Koni, Ini Komitmen Murad Bangun Olahraga di Maluku

“Harga cabai rawit meningkat sebesar 23,78% (mtm) sementara bawang merah meningkat 11,02% (mtm),” tandasnya.

Kenaikan harga komoditas tersebut disinyalir karena keterbatasan pasokan, akibat tingginya curah hujan yang berdampak pada hasil panen di daerah sentra. Meningkatnya inflasi kelompok makanan, minuman, tembakau juga disebabkan oleh komoditas tahu mentah yang mengalami inflasi sebesar 12,89% (mtm) yang merupakan dampak dari terbatasnya pasokan kedelai yang terjadi secara nasional.

Inflasi di Provinsi Maluku pada Maret 2022 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu tercatat 0,44% (mtm), lebih tinggi dari bulan Februari 2022 yang mengalami deflasi sebesar -0,48% (mtm). Namun demikian, capaian inflasi Provinsi Maluku
tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) yang tercatat sebesar 0,60% (mtm) maupun inflasi nasional yang tercatat 0,66% (mtm).

“Sebagai upaya pengendalian harga menjelang Bulan Ramadhan, TPID Provinsi Maluku berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi yang didasarkan pada strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif),” tuturnya.

Sebagai bagian dari implementasi strategi 4K tersebut, TPID Provinsi Maluku telah melakukan kegiatan sidak pasar dalam rangka pemantauan harga serta stok bahan pokok secara langsung ke Pasar Mardika dan beberapa distributor besar. Selain itu juga akan digelar kegiatan pasar murah secara mobile yang rencananya akan dilaksanakan pada 18-21 April nanti. (S-21)