AMBON, Siwalimanews – Kepolisian Daerah Maluku diminta untuk lebih trans­paran terkait dengan pena­nganan kasus penembakan warga Negeri Itawaka oleh penembak misterius,  Senin (15/6) lalu.

Keluarga korban Papilaya, Likumahua, Hattu memberi­kan apresiasi kepada Kapol­da Maluku Irjen Pol Lotaria Latif dan jajaran yang sejak penembakan terus bekerja untuk mengungkap pelaku.

Namun, memasuki pekan ke empat sebagai keluarga korban belum juga menge­tahui sejauhmana perkem­bangan penanganan kasus oleh Polda Maluku.

“Keluarga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kapolda Maluku atas berbagai tahapan dan tindakan yang telah dilaku­kan tetapi sampai dengan saat ini keluarga belum me­ngetahui secara pasti pro­ses­nya sejauhmana,” ujar keluarga dalam video pernyataan sikapnya yang diterima Siwalima, Jumat (2/6).

Dijelaskan, seringkali terjadi kasus penembakan oleh OTK yang me­nyebabkan masyarakat di Kecama­tan Saparua Timur khususnya Ne­geri Tuhaha dan Siri-Sori menjadi korban yang sampai saat ini belum pernah diungkap pihak kepolisian.

Baca Juga: Huwae: 8 Tersangka Pengadaan Kapal SBB Segera Diperiksa

Rasa keraguan tersebut mendo­rong keluarga korban secara moral menyampaikan sikap agar secepat­nya kepolisian segera menemukan tersangka penembakan.

“Kami yakin sungguh bahwa kepolisian Maluku sangat profesio­nal dalam menangani kasus tersebut namun tidak menghalangi keluarga korban untuk mendapatkan hak hukum,” tegasnya.

Sebagai warga negara maupun warga masyarakat, keluarga Papi­laya, Likumahua, Hattu juga berhak untuk mengetahui setiap perkem­bangan tahapan penanganan kasus oleh aparat kepolisian.

“Sebagai keluarga korban kami selalu siap bekerja sama dengan pihak Polda Maluku, Polresta Pulau Ambon dan Pulau Pulau Lease, Polsek Saparua, Pos Saparua Timur dalam proses penanganan kasus tersebut,” jelasnya.

Tak hanya itu, Keluarga korban juga akan mengawal kasus tersebut sampai pada tingkat peradilan sehingga putus

Ungkap Pelaku

Polisi bergerak cepat dan mulai menyelidiki penembakan misterius yang menewaskan Welna Hattu dan melukai Ronald Papilaya.

Dua warga Desa Itawaka itu ditembak orang tak dikenal, di Ke­camatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah, tepatnya di perba­tasan Desa Tuhaha-Siri Sori Sarani, Senin (15/5) sore.

Hattu, guru honorer pada SMA4 Porto-Haria, nyawanya tak bisa diselamatkan oleh paramedis dan di RSUD Saparua.

Korban lain yang selamat, RP alias Ronald Papilaya, tertembak pada waktu yang hampir bersamaan, pada pipi kanan, dan kini korban sementara dirawat di RSUD Saparua.

Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif meminta jajarannya untuk mengusut tuntas kasus tersebut serta mengungkap dalang dibalik penembakan itu.

“Kami bertekad untuk mengung­kap pelaku penembakan. Upaya penyelidikan yang dilakukan diha­rapkan dapat membawa keadilan bagi para korban dan masyarakat secara keseluruhan,” katanya.

Menghadapi situasi tersebut, Kapolda menghimbau tokoh-tokoh masyarakat dan seluruh warga untuk tetap menjaga ketenangan serta menghindari tindakan yang dapat memanas-manasi keadaan.

Ia juga menekankan pentingnya mendukung upaya menjaga stabili­tas dan keamanan wilayah.

“Kami mendorong tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan pernyataan yang menyejukkan serta menyuarakan kebijaksanaan dalam merespons insiden penembakan ini, dan jangan mudah untuk terpro­vokasi,” pintanya.

Di sisi lain, tambah kapolda, kasus tertembaknya dua warga ini me­ngindikasikan masih ada sebagian masyarakat yang menyimpan senjata api, sisa-sisa peninggalan konflik tahun 1999 silam.

Hal ini juga dibuktikan dengan adanya penangkapan warga sipil di Kabupaten Seram Bagian Barat yang membawa senjata api. Juga adanya pengungkapan penyelundu­pan senjata api pada beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, perilaku masya­rakat yang suka berburu dengan senapan angin atau senjata-senjata rakitan, kata Kapolda, juga sangat membahayakan apabila ada peluru nyasar yang dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, Kapolda meng­himbau kepada warga yang masih memiliki senjata api agar segera menyerahkannya kepada aparat kepolisian setempat. Dengan me­nyam­paikan senjata api ke pihak berwajib, masyarakat dapat mem­bantu mengurangi risiko kejadian serupa di masa mendatang.

“Kami juga mengajak masyarakat yang mengetahui adanya individu yang masih menyimpan senjata api untuk melaporkannya kepada polisi. Kerja sama dari masyarakat dalam memberikan informasi sangat berarti bagi upaya pencegahan dan penanganan kejahatan di wilayah ini,” pintanya.

Kepada keluarga korban yang tertembak Kapolda Maluku menyam­paikan rasa belasungkawa yang mendalam. “Kami berkomitmen untuk memberikan keadilan dan perlindungan kepada seluruh mas­yarakat Maluku,” tegasnya.

Untuk seluruh masyarakat, Kapol­da juga menghimbau agar tetap tenang dan mempercayakan proses penanganan kasus tersebut kepada aparat kepolisian.

“Dengan bekerja sama, menjaga kebersamaan, dan memberikan du­kungan, kita dapat memastikan bahwa situasi di Saparua tetap kon­dusif dan aman,” ungkapnya.

Sebagaimana diberitakan, tem­bakan yang dilepaskan penembak misterius, mengakibatkan korban Welna Hatu tewas. Dia tertembak pada leher dan sempat dilarikan ke RSUD Saparua, namun nyawanya tidak dapat tertolong. (S-20)