NAMLEA, Siwalimanews – Keluarga inti pasien positif Covid-19 berini­sial HB di Desa Seith, Kecamatan Teluk Kayeli, Kabupaten Buru meno­lak diswab untuk meng­ambil sampel lendir.

Tak hanya keluarga inti, namun warga Seith yang kontak dekat dengan HB juga bersikap yang sama.

Seharusnya tim Satgas Covid-19 mengambil swab dari keluarga inti yang tinggal serumah di Desa Seith, yaitu ayah dan ibu HB, kakek dan neneknya, serta ketiga adiknya.

Rencana awal dilakukan Sabtu (13/6) lalu, hanya tertunda karena tim menunggu pengiriman alat swab dari Ambon yang telad tiba akibat tidak ada angkutan. Namun saat hendak dilakukan Rabu (16/6), tim mendapat penolakan dari warga dan keluarga inti.

Bahkan ayah HB,  La Buja Boton seperti diberitakan beberapa media online, sempat sesumbar kalau keluarganya telah diperiksa dan tidak ada yang tertular dari anaknya.

Baca Juga: PKM Gagal Tekan Corona

Dengan dalih telah diperiksa dan hasilnya negatif La Buja Buton lalu berasumsi bahwa Covid-19 adalah penyakit parlente. Terbukti ia masih hidup sehat dengan keluarga.

Bukan hanya La Buja dan keluarga saja yang menolak diswab, puluhan orang yang pernah kontak dengan HB juga menolak dirapid test. Dari rencana 52 orang yang dirapid test, baru 29 kontak yang sudah jalaninya dan non reaktif.

Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Buru, Nani Rahim kepada wartawan Kamis (18/6), turut membenarkan adanya penolakan dari keluarga HB dan warga di Desa Seith.

“Iya, masyarakat Seith menolak rapid rest dan swab.  Pak kadis Kesehatan akan edukasi ke sana, “kata Nani Rahim.

Nani Rahim juga ikut mengungkapkan, saat MAM hasil rapid testnya reaktif tanggal 7 Juni lalu, ia kurang disiplin menjalani karantina mandiri di rumahnya. Ia diketahui keluar rumah dan berkumpul dengan rekan-rekannya pasca di atas tanggal tersebut.

Karena itu satgas menghimbau agar siapa saja yang merasa pernah kontak dengan MAM, agar melapor diri ke Dinas Kesehatan guna diperiksa kesehatan.

“Kami harapkan siapa saja yang merasa pernah kontak  dengan MAM agar melaporkan diri ke dinas kesehatan. Teman-teman yang pernah kontak dengan MAM, datang di Dinas Kesehatan, kita rapid test,” himbau Nani Rahim.

Sampai hari ini, satgas telah menswab 10 orang rekan kontak erat pasien positif Covid-19. Delapan orang dari kalangan BRI Namlea, 1 suami dari pegawai BRI dan satu rekan kontak tenaga kesehatan.

Hasil swab 10 orang ini, baru akan dikirim kemarin ke Ambon, karena tidak ada angkutan. “Kemarin ada 5 orang rekan MAM juga sudah dirapid test, hasilnya non reaktif,” tambah Nani Rahim.

Nani Rahim juga memastikan, tracking masih terus berlanjut terutama bagi yang kontak erat. “Kami juga mengharapkan kesadaran masyarakat yang merasa pernah kontak dengan pasien positif dapat melaporkan diri ke dinas kesehatan untuk dilakukan rapid test,” himbau Nani Rahim. (S-31)