Kepemimpinan Gubernur Maluku, Murad Ismail dan  Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno banyak kebijakan yang kontroversial. Tidak sedikit kebijakan-kebijakan tersebut memancing beragam pendapat karena tidak menyentuh kesejahteraan masyarakat.

Proyek-proyek yang dikerjakan lebih banyak kepentingan kolega ketimbangkan kepentingan mensejahterakan masyarakat. Uang daerah digelontorkan untuk memuaskan nafsu kolega sebagai bentuk balas budi dalam perhelatan pilgub kemarin.

Sejak dilantik 24 April 2019, tidak ada perkembangan yang signifikan dari duet Murad-Orno ini. Justru terjadi ketimpangan dalam pemerintahan. Usai dilantik, tak lama berselang keduanya mulai tidak akur. Tugas-tugas Orno didelegasikan kepada Sekda kala itu Kasrul Selang.

Rakyat Maluku bingung. Ada apa dengan Murad dan Orno. Kemesrahan keduanya tidak lagi terlihat seperti dulu. Hampir setahun Murad dan Orno berpisah. Keduanya baru kembali rujuk pada 2021 ini.

Sikap tidak mandiri dalam menjalankan roda pemerintahan kadang menyakiti hati rakyat Maluku. Tidak sedikit tindakan dan kebijakannya membuat rakyat Maluku mengelus dada.

Baca Juga: Menunggu Walikota Ambon Buka Sekolah

Sebut saja pencopotan Dirut Bank Maluku yang cacat prosedur termasuk pencopotan Sekda Maluku. Belum lagi kebijakan-kebijakan pemerintahan lainnya di luar mekanisme. Proyek-proyek yang anggarannya berasal dari pinjaman PT.SMI dikerjakan tidak sesuai aturan hingga rencana pemindahan RSUD Haulussy juga tidak sesuai mekanisme yang sesungguhnya. Rakyat Maluku hanya menonton, tapi hatinya menangis.

Apakah ini rakyat Maluku salah memilih pemimpinnya, ataukah dosa pendiri negeri penghasil cengkeh dan pala ini. Tidak ada yang istimewa dari kepemimpinan Murad-Orno. Justru penilaian negatif masyarakat yang tinggi karena muak dengan kebijakan-kebijakan kontroversial itu.

Murad kadang dalam sejumlah pertemuannya di ruang-ruang publik tidak mengontrol diri dengan baik. Bahkan ia tidak segan-segan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang berbauh makian kepada rakyatnya.

Hal itu mengundang ekspektasi rakyat antipati tidak hanya di Maluku tapi orang Maluku di seluruh belahan dunia. Tidak ada prestasi di kepemimpinan Murad-Orno. Yang ada hanya kontroversi.

Memang baru dua tahun keduanya memimpin Maluku. Tapi disisah masa kerja keduanya semoga ada perubahan. Rakyat Maluku berharap ada kesadaran dalam merubah tata cara kelola pemerintahan.

Kesadaran untuk membangun Maluku menjadi yang terbaik. Terpenting, mau membuka diri, mendengar keluhan masyarakat Maluku. Tidak arogan dan mau menang sendiri. Kita berharap, disisah masa kepemimpinan Murad-Orno, ada secercah harapan untuk menjadikan Maluku kedepannya lebih baik. Jangan lagi ada ucapan-ucapan yang menyakiti hati rakyat. Jangan ada lagi kebijakan-kebijakan yang tidak pro kepada rakyat. (**)