Kasrul Prihatin Ada ASN Aniaya Anak Hingga Tewas
AMBON, Siwalimanews – Sekda Provinsi Maluku, Kasrul Selang mengaku prihatin ada ASN Pemprov Maluku aniaya anaknya hingga tewas. Pemprov Maluku akan melakukan penyelidikan terhadap keterlibatan Edy, ASN Pemprov Maluku yang berdinas RSUD dr M. Haulussy sebagai sopir ambulance bersama dengan istrinya Merry Kadir telah ditahan di Rutan Mapolresta Ambon dan Pulau-pulau Lease.
“Saya baru dengar ada pegawai kita terlibat dan sudah ditahan, nanti kita akan selidiki dan cek kasusnya ke Polresta Ambon,” kata Sekda Maluku, Kasrul Selang ketika dikonfirmasi Siwalima di Kantor Gubernur Maluku, Senin (12/10).
Dirinya mengaku kaget kalau ada kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh bawahannya hingga menyebabkan orang lain meninggal dunia. “Saya memang belum dapat laporan dari atasannya, pasti nanti kita akan selidiki,” tandasnya singkat.
Dibekuk Tim Reskrim
Sebelumnya diberitakan, tim dari Ditreskrim Polresta Ambon membekuk Edy dan Merry Kadir, pasangan suami istri (Pasutri) yang diduga menganiaya anak angkat mereka hingga tewas. Mereka ditangkap di kediamannya di Kudamati, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon Rabu (7/10) dinihari.
Baca Juga: Mahasiwa IAIN Demo Tolak Omnibus Law di Kantor GubernurKorban berusia 8 tahun ini diduga disiksa hingga tewas oleh ayah angkatnya Edy, salah satu pegawai RSUD Haulussy dan istrinya Merry Kadir, guru SDN 82 Kudamati.
Informasi yang berhasil dihimpun dari warga sekitar rumah pelaku, kedua orang tua angkat ini ditangkap polisi tanpa perlawanan. Awalnya sempat melarikan diri saat dicari polisi, namun akhirnya tertangkap pada Rabu (7/10).
“Korban ini merupakan warga Desa Tial yang diangkat sebagai anak oleh pasangan suami istri ini sebelum dianiaya hingga meninggal dunia,” jelas beberapa tetangga pelaku kepada Siwalima, Kamis (8/10).
Korban disiksa hingga nyaris tewas, kemudian pelaku mengembalikan korban ke orang tua kandungnya dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan saat korban dipulangkan ke keluarganya itu, mulut korban sudah mengeluarkan busa.
Orang tua korban mencoba membawa korban ke RS Tulehu, namun Tuhan berkata lain. Korban akhirnya meninggal dunia.
Kini suami istri yang merupakan PNS Pemprov Maluku dan Kota Ambon itu sementara ditahan di Rutan Polresta Ambon.
Kasubag Humas Polresta Ambon Ipda Isack Leatemia yang dikonfirmasi Siwalima di Mapolresta, Kamis (8/10) terkait peristiwa ini mengatakan, dirinya tak dapat mengomentarinya, sebab akan dijelaskan dalam konfrensi pers bersama Kapolresta.
“Nanti saja akan dijelaskan dalam konfrensi pers bersama pak Kapolresta,” ungkap Kasubag.
Makam akan Dibongkar
Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Kombes Leo Surya Nugraha Simatupang mengatakan, pihaknya akan menyelidiki penyebab kematian korban, dengan menggali makan korban untuk diotopsi.
Proses otopsi itu, lanjut kapolres akan dilakukan Sabtu (10/10) dan saat ini masih menunggu kesiapan dokter.
“Saat ini kita tunggu otopsi jenazah. Kita rencanakan tunggu kesiapan dokter. Kita harapkan, Sabtu (10/10) besok sudah dilakukan pembongkaran makam korban untuk kita otopsi agar mengetahui penyebab pasti kematiannya,” jelas Kapolresta kepada Siwalima disela-sela pengamanan aksi demo di Gedung DPRD Maluku, Kamis (8/10).
Kapolresta juga membenarkan, kalau pelaku penganiayaan merupakan pasutri yang bermukim di kawasan Kudamati, dan merupakan orang tua angkat korban. Keduanya juga kini telah ditahan di Rutan Polresta Ambon guna menanti proses lebih lanjut. (S-39)
Tinggalkan Balasan