AMBON, Siwalimanews – Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif menyesalkan bentok kembali terjadi di Kabupaten Maluku Tenggara.

Hal ini karena sudah beberapa kali bentrok antar warga terjadi hingga sampai di proses hukum dan para pelaku menjalani huku­man.

Demikian diungkapkan Ka­polda saat menjenguk Kasat Reskrim Polres Malra, AKP Wido Dwi Arifiya Zaen di RS Siloam, Ambon, Kamis (22/2) yang menjadi korban bentrok Malra, Selasa (20/2) malam

AKP Wido Dwi Arifiya Zaen terluka saat mengamankan bentrok antar warga yang terjadi di depan Toko Terra, Perumahan Pemda, Ka­bu­­paten Malra, Selasa (20/2) malam

Kapolda berpesan agar warga menyudahi dan hentikan konflik yang berulang dan membuat citra dan nama baik daerah Malra menjadi tidak baik di mata masyarakat Maluku dan luar Maluku.

Baca Juga: Stasiun Pengisian Hidrogen Kendaraan Mulai Beroperasi

“Saatnya kita terus meningkatkan semangat persaudaraan dan per­satuan dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ajaknya.

Bagaimana pemerintah mau membangun dan memajukan daerah tersebut, lanjut Kapolda, kalau setiap saat pemerintah harus mengeluarkan biaya pemulihan dan rehabilitasi fisik akibat konflik-konflik yang berulang tersebut.

Padahal seharusnya anggaran negara tersebut bisa digunakan untuk mengembangkan penba­ngu­nan yang lain yang lebih baik.

“Mari kita semua berfikir jernih, menghilangkan ego perorangan atau  kelompok, emosi sesaat dan menjaga kerukunan antar sesama terutama untuk generasi muda kita ke depan,” pintanya.

Sementara untuk pihak ke­luarga, Kapolda meminta untuk se­lalu bersabar dan tetap sema­ngat mendampingi AKP Wido. Ia juga meminta pihak keluarga agar se­lalu berdoa untuk kesembu­hannya.

“Kami berharap yang bersang­kutan tetap kuat dan berusaha sembuh agar dapat kembali be­kerja untuk melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat,” pintanya.

Kapolda memberikan apresiasi tinggi kepada Kasat Reskrim dan seorang anggota Brimob di Malra yang terluka karena mencoba menghentikan konflik di tengah masyarakat.

Rawat di RS Siloam

Menjadi korban bentrok Pemuda di kabupaten Maluku tenggara, Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara, AKP. Wido Dwi Arifiya Zaen akhirnya tiba di RS Siloam untuk mendapat perawatan lanjut.

AKP. Wido dirujuk ke RS Siloam Ambon setelah sempat mendapat­kan penanganan medis di RSUD Karel Sadsuitubun, Kabupaten Maluku Tenggara. Ia terluka ter­kena panah di bagian kepala saat mengamankan bentrok antar warga di Malra.

Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif dalam kesempatan tersebut memastikan kondisi Kasat dengan menjenguknya.

Saat menjenguk Wido, Kapolda didampingi Karo Ops, Karo SDM, Direktur Reskrimum, dan Kabid Propam Polda Maluku. Ia juga didampingi Direktur Rumah Sakit Siloam Ambon beserta dua orang dokter.

Kunjungan yang dilakukan Ka­polda bersama sejumlah pejabat utama Polda Maluku ini diharapkan menjadi penyemangat dan moti­vasi, agar korban bisa berusaha tetap sembuh.

Himbau

Kapolres Malra AKBP Frans Duma menghimbau kepada semua pihak agar dapat menahan diri, serta menyerahkan sepe­nuhnya persoalan itu kepada polisi selaku aparat penegak hukum.

Seluruh elemen masyarakat, juga diminta untuk terus merawat kebhinekaan serta menjaga per­saudaraan, persatuan dan kesa­tuan sebagai anak-anak Maluku.

Kapolres mengatakan, situasi kamtibmas sejak tahapan pemilu digelar hingga saat ini aman dan kondusif. Kondusifitas dapat tercipta atas kesadaran semua anak negeri dalam merawat kebhi­nekaan dan menjaga persatuan di daerah para raja-raja ini.

“Jangan karena masalah se­pele, sehingga keamanan dan kedamaian yang selama ini sudah tercipta ternoda karena ulah satu dua orang. Kalau ada masalah se­gera lapor kepada aparat kepo­lisian, jangan main hakim sendiri yang malah akan merugikan banyak orang,” pintanya.

Kepada Penjabat Bupati dan seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat maupun tokoh pemuda, Kapolres mengajak agar dapat bersama-sama terlibat dalam mendamaikan bentrokan tersebut.

“Saya menghimbau kepada Bapak Penjabat Bupati bersama tokoh-tokoh masyarakat agar dapat bersama-sama turun langsung untuk mengkondusif­kan wilayah tersebut,” ajaknya.

Maluku Tenggara, kata Kapolres, merupakan daerah yang memiliki potensi besar baik sumber daya alam maupun pariwisatanya. Oleh­nya itu, semua pihak wajib men­jaga keamanan dan ketentraman agar para wisatawan bisa ber­kunjung, sehingga dapat mem­bawa kemajuan dan kemakmuran bagi rakyat.

“Bila ada persoalan mari sama-sama kita menghormati dan menghargai serta menyelesaikan setiap persoalan dengan hati dan kepala yang dingin, dan me­nyerahkan prosesnya pada hukum yang berlaku,” harapnya.

Kapolres juga mengajak seluruh lapisan masyarakat agar jangan terprovokasi dengan orang-orang atau kelompok yang sengaja menginginkan daerah ini terus dianggap sebagai wilayah yang tidak aman dan kondusif untuk pelaku-pelaku usaha.

Bila ada berita hoax yang merusak semangat persaudaraan dan persatuan, agar benar-benar diklarifikasi dengan aparat kea­manan dan jangan bertindak sendiri-sendiri. “Laporkan kepada kami, biar kami yang akan menin­dak lanjuti hal tersebut. Mari kita jaga Maluku Tenggara yang aman dan damai dengan semangat Katong Samua Basudara,” ajak­nya.

Peran Intelijen Diperketat

Guna mencegah potensi gang­guan kamtibmas pasca pemilu serentak, DPRD Maluku meminta peran intelijen diperketat.

Permintaan ini disampaikan Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Maluku, Michael Tasaney kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Kamis (22/2) merespon bentrok antar warga yang terjadi di Kabupaten Maluku Tenggara.

Tasaney mengungkapkan pasca pemilu serentak bisa saja me­nimbulkan potensi konflik dikala­ngan masyarakat, sehingga harus diantisipasi oleh aparat kepolisian dengan memperketat peran intelijen..

“Peran intelijen perlu diperketat lagi untuk mendeteksi potensi konflik ditengah masyarakat agar tidak terjadi bentrok serupa yang menyebabkan Kasat Reskrim Polres Malra menjadi korban,” ujar Tasaney.

Intelijen kata Tasaney harus dapat mendeteksi dini daerah-daerah yang rawan konflik sebelum terjadi dan merugikan semua pihak.

Tak hanya peran intelijen, Tasa­ney juga mengingatkan semua elemen masyarakat di Maluku untuk tetap menjaga kedamaian yang telah terbangun selama ini, dan tidak mudah terprovokasi de­ngan isu-isu yang bisa menim­bulkan benturan dalam masya­rakat.

Ditambahkan, jika ada persoalan maka harus menggunakan saluran aparat kepolisian sebagai sarana untuk menyelesaikan tanpa harus menggunakan kekerasan.

“Semua pihak harus dapat mena­hannya diri, jangan sampai karena isu-isu yang tidak dapat diper­ta­nggungjawabkan mengakibatkan bentrok yang dapat merugikan mas­yarakat sendiri,” tuturnya. (S-10/S-20)