AMBON, Siwalimanews – Menyikapi teror anjing rabies yang melanda Kota Ambon belakangan ini, maka Komisi I DPRD Kota Ambon mengundang Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan untuk mendengar langsung penjelasan dari kedua dinas tersebut.

Rapat koordinasi yang berlangsung di ruang sidang utama Baileo Rakyat Belakang Soya, Kamis (25/8) itu Kadis Pertanian G D S Nendisa mengaku, pihaknya sering mengalami kendala di lapangan setiap kali melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaan terutama anjing.

“Kendala yang kami hadapi yakni sering mendapat penolakan dari para pemilik anjing saat hewan peliharaan mereka hendak divaksinasi dan ini hampir setiap kali kami alami. Selain itu kendala lainnya yakni tak ada anggaran vaksin untuk hewan,” ujarnya

Sementara itu, usai rapat koordinasi tersebut Ketua Komisi I DPRD Kota Ambon Jafri Taihuttu, kepada Siwalimanews menjelaskan, agenda rapat koordinasi ini untuk membahas teror rabies saat ini, dengan mengundang Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan.

“Kita undang Dinas Pertamian terkait pengendalian hewannya (anjing), sementara Dinas Kesehatan soal penanganan pada manusianya,” ujar Jafri.

Baca Juga: Stok Terbatas, Harga Minyak Tanah di Ambon Melonjak

Jafri mengaku, dari penjelasan pihak Dinas Pertanian bahwa dari sekitar 6 ribu  ekor anjing yang ada di Kota Ambon, baru sekitar 4 ribu ekor yang telah divaksinasi. Bahkan hingga kasus rabies yang melanda Kota Ambon saat ini, pihak dinas pertanian masih terus lakukan vaksinasi, dengan bantuan vaksin dari provinsi.

Demikian juga dengan Dinas Kesehatan, mengingat, stok vaksin untuk Kota Ambon saat ini, baik pada Dinas Kesehatan (untuk manusia), dan vaksin untuk hewan, tidak tersedia, sebab sejak tahun 2022, anggaran vaksin itu sudah dihapus dan dialokasi ke APBD.

“Namun APBD terkena refocussing, sehingga, komisi akan mendorong itu melalui APBD-P tahun ini. Memang sebelumnya itu anggaran vaksin tahun 2021 itu melalui DAK,” janjinya.

Kendala lain kata Jafri, seperti yang disampaikan Kadistan, bahwa pemilik hewan, kebanyakan menolak untuk anjingnya divaksin. Itu yang sulit juga.

Sementara terkait data korban gigitan anjing rabies saat ini, jumlahnya bertambah dari sebelumnya 26 orang, saat ini sudah bertambah menjadi 28 orang dan seluruh korban sudah divaksinasi. Sedangkan stok vaksin, menurut penjelasan pihak Dinkes, masih tersedia, itupun atas bantuan Dinas Kesehatan Provinsi.

“Stok vaksin tersedia saat ini di setiap puskesmas. Vaksin rabies itu bisa mencapai Rp 1 jutaan untuk 3 kali suntik. Sebenarnya untuk menjustifikasi orang itu terjangkit harus dengan menguji kepala anjing atau melihat apakah anjing itu mati dalam waktu 2 minggu atau tidak. Tapi untuk langkah cepat, Dinkes melakukan vaksin bagi warga yang terkena gigitan,” jelas Jafri.

Langkah lainnya juga tambah Jafri, yakni Komisi I mendukung instruksi Penjabat Walikota Ambon untuk menembak mati anjing yang terdeteksi terjangkit rabies. (S-25)