AMBON, Siwalimanews – Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Muhammad Malawat menegaskan perisitiwa karamnya KM Tidar diperairan pulau Buru pada Senin (26/7) akibat kondisi cuaca.

Penegasan ini disampaikan Malawat kepada wartawan di gedung DPRD Provinsi Maluku, Selasa (3/8) menanggapi penilaian sikap DPRD Provinsi Maluku yang akan memanggil Dinas Perhubungan.

Dijelaskan, sampai dengan saat ini rambu-rambu pelayaran pelabuhan Namlea telah tersedia pada posisi sebelah kanan dermaga, sehingga dapat dipastikan jika peristiwa tersebut bukan akibat dari kurangnya rambu pelayaran.

Apalagi, pada wilayah tersebut merupakan daerah dangkal. Artinya memang pada jarak 50 meter diperairan itu masyarakat setempat tidak lagi melakukan aktivitas.

Dikatakan, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan kapten KM Pangrango yang melakukan evakuasi dan dijelaskan jika kondisi cuaca tidak baik.

Baca Juga: Peringatan HUT Kemerdekaan Dilaksanakan Terbatas

“Kemarin sempat saya koordinasi dengan kapten kapal pangrango yang sempat melakukan evakuasi ketika masuk ke Namlea, dan dikatakan jika kondisi cuaca lagi tidak bagus karena ketika sandar pun di pelabuhan sempat dihantam oleh angin kencang dan akhirnya menghantam badan dermaga,” ungkap Malawat.

Karena itu, Malawat memasti­kan jika kejadian tersebut murni akibatnya cuaca buruk dan bukan merupakan akibat tidak adanya rambu pelayaran.

Kedepan, ungkap Malawat, akan ditambahkan satu rambu pelayaran untuk melengkapi.

Karam

KM Tidar kandas kurang lebih 200 meter di arah kanan pelabuhan Namlea dengan muatan penumpang kurang lebih 500 penumpang, 64 diantaranya penumpang asal Kota Namlea, Kabupaten Buru, Senin (26/7).

Kapal tersebut tiba di pelabuhan Namlea pada pukul 10.00 WIT dan hendak bertolak dengan tujuan pelabuhan Ambon pada pukul 12.00 WIT.  Pada saat kapal melakukan manover olahgerak dari dermaga pelabuhan laut Namlea bergesar dari sisi barat pelabuhan Namlea kurang lebih 200 Meter.

Namun kapal  tetap pada posisi tidak bergerak setelah kurang lebih 13 menit olahgerak. Informasi yang berhasil dihimpun, Kapal tidak mengarah pada sektor kiri untuk mengambil jalur alur pelayaran, akan tetapi kapal masih  mengarah pada satu titik arah di sisi barat dermaga tidak jauh dari dermaga.

Alhasil, kapal tersebut mengalami kemiringan  sekitar 1 m dari lampu timbul kapal, Setelah diketahui kandas, Nahkoda kemudian mengambil langkah untuk manover kapal dengan cara mundur dan dibantu  dengan tali yang dipasang pada bolder dermaga. Namun, upaya yang dilakukan itu tidak berhasil.

Evakuasi

Sebelumnya, KM Tidar karam di perairan Namlea, Kabupaten Buru, setelah menginap satu malam di dalam kapal, sebanyak 605 Penumpang berhasil di evakuasi ke Dermaga Namlea.

Proses evakuasi ratusan penumpang itu dilakukan sejak pukul 12.00 WIT oleh pihak Syahbandar Namlea yang dibantu oleh personil Polres Pulau Buru, Basarnas dan pihak Kesehatan Pelabuhan.

Proses evakuasi menggunakan KLM Anty Bone 05, speadboad Basarnas, speadboad KPLP dan spead Polair Polres Buru. Setelah kurang lebih 3 jam proses evakuasi berhasil dilakukan.

Kepala UPP kelas 2 Namlea, Jonly Pentury yang dikonfirmasi terkait proses evakuasi mengatakan, pihaknya dibantu dengan personil polres, Basarnas dan Kespel telah berhasil melakukan evakuasi ratusan penumpang dari KM Tidar ke Dermaga Namlea.

Dikatakan, ratusan penumpang tersebut langsung diamankan di ruang tunggu pelabuhan kelas 2 Namlea dan di tenda yang sudah disiapkan. Penumpang tersebut akan dinaikkan ke KM Pangarango yang akan melakukan embarkasi di Dermaga Namlea sore nanti.

Lebih lanjut dikatakan, ada beberapa penumpang juga yang dalam kondisi kesehatan terganggu langsung di tangani oleh pihak Kesehatan Pelabuhan. (S-50)