AMBON, Siwalimanews – Pemprov Maluku diingatkan agar masyarakat kecil juga masuk dalam daftar prioritas memberikan vaksin Covid-19 gratis. Jangan sampai diam-diam, pejabat dan ke­luarganya yang justru diuta­makan.

Kepala Dinas Kesehatan Ma­luku, Meikyal Pontoh memastikan, Maluku akan mendapatkan jatah 1,1 juta vaksin Sinovac.

Masyarakat kecil yang selalu berinteraksi dengan banyak orang seperti pedagang, sopir angkot, tukang becak, ojek dan lainnya me­minta agar mereka mendapatkan prioritas memberian vaksin gratis.

“Kita minta pemerintah juga mem­prioritaskan kami untuk men­dapatkan vaksin corona, jangan pejabat atau pegawai yang diuta­makan,” kata Lukman, tukang be­cak di Pattimura Park, kepada Siwalima, Senin (2/11).

Selain tenaga medis, kata Luk­man, masyarakat ekonomi lemah harus mendapatkan prioritas. “Corona ini menyerang siapa saja, kita juga butuh, karena kita juga warga Maluku,” ujarnya.

Baca Juga: Ratusan Peserta tak Lolos Seleksi CPNS Pemkot  

Tukang becak lainnya bernama John yang mangkal di belakang kantor gubernur, mengaku senang kalau pemerintah berkeinginan memberikan vaksin covid kepada masyarakat.

“Kita senang, jadi jangan sampai diberikan kepada orang tertentu saja, kita juga butuh vaksin, karena kita juga tiap hari muat penumpang kan berhubungan dengan banyak orang, jadi kita juga rentan,” kata dia.

Dia berharap, tidak ada diskrimi­nasi dalam penyaluran vaksi oleh pemerintah, karena semua masya­ra­kat pasti membutuhkan. “Jangan kan kami, pedagang di pasar juga pasti mereka butuh,” ucapnya.

Pedagang rokok keliling, Ima juga berharap mendapatkan vaksi gratis dari pemerintah.

“Kalau vaksin itu ada kami ber­harap diberikan secara gratis karena kalau bayar kita ini tidak mampu membeli,” ujarnya.

Ima mengaku, setiap hari berte­mu banyak orang. Kalau sudah diberi vaksin bisa terlindungi dari penularan Covid-19.

Sementara Akademisi FISIP Unpatti, Said Lestaluhu mengata­kan, mereka yang harus dipriori­tas­kan adalah tenaga medis atau mereka yang  menangani pasien covid. Selain itu, pekerja informal juga harus diprioritas.

“Yang harus diprioritas juga adalah pekerja informal, pekerja serabutan, bekerja di luar rumah,” kata Lestaluhu.

Menurutnya, pekerja informal penting mendapatkan vaksin dari pemerintah, karena pekerjaan yang dilakukan rentan penularan.

“Beta kira, mereka itu melakukan banyak aktivitas dan interaksi mi­salnya di pasar di pangkalan ojek, sopir, mereka itu harus dipriori­taskan juga karena penularan ini tempat umum,” ujar Lestaluhu.

Apalagi dampak sisi ekonomi akibat Covid-19, kata Lestaluhu, mereka juga terpuruk.

“Apabila mereka sudah dapat vaksin ada semacam kepercayaan diri untuk melakukan aktivitas lebih jauh. Kalau PNS mereka punya gaji, tetapi pekerja di sektor informal kasihan kan,” ucapnya.

Lestaluhu menambahkan, se­lain pekerja informal para orang tua yang rentan terhadap penu­laran juga perlu mendapat prioritas pemerintah.

Dijatahi 1, 1 Juta Vaksin

Seperti diberitakan, Provinsi Maluku mendapat jatah 1,1 juta vaksin Sinovac untuk melawan Virus Corona.

Simulasi penggunaan vaksin Si­no­vac telah dilakukan oleh Kemen­terian Kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Johanes Leimena pada Jumat (30/10).

“Sudah dilakukan simulasi dari di RSUP Leimena kemarin karena kita dapat jatah vaksin Sinovac sebanyak 1,1 juta,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Maluku, Meikyal Pontoh kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Sabtu (31/10).

Kata Pontoh, pendistribusian vaksin ini dilakukan ke 34 provinsi dengan jumlah yang bebeda-beda.

“Dengan jatah 1,1 juta perun­tukanya diberikan kepada tenaga medis, petugas pelayanan publik, anggota TNI/Polri, warga dengan penyakit comorbit dan beresiko tinggi terpapar,” jelas Pontoh.

Saat ini kata Pontoh, Pemprov Maluku masih menunggu proses pendistribusian dari Pemerintah Pusat.

Ketika tiba, jelas pontoh, vaksin selanjutnya akan didistribusikan ke 11 kabupaten/kota.

“Nanti ada arahan selanjutnya karena bagi warga yang akan mendapatkan jatah vaksin akan melalui beberapa tahapan peme­riksaan, baru dilakukan penyunti­kan vaksin,” jelas Pontoh.

Ditanya kenapa vaksin ini di pusatkan di Kota Ambon, lanjut Pontoh, karena jumlah orang yang terpapar cukup banyak, Pontoh mengaku, jumlah warga di Kota Ambon sendiri hanya 343 ribu saja.

“Jadi kota fokus ke seluruh Maluku tidak Ambon saja, semua orang akan diberikan vaksin demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Sampai saat ini, tambah Pontoh, jumlah pasien yang terpapar virus corona di Maluku sebanyak 3.863 kasus, 3.232 pasien dinyatakan sembuh dan 47 orang meninggal dunia. “Dengan keberadaan vaksin ini sendiri diharapkan, dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona termasuk di Maluku,” harapnya. (S-39)