INPEX Tolak MBD Masuk dalam Amdal Blok Masela
AMBON, Siwalimanews – PT. Inpex, Ltd menolak Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) masuk dalam amdal Blok Masela. Dengan alasan amdal yang telah disusun sudah sesuai dengan kajian.
“Jadi kita rapat dengan perwakilan Itamalda dan Pemakesbar dan kita membacakan surat tanggapan dari PT. Inpex, Ltd terkait permintaan masyarakat MBD untuk diakomodir dalam amdal Blok Masela. Inpex menolak permintaan itu,” jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Maluku, Roy Siauta kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Sabtu (14/11).
Menurutnya, setelah melakukan demo beberapa waktu lalu di kantor gubernur, itamalda kemudian mengirim surat ke PT Inpex melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananan.
“Ada 9 tuntutan yang mereka sampaikan ke Inpex, dan Inpex telah menjawab surat dari masyarakat MBD bahwa mereka menolak semua tuntutan, dan itu sudah kita bacakan surat dari Inpex pada saat rapat dengan perwakilan dari Itamalda,” terang Siauta.
Dalam rapat itu juga, lanjutnya, perwakilan dari Itamalda tetap bersikeras untuk menyampaikan tuntutan mereka langsung dengan pihak Inpex.
Baca Juga: Kadinkes Asal Ngomong“Dalam rapat memang Itamalda pada prinsipnya bukan menghalangi amdal tapi mereka mau kajian tetap memasukan MBD dalam wilayah terdampak, itu saja yang mereka sampaikan ke kita dalam kapasistas perwakilan komisi amdal pusat di daerah,” ujar Siauta.
Siauta menambahkan, semua masukan dalam rapat akan di sampaikan ke PT Inpex melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Nanti kita akan sampaikan ada beberapa tuntutan dari teman-teman Itamalda ke Inpex melalui kementerian lingkungan, karena kami tidak punya kewenangan untuk menanggapi apapun terkait tuntutan itu,” tandasnya.
Serbu Kantor Gubernur
Diberitakan sebelumnya, puluhan warga yang menamakan diri mereka Ikatan Intelektul Maluku Barat Daya (Itamalda) dan Perkumpulan Masyarakat Kepulauan Babar (Pemaskebar) Senin (21/9) menyerbu Kantor Gubernur Maluku.
Massa pendemo ini menolak analisa dampak lingkungan (Amdal) Blok Masela yang dibuat oleh pemerintah pusat dan PT. Inpex Ltd.
Para pendemo meminta, keadilan dari Gubernur Maluku, Murad Ismail sebagai pembuat kebijakan karena merasa di anak tirikan Pemprov Maluku. Puluhan masyarakat MBD dipimpin oleh Koordinator Lapangan Benny Richard Jeremias dan Juan Ria Kawruna tiba dipintu pagar Kantor Gubernur Maluku pukul 10.00 WIT.
Mereka membawa sejumlah pamflet yang bertuliskan, “kalau mau makan minta permisi di Blok Masela, inpex posisi?, Lupa janji atau pura-pura lupa, Blok Masela milik pengusaha, kajian Inpex Blok Masela sebagai akta perceraian MBS-KKT, korban perselingkuhan Pemprov dan Inpex, bapak waras to?, Bangun perusahaan, katong tolak amdal, asik berjoget Blok Masela hilang perawan, Pemprov cari untung di Blok Masela.
Dalam aksinya, mereka menuntut ada keadilan dari Pemprov Maluku dibawa pimpinan Murad Ismail dan Bernabas Orno.
Mereka menolak Amdal yang dilakukan oleh PT. Inpex Masela Ltd. (Inpex) sebagai pemerkarsa, karena sangat mendiskriminasi Maluku Barat Daya dan mengadu domba masyarakat Kepulauan Tanimbar dengan masyarakat MBD.
Mereka juga menuntut, agar Kabupaten MBD dimasukan sebagai daerah terdampak dalam proses eksploitasi Blok Masela, karena hasil kajian membuktikan bahwa MBD adalah daerah yang sangat terdampak ketika Blok Masela beroperasi. “Kami menolak karena tidak dilibatkan dalam Amdal Blok Masela, sehingga kami tuntut keadilan. Hari ini kami datang ke menemui gubernur,” teriak Dany Watloy salah satu orator.
“Ini tindakan diskriminasi, kenapa tidak dilibatkan masyarakat MBD dalam proses analisis, akhirnya dampaknya seperti sekarang, untuk itu saat ini kita menolak Amdal yang dilakukan Inpex,” tandasnya. (S-39)
Tinggalkan Balasan