AMBON, Siwalimanews – Seorang siswi SD Negeri 77 Ambon bernama Celine Tanine (12) nyaris menjadi korban penculikan yang terjadi di Desa Passo, Kecamatan Baguala, atau tepat didepan panti sosial tresna weda Inakaka, Senin (9/1) kemarin.

Beruntung aksi tersebut berhasil digagalkan salah seorang warga. Meskipun tidak dilaporkan oleh pihak keluarga, kasus yang sempat viral di media sosial ini direspon pihak kepolisian dalam hal ini Polsek Baguala.

Kapolsek Baguala AKP Meity Jacobus mengkroscek kejadian tersebut dengan mendatangi sekolah korban.

“Kita sudah kroscek ke sekolah korban dan tadi langsung berkomunikasi dengan korban, bahwa benar dirinya nyaris menjadi korban penculikan orang tak dikenal,” jelas Kapolsek Baguala AKP Meity Jacobus kepada wartawan di Ambon, Selasa (10/1).

Kapolsek menjelaskan, berdasarkan keterangan korban, kejadian bermula saat korban pulang sekolah kemudian menuju ke rumah neneknya di kompleks Inakaka RT.031/007. Usai korban makan serta mengganti pakaian seragam korban pergi menuju ke Indomaret di samping RS Hative Passo untuk berbelanja dan setelah keluar dari Indomaret korban melihat ada dua orang yang tidak kenal berdiri depan swalayan tersebut dengan menggunakan karpus menutupi wajah.

Baca Juga: Wattimury Minta Kader PDIP Rebut Kemenangan di 2024

“Korban tidak merasa curiga, dan berjalan keluar menuju rumah neneknya, disaat itu salah satu dari pelaku datang menghampiri korban dan menutupi mulut korban dengan menggunakan sapu tangan,” jelasnya.

Beruntung aksi tersebut dipergoki warga sekitar. Salah satu warga yang belum diketahui identitasnya ini melihat aksi kedua pelaku dan langsung menyelamatkan korban dengan cara memukul pelaku yang membekap mulut korban.

Aksi heroik salah satu warga ini berhasil menyelamatkan nyawa korban dan membuat kedua pelaku akhirnya kabur meninggalkan TKP.

“Bersamaan dengan mulut korban yang  ditutupi sapu tangan oleh salah satu pelaku, ada seorang warga yang tidak dikenali korban datang dan memukul para pelaku tersebut sehingga kedua pelaku langsung melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor ke arah kota,” beber kapolsek.

Korban yang berhasil selamat, selanjutnya dibawa ke rumah neneknya dengan kondisi pusing akibat wajah korban yang sempat di tutupi oleh sapu tangan yang diduga mengandung obat bius.

Kasus ini tidak dilaporkan oleh pihak keluarga, namun pihak kepolisian tetap melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi di sekolah serta mengidentifikasi para pelaku.

“Pihak keluarga tidak membuat laporan polisi dengan alasan yang penting anak mereka tidak apa-apa, tapi kami tetap merespon masalah ini dan kami juga akan turun ke sekolah-sekolah untuk memberikan arahan agar anak-anak berhati-hati dengan orang yang tidak dikenal, tidak boleh menerima ajakan dan iming-iming dari orang yang tidak dikenal,” himbau kapolsek. (S-10)