NAMLEA, Siwalimanews – Rapid diagnostic test (RDT) terhadap tujuh tenaga kesehatan di Kabupaten Buru, memperlihatkan hasil yang reaktif. Satu diantaranya adalah tenaga dokter yang merawat mahasiswa pelaku perjalanan dari Jakarta saat dikarantina di Namlea.

Sebanyak tujuh tenaga kesehatan di Kabupaten Buru, hasil rapid diagnostic test (RDT) reaktif, termasuk satu tenaga dokter yang merawat mahasiswa pelaku perjalanan dari Jakarta saat dikarantina di Namlea.

Tujuh tenaga kesehatan yang rapid test reaktif, terdiri dari dr dengan inisial MAI yang sehari-hari bertugas  pada salah satu puskesmas di Buru.

Kemudian perawat wanita di ruang ICU RSU Namlea, berinisial YTA, anak dari almarhum AS, pasien 82 Maluku yang telah meninggal pada  13 Mei lalu dan istri dari pasien 83 Maluku, JS  Ayah dan suami YTA keduanya hasil PCR Positif Covid 19.

Dua rekan perawat wanita di ruang ICU, berinisial TN dan SD, serta satu perawat wanita lagi yang bertugas di IGD,berinisial NK. selain itu ditambah dua pegawai RSU laki-laki juga rapid test mereka  reaktif beinisial RU dan AD.

Baca Juga: Direktur RS Sumber Hidup Akui Rapid Test RW Reaktif

Ketua Satgas Covid 19 Kabupaten Buru, Ramly Ibrahin Umasugi , mengaku dari awal ia sudah memprediksi akan ada tenaga kesehatan yang saat rapid test reaktif.

“Terkait dengan tujuh tenaga kesehatan yang rapif test reaktif, memang saya sudah prediksi pasti ada, karena dia melayani orang sakit yang sudah terpapar duluan,” ungkap Ramly kepada wartawan di Namlea, Senin (18/5).

Saat ini  kata Ramly,  tujuh tenaga kesehatan serta semua  semua yang hasil rapid testnya reaktif kini sedang menjalani karantina di Namlea dan segera akan dilakukan pengambilan diswab guna dilakukan tes PCR.

Selain tujuh tenaga kesehatan tersebut,  dari kegiatan rapid test massal yang dilakukan secara acak, terhadap 322 orang, ditemukan ada 26 orang yang rapid test reaktif, sisanya 296 orang non reaktif.

Pengambilan sampel terbesar dilakukan di Namlea, ibukota Kabupaten Buru sebanyak 281 orang dan ditemukan reaktif 23 orang serta non reaktif 258 orang.

Dari 26 orang yang reaktif itu ada dari berbagai kalangan diantaranya wiraswasta 1 orang, buruh bangunan 2 orang, tukang ojek 2 orang, tukang becak 2 orang, pedagang 2 orang, tenaga kesehatan 7 orang, ibu rumah tangga 2 orang, karyawan perusahan 2 orang, mahasiswa 1 orang, PNS 1 orang, tidak bekerja 2 orang dan anak-anak 1 orang.

Satu anak yang diketahui rapid test reaktif ini, berinisial RS (5 tahun), anak dari pasien terkonfirmasi kasus 83 yang positif covid 19, berinisial JS, menantu dari almarhum SA (70) yang juga positif covid 19.

Menyusul beredar rumor di masyarakat yang mengatakan kalau almarhum AS meninggal karena sakit biasa, dihadapan wartawan Ramly yang juga Bupati Buru minta agar orang di luar sana jangan berspekulasi soal ini.

Kasus Covid-19 di Buru pertama kali terjadi dari pelaku perjalanan dari zona merah, dan kini sudah terjadi transmisi lokal.

“Yang pertama kita lihat dari aspek kesehatan, dan terukur. Pak AS sudah melalui swab hasilnya positif,” tegas Ramly.
Ramly juga minta warganya agar menggunakan akal sehat dan menyaring informasi dengan baik dari sumber yang kredibel.

“Logikanya saja kalau pak AS itu negatif, kenapa cucunya reaktif, anaknya reaktif, istrinya reaktif dan menantunya kena positif Covid 19. Entah pak AS yang menularkan ke menantu atau menantu yang menularkan ke mertua, tapi mereka satu keluarga dalam satu rumah,” tegas  Ramly.

Mengomentari rapid test massal yang dilakukan secara acak kemudian ditemukan ada yang reaktif, Ramly lebih jauh menjelaskan,  ada langkah taktis penanganan, baik itu menghentikan penyebarannya maupun kesembuhan dan mengkarantina mereka agar tidak tertular pada yang lain.

Sementara itu jubir Satgas, Nani Rahim secara terpisah menjelaskan telah selesai dilakukan tracking terhadap rekan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi kasus 82 dan 83  sebanyak 15 orang.

Satgas memilih mengambil langkah yang cepat dan terukur dengan langsung mengambil swab tenggorokan rekan kontak erat ini. Termasuk yang nanti diswab adsalah Ny S, YTA dan anaknya yang berusia lima tahun. (S-31)