AMBON, Siwalimanews – Universitas Pattimura hari ini, Senin (23/8), akan meng­gelar Rapat Terbuka Luar Biasa Senat Universitas Patti­mura dalam rangka pengu­kuhan Pamella Mercy Papi­laya  sebagai Guru Besar Da­lam Bidang Ilmu Pendidikan Biologi pada Fakultas Kegu­ruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Profesor yang sangat ber­sahaja ini saat ditemui di ke­diamannya di kawasan Ma­ngga Dua Kecamatan Siri­mau sangat berbahagia. Ia menga­ku bersyukur kepada Tuhan Yesus atas penca­pai­annya. “Tentu saja beta ba­ngga dan bersyukur kepada Tuhan Yesus atas semua ca­paian ini,” kata Mercy sapaan akrabnya kepada Siwalima Sabtu (21/8).

Sekilas, wanita 55 tahun itu tak banyak omong, ia hanya me­ngaku semua yang dica­painya lantaran kerja keras dan du­kungan keluarga termasuk keluarga besar FKIP Unpatti.

Berikut nukilan sang Guru Besar.

Pengembangan Kurikulum Mua­tan Lokal Berbasis  Sound of Green Memberdayakan Gandaria (Bouea Macrophylla) Tumbuhan Endemik Maluku

Baca Juga: Pangdam Pattimura Resmi Dijabat Bambang Ismawan

Prof. Dr. Pamella Mercy Papilaya, M.Pd

 

Mendukung Ambon sebagai kota kreatif dunia oleh UNESCO bersama 65 kota dunia lain, maka secara aktual telah diterapkan kurikulum muatan lokal wajib Pendidikan musik pada satuan pendidikan dasar Kota Ambon. Untuk mendampingi kurikulum muatan lokal wajib pendidikan musik, telah dikembangkan juga kurikulum muatan lokal pendamping dengan prinsip diversifikasi menam­pilkan sebuah inovasi baru dalam bi­dang pendidikan sains yaitu Sound of Green (SoG) yang melibat­kan lingkungan hidup sebagai sumber belajar. Pendekatan Sound of Green merupakan salah satu pendekatan tindakan konservasi peserta didik, penerapan pola agroforesty dan pengembangan kuliner lokal.

Sebuah pendekatan yang meng­arah kepada pelestarian lingkungan. Selain itu pendekatan ini mengang­kat nilai ekonomis penggunaan tum­buhan lokal Maluku, pemanfaatan limbah tumbuhan, pembelajaran melalui sekolah alam dan musik, perhitungan nilai karbon dari hutan tumbuhan lokal, pembentukan ke­lompok tani, pembentukan komuni­tas kreatif kuliner melalui satuan-satuan Pendidikan dan membangun Negeriwisata musik kota Ambon (Loppies 2020).

Dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pendekatan Sound of Green ini, terdapat tiga nilai penting yang perlu dikembangkan dalam pada sa­tuan pendidikan dasar yaitu 1) ling­kungan sebagai sumber belajar; 2) lingkungan sebagai sumber konser­vasi; dan 3) lingkungan sebagai sumber pengelolaan ekonomi kreatif

Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia  khususnya daerah Ma­luku dengan jenis-jenis endemiknya seperti Gandaria (Bouea macro­phylla),  merupakan ciri khas yang memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia khususnya orang Maluku. Oleh karena itu keaneka­ra­gaman tersebut harus selalu diles­tarikan, dikembangkan, dan diper­tahankan melalui upaya pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Na­sio­nal No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa Kurikulum 2013 selain memuat mata pelajaran, juga memuat Muatan Lokal yang wajib diberikan pada semua tingkat satuan pendidikan.

Kebijakan yang berkaitan dengan dimasukkannya Muatan Lokal yang berkaitan dengan sumber daya alam dalam Standar Isi dilandasi kenya­taan bahwa di Indonesia terdapat beranekaragam sumber daya alam. Sekolah adalah tempat program pendidikan dilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan sains di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas kepada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya.

Salah satu contoh adalah meng­embangkan tumbuhan lokal atau tumbuhan endemik. Pengenalan ke­adaan lingkungan, sosial, dan bu­daya yang mengarah lebih khusus kepada kekhasan sumber daya alam tumbuhan lokal kepada peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih akrab dengan lingkungannya karena akan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan kehi­dupan mereka.

Hal ini sejalan dengan  tujuan Pem­bangunan berkelanjutan oleh UNESCO pada Sustaninable Development Goal 4 (SDGis 4) khususnya Quality Education, dengan Agenda 2030 yaitu “rencana aksi untuk ma­nusia, dan kemakmuran,memastikan pendidikan berkualitas yang adil dan mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.” Tujuan-tujuan ini tidak dapat dipi­sahkan karena mengandung sebuah kesatuan yang mengcakup di­mensi ekonomi, sosial dan lingku­ngan.

Pengembangan kurikulum Mua­tan Lokal berbasis Sound of Green memberdayakan tumbuhan Gandaria (B.Macrophylla) memberikan pe­luang kepada peserta didik kita untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam pengelo­laan pangan buah lokal yang di­anggap perlu pada Pendidikan dasar.

Oleh karena itu, Pengembangan kurikuluim Muatan Lokal berbasis  Sound of Green harus memuat karakteristik budaya lokal Maluku, keterampilan, nilai-nilai luhur bu­daya mengangkat permasalahan social dan lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali peserta didik kita dengan keterampilan dasar penge­lolaan sumber daya alam sebagai bekal dalam kehidupan (life skill), serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Proses pembelajaran muatan lokal berbasis Sound of Green tidak ha­nya mentransfer konsep sumber daya alam endemik Maluku serta perwujudan nilai-nilai, tetapi  meng­gunakan budaya untuk menjadikan  peserta didik mampu menciptakan    makna, menembus batas imajinasi,   dan kreatif dalam mencapai pema­haman yang mendalam tentang mat­eri yang diperoleh sebagai suatu sis­­tem ide atau gagasan yang dimi­liki suatu masyarakat melalui proses   belajar dan dijadikan acuan ting­kah    laku dalam kehidupan sosial bagi masyarakat Maluku. Keluhuran dan   kehalusan budi manusia adalah  hasil  dari  proses  pembelajaran dan ke­budayaan, yaitu engan mena­nam­­kan nilai-nilai yang terkandung da­lam kebudayaan sehingga ter­cipta    manusia yang beradab dan berbu­da­ya (Kurniawan, et al., 2019).

Salah salah satu upaya dalam me­ng­hadapi hal tersebut, yakni de­ngan pe­nanaman konsep nilai budaya lokal berbasis budaya kuliner dalam suatu model pembelajaran yang di­jadikan sebagai kerangka konsep­tual  atau  pedoman  dalam pembelajaran oleh guru, yang di dalamnya terdiri  dari  materi  atau  bahan  ajar,  media, maupun metode pembelajaran yang tepat. Kurikulum ini diterapkan se­bagai kurikulum penunjang kuriku­lum wajib pada pendidikan dasar kota Ambon di 10 sekolah Pilot Projek pengembangan kurikulum muatan lokal wajib Pendidikan Musik. Sekolah-sekolah ini terdapat pada negeri-negri yang termasuk dalam daya tarik wisata musik di Kota Ambon sesuai SK Walikota No. 560 tahun 2021.

Kebijakan Merdeka Belajar-Kam­pus Merdeka yang digulirkan Ke­men­dikbudristek mendorong maha­siswa Pendidikan Biologi FKIP UNPATTI mampu mencapai kompe­tensi personal dan sosial. Namun, pandemi Covid-19 yang masih me­landa hingga saat ini menghambat ketercapaian kompetensi sosial maha­siswa.

Pandemi Covid-19 men­dorong per­guruan tinggi melakukan trans­formasi sistem belajar mengajar. Transformasi ini juga sejalan de­ngan upaya program Kampus Mer­deka dalam mencapai kompetensi sosial mahasiswa.

Pandemi Covid-19 mendorong Universitas Pattimura dalam hal ini FKIP Unpatti melakukan transfor­masi sistem belajar mengajar. Trans­formasi ini juga sejalan dengan upaya program Kampus Merdeka dalam mencapai kompetensi sosial mahasiswa. Karena kita menghadapi disrupsi dan pandemi cukup besar, maka mari kita kemas Kampus Merdeka ini dengan mengusung pilar pendidikan sesuai dengan kom­petensi abad 21. Sebagai jawaban atas thema besar Dies Natalis ke-60 Fa­kultas Keguruan dan Ilmu Pendi­dikan (FKIP) Unpatti yang sedang berlangsung saat ini “Tansformasi FKIP Unpatti Di Usia 60 Tahun”.

Literasi digital menjadi semakin penting dalam abad ke-21, meng­ingat ilmu pengetahuan dan tekno­logi berkembang begitu pesat. De­ngan begitu, melalui literasi digital ini, mahasiswa program studi Pen­didikan biologi akan memiliki kemampuan yang luar biasa untuk berpikir, belajar, berkomunikasi, bekerja sama serta berkarya,  melatih jiwa entherprneusipsecara teratur, terstruktur dan berkesinambungan dengan mengembangkan potensi diri dengan cara belajar secara mandiri sehingga bebas dan fleksi­bel dalam bekerja yang nantinya bisa mendorong pertumbuhan eko­nomi secara Nasional khususnya di Provinsi Maluku, sehingga mampu mendukung program pemerintah untuk memutus mata rantai peng­angguran.

Ada empat pilar pendidikan yang menjadi target transformasi pendi­dikan tinggi melalui Kampus Mer­deka. Empat pilar tersebut yaitu belajar untuk mengetahui, belajar untuk melakukan, belajar untuk berkehidupan, serta belajar untuk menjadi sumber daya profesional sesuai bidang Pendidikan Biologi yang ditargetkan.

Jika keempat pilar tersebut men­jadi roh Kampus Merdeka dengan dibarengi transfor­masi pembela­jaran yang baik, kompetensi personal dan sosial akan bisa dicapai. Salah satu transformasi yang dila­kukan adalah pembaruan kurikulum Program studi Pendidikan Biologi. Kurikulum ini harus terus diperbarui. Hal ini untuk memastikan bahwa pembelajaran di kampus FKIP Unpatti Program studi Pendidikan Biologi tetap cocok dengan kebu­tuhan dunia kerja.

Program Kampus Merdeka men­jadi momentum mendekatkan kam­pus dengan dunia kerja. Program magang di dunia kerja saat ini tidak lagi dilakukan untuk beberapa program studi. Namun, seluruh program studi memiliki kesempatan melaku­kan magang di dunia kerja. Dengan updating kurikulum, dengan menda­tangkan praktisi atau mendatangkan sivitas ke berbagai tingkatan satuan pendidikan, maka kita bisa lakukan inovasi transformasi sistem belajar mengajar memperkenalkan sumber daya alam Maluku kepada dunia pendidikan dan masyarakat.

Beberapa pengembangan kuriku­lum muatan lokal dan program ber­basis pendekatan Sound of Green yang telah dikembangkan dan akan dikembangkanantara lain:

  1. Pengembangan kuri­ku­lum muatan lokal ekopedagogik pendidi­kan lingkungan hidup (PLH) ber­basis Sound of Green
  2. Pengembangan kurikulum mua­tan lokal gandaria penunjang eko­nomi kreatif berbasis Sound of Green

Selain dua kurikulum pendamping yang disiapkan untuk mendampingi kurikulum wajib Pendidikan musik kota Ambon, telah disiapkan juga kurikulum pendamping dan program lain untuk mempersiapkan masya­rakat di negeri-negeri yang termasuk dalam Daya Tarik Wisata Musik di Kota Ambon antara lain:

  1. Kurikulum muatan lokal Ilmu gizi berbasis tumbuhan lokal. Kurikulum ini diterapkan dengan tujuan untuk mempersiapkan perilaku gizi peserta didik usia sekolah.
  2. Kurikulum muatan lokal kreatif non kayu. Kurikulum ini diterapkan dengan tujuan untuk menjaga ke­lestarian hutan melalui pemberda­ya­an peserta didik sekitar hutan mela­lui pemanfaatan hasil hutan non­kayu lokal menjadi produk kreatif kerajinan.
  3. Program pemberdayaan masya­rakat dalam pengembangan agro­forestry melalui Participation Rural Apraisal.

Besar keyakinan saya bahwa baik kurikulum Pendidikan musik di Ambon City of Music, kurikulum mutan lokal pendamping kurikulum pen­didikan musik akan menjadi kuri­kulum nasional yang berbeda dengan kurikulum nasional yang lain, sebuah pemikiran dari Timur yang berbeda dengan daerah lain karena Maluku memiliki ecoregion yang berbeda. (**)