Harga Cabai Anjlok, Petani Meradang, Alkatiri Minta Pemkab Cari Solusi
MASOHI, Siwalimanews – Harga Cabai di kabupaten Maluku Tengah turun drastis,dari harga sebelumnya,Rp 15.000 menjadi hanya Rp 4000. Alhasil,petani meradang akibat rugi.
Santoso petani cabai di seram Utara timur Kobi mengaku usahanya terancam gagal total. Pasalnya deflasi harga cabai mengakibat mayoritas petani cabai di kecamatan itu menderita rugi. Bahkan modalnya pun tidak akan balik.
“Harga turun jauh sekali. Akibat ini kami semua rugi besar. Bahkan untuk balik modal saja bisa jadi tidak tercapai. Mohon perhatian pemerintah soal ini,” tandasnya, kepada Siwalima melalui sambungan telponnya,Senin (12/2).
Dikatakan pembiayaan perkebunan cabai di mulai dari awal persiapan lahan,pengadaan bibit,obat hama hingga biasa sewa buruh petik saat panen. Namun dengan harga yang anjlok seperti sekarang, otomatis petani merugi.
“Rugi pak. Keadaan ini makin sulit. Bayangankan sampai dengan proses panen banyak biaya yang dikeluarkan. Lantas dengan harga per kilo 4000 rupiah kami mengharapkan apa lagi”ungkap Santoso.
Baca Juga: Ekonomi Maluku Tumbuh 2,09 PersenMenanggapi hal itu Ketua Komisi 2 DPRD Malteng Hasan Alkatiri meminta Penjabat Bupati Malteng dapat menginstruksikan perangkatnya untuk melakukan intervensi untuk menyediakan pasar baru bagi petani cabai Malteng.
“Saya kira bapak Bupati sudah harus memperhatikan masalah ini dengan cepat. Soal inflasi itu penting tetapi masalah deflasi juga mendapat perhatian. Sebab jika tidak banyak petani cabai akan rugi dan bukan tidak mungkin usahanya guling tikar,” tandas Alkatiri melalui sambungan telponnya.
Dijelaskan, upaya menyediakan pasar baru adalah solusi yang harus diintervensi pemerintah kabupaten. Hal ini penting agar dapat meminimalisir hasil produksi petani cabai.
“Ini masalah serius. Kami kira Dinas tanaman pangan dan holtikultura harus segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten lain untuk menampung hasil panen petani cabai Malteng. Koordinasi itu agar hasil produksi yang ada saat ini dapat di suplai ke pasar daerah lain yang membutuhkan. Kami kira kalau pemerintah bergerak cepat masalah ini dapat diatasi,” cetusnya. (S-17)
Tinggalkan Balasan