AMBON, Siwalimanews – harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kecamatan Fena Leisela, Kabupaten Buru melonjak tajam. Sering dengan pemerintah memutuskan kenaikan harga tersebut.

Lonjakan harga BBM ini ditemukan langsung anggota DPRD Provinsi Maluku dapil Kabupaten Buru dan Buru Selatan, Michael Tasane saat mela­kukan agenda reses masa sidang III beberapa waktu lalu.

Diungkapkan, kenaikan harga BBM yang mencapai 35 ribu rupiah per liter dipicu kerusakan infras­truk­tur jalan Desa Waegrahi, Waman­boli, Waeimte yang mengakibatkan pasokan BBM tidak dapat berjalan dengan baik.

“Bayangkan harga BBM di Desa Waegrahi, Wamanboli, Waeimte dan sekitarnya itu mencapai 35 rupiah per liter. Ini kan masalah bagi ma­syarakat kecil yang membutuhkan BBM,” ungkap Tasane kepada Siwa­lima di ruang kerjanya, Selasa (20/9).

Dia mengaku,  akses jalan terse­but merupakan jalan login milik salah satu perusahaan yang sudah tidak lagi beroperasi di wilayah setempat, dan hingga saat ini belum dapat dibangun jalan karena pihak peru­sahaan tidak memberikan ijin kepada pemerintah.

Baca Juga: AMGPM Gelar Tryout PPPK bagi Tenaga Honor MBD

Pemerintah Kabupaten Buru kata Tasane, mestinya melakukan koor­dinasi dengan memanggil perusa­haan agar ada solusi, minimal pihak perusahaan dapat memberikan akses jalan itu untuk dibangun pemerintah daerah.

“Ini persoalan yang mestinya dicari solusi, jangan biarkan ma­salah ini berlarut-larut terjadi karena akan merugikan masyara­kat,” tegasnya.

Menurut Tasane, masyarakat saat ini sudah hidup dalam kesusahan dengan adanya kenaikan harga BBM yang memicu kenaikan sejumlah bahan pokok lainnya, maka pemerintah Kabupaten Buru harus hadir untuk membantu masya­rakat.

Jika akses jalan di Kecamatan Fena Leisela itu diperhatikan Peme­rintah Buru, maka hasil-hasil perta­nian dan kehutanan masyarakat dapat dipasok ke pasaran sehingga masyarakat dapat lebih sejahtera.

Tasane juga meminta pihak Pem­kab Buru untuk dapat mengontrol setiap harga BBM di Buru, agar tidak terjadi penggelembungan harga yang dapat membebani masyarakat ditengah kondisi ekonomi yang tidak stabil saat ini. (S-20)