NAMLEA, Siwalimanews – Tiga orang dilaporkan te­was dan satu berhasil dise­lamatkan akibat tertimbun tanah longsor di tambang ilegal Gunung Botak, Kabu­paten Buru saat sedang be­kerja di Domping milik Yo­hanis Nurlatu.

Tiga pekerja tambang yang dilaporkan tewas antara lain Anto (41) warga asal Desa Dorpedo, Kota ternate Sela­tan Provinsi Maluku Utara,  Rizal Galela alias Ical (40) warga asal Desa tobelo, Ke­ca­matan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara dan Lukas Ta­sidjawa (39) warga Desa Wae­kose, Kecamatan Fenaleisela Kabupaten Buru.

Sementara satu korban yang selamat yakni, Cadu (45) warga Tobelo, Halmahera Utara Pro­vinsi Maluku Utara.

Paur Humas Polres  Buru, Aipda MYS Djamaluddin yang dikonfirmasi Siwalima, Minggu (20/11) malam membenarkan peristiwa naas itu.

“Telah terjadi kecelakaan tanah longsor yang mengakibatkan tiga pekerja tambang  meninggal dunia,” ujar Djamaludin

Baca Juga: 159,51 Hektar Kawasan Ambon Permukiman Kumuh

Djamaludin menyebutkan, pada tanggal 20 November 2022 sekitar pukul 05.00 WIT, pihak kepolisian mem­peroleh informasi dari penam­bang bernama Am Ternate mengin­formasi kejadiaan naas tersebut.

Setelah menerima informasi itu, polisi bergerak melakukan pulbaket di TKP yang dipimpin Kasat Intelkam, Iptu Deddy.

Dikatakan, sejumlah penambang asal Ternate yang tinggal di Desa Dava, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru telah didatangi pihak kepolisian pada Minggu pagi, pukul 08.00 WIT.

Menurutnya, dua saksi kunci yaitu, Samsudin (42) warga asal Desa Tobelo, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara, dan Muhamad alias Ais (30) Asal Pulau Bacan ikut diperiksa.

Selanjutnya, keterangan yang berhasil dihimpun Siwalima menyebutkan,  sekitar pukul 24.00 WIT Sabtu tengah malam, ada aktifitas kerja di domping milik Yohanes Nurlatu oleh korban dan rekan pekerja berjumlah 30 orang.

Konon katanya, mereka hanya melakukan aktifitas menambang dengan cara manual yang diistilahkan di kalangan pekerja dengan sebutan kodok-kodok.

Empat penambang yaitu, Anto, Rizal Galela, Lukas Tasidjawa dan Cadu menggali tanah dengan kedalaman galian sekitar 4 meter.

Sekitar pukul 02.15 WIT, Sabtu tengah malam, terdengar ada suara runtuhan tanah.

Seorang saksi mata lalu menanyakan kepada rekannya yang lain dan ada satu penambang menginformasikan,  ada terjadi tanah longsor di areal penambangan emas metode dompeng milik  Yohanes Nurlatu.

Selanjutnya rekan kerja Saksi menyampaikan bahwa ada penambang yang tertimbun di areal tanah longsor tersebut dan yang menjadi korban adalah teman dari Samsudin yang berasal satu daerah Maluku Utara.

Selanjutnya saksi berdua dan para penambang lain menuju lokasi dompeng milik  Yohanes Nurlatu untuk membantu menggali tanah dimana tempat korban tertimbun longsoran.

Setelah menggali longsoran tanah selama kurang lebih dua jam keempat korban berhasil di evakuasi. Namun tiga sudah duluan tewas.

Hanya Cadu yang selamat dan menderita cedera di kaki karena tertimbun tanah. Cadu selamat karena hanya tertimbun setengah badan.

Kemudian pada pukul 02.30 WIT saksi  Samsudin dan rekan-rekannya mengevakuasi korban Rizal Galela dan Anto menuju rumah Edi alias Ko Edi sebagai ketua persekutuan KIERAHA, yang beralamat di Desa Dava untuk selanjutnya akan  dipulangkan ke kampung halaman.

Sedangkan korban  Lukas Tasidjawa dievakuasi menuju rumahnya di Desa Waekose Kecamatan Fenaleisela Kabupaten Buru. (S-15)