Gubernur Diminta Jawab Keluhan Rakyat Soal Dana SMI
AMBON,Siwalimanews – Wakil Ketua Komisi I DPRD Maluku, Jantje Wenno meminta Gubernur Maluku Murad Ismail untuk menjawab keluhan masyarakat melalui aksi demo GMKI Cabang Ambon Rabu (21/4), terkait penggunaan dana SMI.
Wenno menilai, aksi demonstrasi dari GMKI Cabang Ambon adalah bagian dari dinamika menyampaikan aspirasi dari rakyat.
“Gubernur Murad Ismail sebagai kepala pemerintahan harus merespons apa yang dirasakan oleh rakyat. Mereka merasakan ketidakadilan dan harus disikapi dan dijawab oleh pemerintah secara baik,” ungkap Wenno kepada Siwalima Kamis (22/4).
Menurutnya, sikap dari GMKI merupakan ketidakpuasan yang disampaikan kepada publik, realitas yang sebenarnya terjadi.
“Ketidakpuasan dari GMKI selaku rakyat mereka menilai Penataan Kawasan dan Rehabilitasi Gedung Islamic Center ke pembangunan cafe PKK yang menguras APBD 2020 sebesar Rp3 miliar ini kan sangat jelas bahwa ada penilaian khusus dari kacamata GMKI terkait pembangunan Café,” jelasnya.
Baca Juga: Dukung BNN, DPRD Rencana Usul Ranperda NarkobaMenurutnya, proyek tersebut memang dinilai tidak berpihak karena tidak memberi manfaat untuk pengembangan ekonomi namun lebih kepada pencitraan pemerintah dan itu penilaian yang tak patut diberikan ruang. “Karena suara mereka adalah suara rakyat, makanya harus dijawab oleh Pemerintah Provinsi Maluku,” kata Wenno.
Selaku Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Maluku, dirinya mendukung apa yang dilakukan GMKI Cabang Ambon, sebab yang dikritisi adalah hal yang wajar dalam penggunaan dana SMI itu tidak tepat sasaran.
“Makanya GMKI meminta pertanggungjawaban Gubernur Murad atas penggunaan dana ratusan miliar tersebut karena dinilai tidak tepat sasaran”paparnya.
Dirinya mengaku,bukanya dana SMI diperuntukan bagi masyarakat terdampak covid, namun lebih kepada pembangunan infrastruktur yakni pembangunan trotoar dan jalan rabat beton ini kan sangat miris.
“Kalau rakyat merasa dana SMI tidak tepat sasaran, maka sebagai representasi dari rakyat itu juga yang saya rasakan”pungkasnya.
Disoroti GMKI
Diberitakan sebelumnya GMKI Cabang Ambon, mengkritik kerja Gubernur Maluku Murad Ismail atas penggunaan dana pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp700 miliar.
Puluhan massa mahasiswa ini tiba di Kantor Gubernur pukul 12.00 WIT. Sebelumnya, massa lebih dulu melakukan long march sambil berorasi dari sekretariat GMKI di kawasan Batu Gantung menuju ke Kantor Gubernur.
Kedatangan mereka hanya ingin meminta pertanggungjawaban Gubernur Murad atas penggunaan dana ratusan miliar tersebut.
Dana SMI bukanya diperuntukan bagi masyarakat terdampak covid, tetapi lebih kepada pembangunan infrastruktur yakni pembangunan trotoar dan jalan rabat beton.
Selain mengkritisi pengunaan dana SMI, mahasiswa GMKI juga mengkritik proyek Penataan Kawasan dan Rehabilitasi Gedung Islamic Center ke pembangunan cafe PKK yang menguras APBD 2020 sebesar Rp3 miliar.
Dua proyek tersebut dinilai tidak berpihak karena tidak memberi manfaat untuk pengembangan ekonomi namun lebih kepada pencitraan pemerintah.
Aksi yang awalnya berlangsung tertib, tiba-tba nyaris ricuh, saat massa aksi mencoba masuk ke halaman Kantor Gubernur melalui pintu gerbang bagian timur, namun dicegat oleh personel Satpol PP yang mengamankan jalannya aksi itu.
Alhasil, aksi saling dorong antara massa mahasiswa dengan personel Satpol PP tak terhindarkan.
“Gubernur harusnya, menggunakan anggaran tersebut untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN), selama ini tidak ada kegiatan kegiatan untuk memulihkan perekomomian di Kota Ambon, padahal masyarakat kesulitan ditengah pandemi, gubernur justru menggunakan anggaran tersebut untuk bangun drainase dan trotoar yang tidak berguna,” tandas Benny Yeremias dalam orasinya.
Selain soal pinjaman pemprov, massa aksi juga menyentil soal dana Rp 3 milliar yang harusnya digunakan untuk proyek penataan kawasan dan rehabilitasi gedung Islamic Center, namun justru digunakan untuk pembangunan cafe.
“Gubernur harus mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran pembangunan cafe pada lokasi Islamic Center,” tandasnya.
Walaupun diguyur hujan deras, massa mahasiswa tetap melakukan orasi didepan gerbang karena belum di isinkan masuk ke depan lobi untuk berdialog dan tidak ada satu pejabat pun menemui mereka.
Setelah sempat bersitegang dengan personel Satpol PP tepat pukul 12.50 WIT, massa GMKI Cabang Ambon akhirnya dipersilahkan masuk untuk menyampaikan aspirasi mereka di depan loby Kantor Gubernur.
Di lobi, puluhan massa aksi yang dikoordinir Yongky Leslessi ini diterima Kepala Kesbangpol, Titus Renwarin. Namun, melihat kehadiran Renwarin, massa GMKI kecewa dan sempat melakukan protes, mereka menuntut Gubernur Murad Ismail, untuk hadir mendengar langsung aspirasi mereka.
Para mahasiswa ini menilai, pentingnya kehadiran gubernur sebagai penanggungjawab penggunaan anggaran yang diakui mereka tidak tepat sasaran serta tidak sesuai peruntukannya.
“Setiap aksi ayahanda Murad Ismail tidak pernah berani menemui kami secara langsung, ada apa? Di sini kami dengan tegas berdiri atas kepentingan rakyat. Ayahanda selaku penanggungjawab harus bisa secara transparan menjelaskan kenapa penggunaan dua anggaran ini tidak sesuai peruntukannya,” tandas Leslessy.
Sementara itu orator yang lain Benny Yeremias mengatakan bahwa bahwa ada janji gubernur yang sampai saat ini masih mereka ingat di kepala.
“Dulu gubernur penah mengatakan kalau tidak ada menteri orang Maluku kita merdeka. Apa itu, omong kosong. Karena apa yang telah disenandungkan oleh ayah handa tidak dilakukan,” teriak Jeremias.
Dirinya menilai Murad tidak memiliki konsep pembangunan selama menjabat sebagai gubernur.
“Kita punya SDM yang sangat banyak tetapi tidak dipakai dalam membuat konsep pembangunan sehingga kita masih tetap miskin dan dalam beberapa tahun terakhir apa yang berdampak bagi rakyat tidak ada, karena hanya pencitraan semata,” ungkapnya. (S-51)
Tinggalkan Balasan