Golkar memang tak ada matinya. Kedigdayaan Golkar tercatat rapi dari setiap panggung dan momen politik penting tanah air.

Dari rahim partai berlambang beringin ini terlahir sejumlah partai papan atas, sebut saja Gerindra, Hanura, Nasdem, maupun partai gurem sekelas PKPI dan Partai Ber­karya. Namun  begitu, Partai Gol­kar tak lantas surut dan ter­puruk.

Soal berpolitik, Golkarlah guru­nya. Golkar memang jawara dalam urusan yang satu ini. Partai kuning ini memang tak pernah meng­andalkan atau bergantung kepada kharisma dan figur seseorang.

Buktinya, Golkar yang hampir pasti “ilang jalan” di MBD, kini sedang sibuk melakukan komu­nikasi politik dengan Partai Ge­rindra. Tujuan utamanya, agar tidak hilang muka.

Memang, Golkar awalnya boleh dibilang terlalu buru-buru yakin akan pasangan Desianus “Odie” Orno dan Bastian Petrusz. Pasa­ngan ini memang didorong habis oleh Barnabas Orno.

Baca Juga: DPD PDIP Diminta Evaluasi Dinamika Partai

Wakil Gubernur Maluku itu bahkan turun langsung melakukan pendekatan dan meyakinkan Air­langga Hartarto agar adik kan­dungnya diberi rekomendasi untuk bertarung di Pilkada MBD.

Puncaknya, rekomendasi lang­sung diserahkan Menko Perekono­mian itu, Minggu (12/7) lalu kepada Orno dan Petrusz, di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta.

Sampai di situ, Barnabas Orno boleh bernafas lega dan menepuk dada. Namun dukungan minimal lima kursi parpol, harus dikantongi untuk mengkuti pilkada, seperti diamanatkan undang undang.

Eks Bupati MBD dua periode itu lalu berupaya sekuat tenaga. Ber­bagai langkah dia tempuh, terma­suk melobi Partai Demokrat, yang kala itu belum menentukan pilihan.

Namun partai besutan mantan Presiden Susilo Bambang Yudho­yono itu, justru menjatuhkan pili­hannya kepada incumbent, Benya­min Thomas Noach.

Salah satu orang dekat Barna­bas Orno mengaku kalau, bosnya itu kaget bukan kepalang, begitu tahu Demokrat merapat ke incumbent. “Bapak kaget waktu tahu Demokrat dukung pak Noach,” ujarnya kepada Siwalima, Jumat (17/7), sembari mewanti-wanti agar namanya tak ditulis.

Di pihak lain, Partai Golkar yang tak mau kehilangan muka, lang­sung melakukan pertemuan daring, antara petingginya. Kesimpu­lannya, Golkar harus tetap masuk gelanggang, sekalipun tanpa Bar­nabas dan Odie Orno.

Salah satu orang yang dekat dengan Ramly Umasugi, Ketua Golkar Maluku, memastikan, kalau partainya sudah mendapat sambu­tan dari Niko Kilikili, yang sebe­lumnya sudah didukung Gerindra.

“Sudah ada pertemuan. Sya­ratnya, Bastian Petrusz sebagai kader Golkar harus diberi jatah. Dan Bastian jadi calon wakil, men­dampingi pak Niko,” katanya, Minggu (19/7) siang.

Lalu, ke mana Odie Orno? “Itu bu­kan lagi urusan kita. Fokus kita saat ini adalah menjaga marwah dan wibawa partai, malalui penem­patan kader sebagai salah satu kandidat,” tambah kader senior beringin ini, sembari meminta namanya tak dikorankan.

Kader beringin lain, Ronny Sian­ressy, justru membenarkan adanya lobi-lobi untuk Golkar dan Gerindra berpasangan. “Penjaja­kan itu sudah dilakukan dan sudah hampir 99 persen rampung. Gol­kar fix dengan Gerindra, mengu­sung Niko Kilikili dan Bastian Petrusz,” ujar dia kepada Siwalima, melalui telepon seluler, Minggu (19/7).

Ronny juga mengaku kalau bukti dan dokumentasi ke arah itu, su­dah diunggah ke akun facebook mi­liknya. “Ada foto-fotonya di facebook,” tambah Ronny.

Koordinator Badan Pemena­ngan Pemilu DPD Golkar Maluku, Anos Yermias juga memastikan Golkar tengah gencar melakukan lobi ke Partai Gerindra. Golkar tidak ingin, masyarakat Kabupaten MBD di­suguhi kotak kosong dalam pilka­da serentak 9 Desember mendatang.

Bukan soal menang atau kalah, tetapi yang diinginkan oleh Golkar memberikan pilihan politik kepada masyarakat.  “Kami tidak ingin masyarakat MBD nantinya disuguhi kotak kosong, karena itu kemun­duran diera demokratisasi,” tandas  Anos, kepada Siwalima, Sabtu (18/7).

Jika lobi Golkar ke Gerindra gagal, dan terpaksa kotak kosong,  Anos memastikan, tingkat partisi­pasi masyarakat dalam pilkada sangat rendah.

“Kalau ada kotak kosong dan tidak ada pilihan bagi masyarakat, kita catat pasti golput juga banyak, kalau golput terjadi maka itu bukan demokrasi,” ujarnya.

Tetapi Anos yakin Golkar akan ber­koalisi dengan Gerindra. Apa­lagi calon kepala daerah dari Gerindra merupakan orang yang memiliki track record yang baik di masyarakat.

“Partai Golkar sampai dengan hari ini masih terus mencari ruang agar dapat berkoalisi dengan Partai Gerindra,” tandasnya.

Lanjutnya, dari sisi flat form, Golkar dan Gerindra memiliki banyak kesamaan. “Dalam politik, tidak ada yang tidak mungkin,” ujar Anos.

Pengurus Golkar lainnya, Suban Pa­tti­mahu optimis Golkar punya pa­sangan calon yang akan berta­rung  dalam pilkada MBD. “Masih dilaku­kan lobi dengan Gerindra,” ujarnya.

Lalu apa tanggapan kubu Gerin­dra? Ketua DPD Gerindra Maluku, Hendrik Lewerissa mengatakan, DPP belum memutuskan siapa yang direkomendasikan.

“Sampai saat ini belum ada putu­san dari DPP dan apapun keputu­san partai tentunya akan kita lak­sanakan,” tandas Lewerissa, kepada Siwalima, melalui telepon selulernya, Sabtu (18/7).

Menurut anggota DPR ini, Gerindra telah memberikan surat tugas beberapa waktu lalu kepada Nikolas Kilikili dan Onisimus Septory untuk mencari dukungan dari partai lain, karena Gerindra di Kabupaten MBD hanya memiliki tiga kursi.

“Mengingat Partai Gerindra hanya memiliki tiga kursi di Kabupaten MBD maka otomatis harus men­cari koalisi dari partai lainnya, se­hingga DPP telah memberikan surat tugas kepada Nikolas Kilikili dan Onisimus Septory, untuk mencari dukungan dari partai lain,” jelasnya.

Tarung Panas Pilkada Golkar vs PDIP (5)

Golkar Putar Haluan, Odie Orno Bakal TerlemparKalau sampai saat ini, belum ada partai lain yang memberikan dukungan politik kepada Nikolas Kilikili dan Onisimus Septory, kata Lewerissa, keputusan ada di ta­ngan DPP.

“Kita tunggu saja, keputusan DPP seperti apa karena itu kewe­nangannya DPP,” ujarnya.

Disinggung soal adanya lobi dari Golkar, Lewerissa mengatakan, lobi politik itu hal biasa, tetapi ke­wenangan ada pada DPP. “Kepu­tusan itu ada pada DPP,” tandasnya.

Ketua DPC Partai Gerindra Kabu­paten MBD, Every Mozes juga mengatakan hal yang sama. “Sam­pai saat ini belum ada putusan DPP, jadi kita belum tahu Partai Gerindra akan memberikan reko­mendasinya kepada pasangan siapa,” kata Mozes.

Mozes menambahkan, siapapun yang diputuskan DPP, DPC Ka­bupaten MBD siap bekerja. “Prin­sipnya kita menerima dan siap bekerja untuk memenangkan pasangan yang telah diputuskan DPP,” tandasnya.

Dalam politik tidak ada yang abadi. Kendati Odie Orno sudah mengantongi kartu anggota Partai Demokrat, namun bukan menjadi garansi ia mendapatkan rekomen­dasi dari partai berlambang bin­tang mercy itu.

Wakil Ketua Bidang Buruh DPD PDIP Maluku, Irvan Hamka menga­takan, rekomendasi Demokrat me­nambah kekuatan PDIP dan partai koalisi untuk memenangkan pilkada MBD. “Sesuai arahan ketua DPD kami optimis akan menangkan pilkada. Semua mesin partai yang ada akan digerakkan,” tandasnya.

Kendati sudah memiliki koalisi besar, namun kata Hamka, PDIP tetap membuka ruang untuk partai lain bergabung. “Yang namanya kontestasi politik ini kerja bersama, tidak bisa kita berdiri sendiri,” ujarnya.

Mencermati realitas politik di MBD,  Akademisi Fisip Unpatti, Su­kur Soa-Siu mengatakan, reko­men­dasi Demokrat diberikan ke­pada incumbent, karena pertim­bangan kemenangan pilkada.

“Partai punya pilihan tersendiri terkait dengan strategi untuk me­nang, itu bukan hal yang luar biasa jika pilihan partai jatuh ke calon kandidat yang lain. Kan ada banyak variabel, salah satunya mungkin pe­luang kemenangan kandidat,” ujar­nya, kepada Siwalima, Sabtu, (18/7).

Sukur menilai, sosok Ketua PDIP Maluku, Murad Ismail yang juga menjabat gubernur akan menam­bah daya gedor untuk meme­nangkan pasangan yang diusung.

“Figur ketua DPD bisa juga jadi satu hal untuk memperkuat PDIP untuk memenangkan percaturan politik, tapi masyarakat memiliki perhitungan dan penilaian maka PDIP harus tetap bekerja keras,” tandasnya.

Hal senada disampaikan Akade­misi Fisip UKIM, Amelia Tahitu.  Dalam menjatuhkan dukungan, par­tai pasti punya hitungan-hitungan soal peluang menang dan kalah. Apalagi partai sekelas Demokrat.

“Partai akan menghitung-hitung, apakah ketika berikan rekomen­dasi menang atau tidak,” ujarnya.

Amelia menambahkan, keme­na­ngan bisa diraih tergantung strategi dan kerja keras semua elemen partai pengusung. Sosok pimpinan partai juga akan turut berpengaruh.

“Artinya dampak itu pasti ada, tidak mungkin seorang ketua DPD PDIP seperti pak Murad, mana dia mau PDIP kala di pilkada,” tan­dasnya. (Cr-2/S-16)