AMBON, Siwalimanews – Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar mulai melakukan konsolidasi, jelang pemilihan kepala daerah serentak.

Salah satu agendanya adalah mengumpulkan seluruh calon kepala daerah, baik provinsi, maupun kabupaten dan kota.

Agenda itu dikemas dengan tema silahturahmi bersama pimpinan partai kuning itu, dengan mereka yang namanya masuk bidikan. Menariknya, dalam sejumlah nama yang diundang, nama Gubernur Maluku Murad Ismail tak ada dalam daftar.

Sekretariat DPD Partai Golkar, James Timisela kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Sabtu (6/4) mengaku, berdasarkan surat DPP Partai Golkar Nomor Sund-359/GOLKAR/IV/2024 memang tidak ada nama Gubernur Maluku Murad Ismail yang dipanggil untuk silahturahmi sekaligus mendapatkan pengarahan DPP Golkar di Jakarta.

Dijelaskan, Bacalkada yang dipanggil DPP Golkar merupakan nama-nama yang sejak November 2023 lalu telah diberikan penugasan untuk melakukan kerja-kerja politik termasuk sosialisasi bagi partai Golkar dalam pileg dan pilpres.

Baca Juga: DPP Panggil Sejumlah Bacalkada Golkar

“Atas petunjuk DPP, kita memperhatikan dari tokoh kader Golkar maupun non partai yang menurut DPD bisa dimajukan sebagai bacalkada dan Memang sesuai surat penugasan yang dikeluarkan November tidak ada Pak Murad di Partai Golkar dan sebagian besar nama-nama itu adalah kader kita,” ujar Timisela.

Kendati begitu, DPD Partai Golkar tidak menafikan jika dalam pertimbangan DPP ada calon gubernur yang mengambil kader partai Golkar sebagai calon wakil gubernur, maka tentunya akan menjadi pertimbangan tersendiri, artinya masih terbuka ruang bagi siapapun diluar empat nama yang dipanggil DPP untuk diusung dalam Pilkada..

“Karena Golkar tidak bisa mengusung sendiri calon gubernur sehingga dalam pertimbangan ada kader diluar partai Golkar yang diusung sebagai gubernur dan mengambil wakilnya dari Golkar maka otomatis Golkar mempertimbangkan untuk memberi dukungan,” tegasnya.

Timisela menambahkan Partai Golkar tidak mungkin memberikan tiket kepada calon gubernur noj kader partai dan Golkar hanya sebagai penonton tanpa ada kader yang diusung sebagai calon wakil gubernur.(S-20)