Garda Desak KPK Tetapkan Bupati Bursel Tersangka
AMBON, Siwalimanews – Gerakan pemuda (Garda) Bursel kembali melakukan demonstrasi di Kantor KPK, Kamis (9/7).
Mereka mendesak, lembaga anti rusuah itu menetapkan, Bupati Bursel Tagop Sudarsono Soulissa sebagai tersangka, dugaan tindak pidana korupsi skandal gratifikasi di Bursel, yang merugikan negara dan sempat diungkap KPK beberapa waktu lalu.
Sebelumnya juga, mahasiswa dan Garda Bursel di Jakarta menggelar demonstrasi di Kantor KPK pada, Kamis (2/7). Dalam aksi itu mereka menuntut KPK menjelaskan, status hukum kasus dugaan tindak pidana korupsi skandal gratifikasi tersebut.
Demonstrasi kali ini yang dikoordinir oleh Hamis Souwakil tiba di Kantor KPK pukul 15.00 WIT dengan menggunakan mobil pick up, pengeras suara dan bendera merah putih.
Selain itu, para pendemo ini juga membawa spanduk bergambar Tagop Sudarsono Soulisa bertuliskan tiga poin tuntutan yaitu, pertama, mendesak KPK RI usut tuntas kasus skandal gratifikasi di Buru Selatan.
Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang TinggiDua, mendesak KPK RI segera keluarkan sprindik terhadap Tagop Sudarsono Soulisa (Bupati Buru Selatan). Tiga, KPK RI segera tetapkan status hukum Tagop Sudarsono Soulisa sebagai tersangka.
Selain itu, mereka turut membawa pamflet bergambar Tagop Sudarsono Soulisa bertaring dengan tulisan, KPK Segera Tersangkakan Tagop S Soulisa.
Dalam aksi demo ini, sejumlah orator turut ambil bagian dalam orasi kurang lebih 1 jam yang intinya, mereka mendesak KPK segera menetapkan Tagop Sudarsono Soulisa sebagai tersangka.
Hamis Souwakil kepada Siwalima melalui telepon selulernya, usai aksi tersebut mengaku, aksi yang dilakukan para pemuda Bursel di Jakarta sebagai bentuk sikap pihaknya yang tetap konsisten mendukung KPK menuntaskan kasus gratifikasi di Bumi Bipolo yang sebelumnya sudah diperiksa KPK beberapa pekan lalu.
“Kami Garda Bursel Jakarta mendesak KPK untuk menaikan status hukum atas kasus dugaan gratifikasi yang dilakukan bupati aktif saat ini, pak Tagop Sudarsono Soulissa,” ujarnya.
Hamis berjanji, akan terus mendatangi KPK untuk mendukung lembaga tersebut menetapkan status hukum atas dugaan keterlibatan Bupati Bursel dalam skandal gratifikasi hingga tuntas.
“Kami berjanji akan terus demo untuk mendukung langkah hukum agar KPK segera usut tuntas dugaan keterlibatan Tagop dalam kasus skandal gratifikasi yang saat ini ditangani KPK,” janjinya.
Ketua Tim Hukum Garda Bursel Jakarta, Rahmat Mony menambahkan, aksi demo tersebut disambut baik oleh pihak KPK untuk menuntaskan kasus gratifikasi tersebut. Kata dia, KPK akan segera menetapkan status hukum yang dialamatkan kepada Tagop.
“Hasil audensi kami yang mewakili teman-teman Garda Bursel Jakarta dengan pihak KPK, bahwa lembaga anti rasuah ini secara tegas akan segera menaikan status hukum Tagop dari penyelidikan ke tahap penyidikan, terkait dugaan skandal gratifikasi di Bursel dan akan diumumkan secara nasional,” tandas Rahmat.
Sebelumnya dalam aksi demo itu, Abdul Hamid Souwakil dalam orasinya mengatakan, demo yang dilakukan ini bertujuan untuk mendesak KPK segera menetapkan status hukum Tagop dalam kasus gratifikasi.
“KPK harus bisa memutuskan status hukum dari Bapak Tagop Sudarsono Soulisa, dikarenakan persoalan ini sangat jelas membuat masyarakat Bursel semua bertanya-tanya, jangan sampai kita hidup dalam kondisi yang dilematis,” kata Souwakil.
Ia mengaku, demonstrasi yang dilakukan pihaknya tidak ditunggangi oleh siapa pun atau kelompok tertentu.
“Kita tidak ingin negeri kita menjadi negeri yang korup karena negeri kita adalah negeri adat,” ucapnya.
Ia menghimbau rekan-rekannya untuk tidak usah takut selama berdiri disini untuk menyuarakan kebenaran. Semua orang dihadapan hukum sama dan tak ada yang kebal hukum.
Ia yakin, KPK akan bekerja maksimal dalam penanganan kasus ini sehingga keadilan dapat benar-benar ditegakkan.
Abdul Karim Souwakil alias Bonu, penyanyi asal Bursel dalam orasinya juga turut menyanyikan lagu mars Garda.
“Bersama garda kita berjuang, berjuang, bergerak maju untuk perubahan, perubahan, singkirkan penghalang, robohkan pembatas, untuk Buru Selatan jaya. singkirkan penghalang, robohkan pembatas, untuk Buru Selatan jaya,” lantunnya sambil diikuti pendemo lainnya.
Tak hanya itu, iapun turut menyanyikan yel-yel demo tersebut.
“Tangkap-tangkap segera, KPK tangkap Pak Tagop saja. Tangkap-tangkap segera, KPK tangkap Pak Tagop saja. Tangkap-tangkap segera, KPK tangkap Pak Tagop saja,” teriaknya bersama para pendemo lainnya.
Sementara itu, setelah berorasi kurang lebih satu jam. Mereka langsung membubarkan diri secara damai sambil berjanji akan mendatangi KPK dengan aksi-aksi demo berikutnya.
Mahasiswa Demo
Mahasiswa dan gerakan pemuda (Garda) Buru Selatan di Jakarta menggelar aksi demonstrasi di kantor KPK, Kamis (2/7).
Aksi itu menuntut lembaga anti rasuah itu menjelaskan, status hukum kasus dugaan tindak pidana korupsi skandal gratifikasi di Bursel yang merugikan negara dan sempat diungkap KPK beberapa waktu lalu.
Dewan pengarah sekaligus pendiri Garda Bursel, Abdul Hamid Souwakil kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Jumat (3/7) mengatakan, pihaknya demo ke KPK untuk mempertanyakan status hukum kasus skandal gratifikasi yang diselidiki KPK.
“Jadi itu terkait dengan pemanggilan pak bupati, Tagop Sudarsono Soulissa oleh KPK pada Maret 2020 yang lalu. Ini persoalan harus clear. Kalau memang ada indikasi korupsi yang terjadi di sana, harus diselesaikan sampai dengan tuntas oleh KPK,” kata Souwakil.
Dijelaskan, selain mempertanyakan status kasus skandal gratifikasi di Bursel, pendemo juga mendorong dan memberikan dukungan kepada KPK untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut.
“Jika sudah terpenuhi syarat-syarat formil secara hukum, maka saudara Tagop segera ditersangkakan supaya ini tidak menjadi bola liar. Nah, kami juga sampaikan ke KPK dalam mengusut persoalan ini harus menggunakan hatinya untuk melihat bagaimana dampak dari perkara ini dan juga membuat masyarakat Bursel itu resah dan bagaimana dampak dari proses ini,” beber Souwakil.
Menurutnya, sebagai pemuda dan mahasiswa Bursel yang ada di Jakarta, pihaknya mempunyai kepentingan secara moral untuk mendorong KPK menyelesaikan kasus-kasus korupsi di Kabupaten Bursel.
Tak hanya KPK, mereka juga mendesak Ombusman RI mengawasi Tagop Soulissa di perhelatan Pilkada serentak Desember mendatang.
Pasalnya setiap perhelatan pilkada Tagop diduga sering menggunakan kekuasaannya sebagai bupati meneror ASN di kabupaten tersebut untuk memuluskan kepentingan politiknya.
Menurutnya, Tagop secara terang-terangan menyalahgunakan kekuasaan untuk menekan masyarakat dan ASN disetiap perhelatan politik di Buru Selatan.
Bahkan setiap konsolidasi politik istrinya, Tagop yang notabene bupati aktif ikut memakai kekuasaannya untuk memuluskan kepentingan politik pada pilkada Desember 2020 nanti.
Adapun tuntutan pendemo yakni satu, mendesak KPK untuk memanggil kembali Bupati Bursel Tagop Sudarsono Soulissa untuk diperiksa dan diusut dugaan keterlibatannya dalam skandal gratifikasi
Kedua, meminta Ombusman RI untuk mengawasi Bupati Buru Selatan diperhelatan Pilkada 2020 yang juga memajukan istrinya Safitri Malik Soulissa sebagai salah satau bakal calon Bupati Bursel.
Tiga, meminta seluruh DPP Partai Politik untuk tidak merekomendasikan Safitri Malik Soulissa pada Bursa Pilkada Buru Selatan 2020 nanti atau menarik kembali rekomendasi partai kepada Safitri Malik Soulissa bagi yang telah merekomendasikan.
Usai membacakan dan menyerahkan tuntutan ke humas KPK, massa aksi langsung membubarkan diri dengan tertib.
Sementara itu, Bupati Bursel, Tagop Sudarsono Soulissa yang dihubungi semalam, namun telepon selulerya tidak aktif. Begitupun dengan Sekda, Iskandar Walla, telepon selulernya di luar jangkauan (S-35)
Tinggalkan Balasan