Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang modern, multifungsi, dan memiliki jumlah penutur yang besar seharusnya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa membuat alat untuk mengukur kemahiran penggunaan bahasa Indonesia atau lebih dikenal dengan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) sebagai wujud kebanggaan akan bahasa Indonesia. UKBI Adaptif  yang memiliki slogan teruji lebih terpuji ini dirancang untuk memgukur keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, merespons kaidah, membaca, menulis, dan berbicara yang desain ujinya disesuaikan dengan estimasi kemampuan peserta uji.

Pada awal tahun 2021, UKBI resmi diluncurkan dan antusiasme peserta uji untuk mengukur kemampuan berbahasanya terus meningkat. Kemudahan proses pengujian,  hasil yang akurat, kebebasan yang diberikan kepada peserta uji untuk memilih paket uji, serta mendapat sertifikat yang dapat diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, menjadi daya tarik peserta uji. Hasil UKBI peserta dipetakan ke dalam tujuh peringkat, predikat, dan rentang skor. Ketujuh predikat tersebut ialah istimewa, sangat unggul, unggul, madya, semenjana, marginal, dan terbatas. Sertifikat UKBI berisi skor masing-masing seksi yang diuji sehingga peuji dapat mengetahui apa yang perlu dilatih dan diperbaiki serta mengetahui apakah predikat yang dimiliki sudah sesuai dengan standar yang ditentukan dalam Permendikbud No. 70 tahun 2016.

Untuk memperkenalkan UKBI Adaptif Merdeka, Kantor Bahasa Provinsi Maluku secara terus menerus melakukan audiensi, sosialisasi, dan simulasi kepada sekolah dan berbagai pemangku kepentingan. Sambutan dan kerja sama yang baik dari pemangku kepentingan sangat mendukung proses pemberian layanan UKBI bagi masyarakat Maluku. Sosialisasi dan simulasi dilakukan dengan memaparkan gambaran umum tentang UKBI, jumlah soal, bentuk soal, serta cara mendaftar. Upaya yang dilakukan ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, khusunya pihak sekolah. Hal ini terbukti dengan jumlah peuji yang meningkat lebih dari 1000 persen,  Di tahun 2021 terdata 60 peserta mengikuti UKBI dan meningkat menjadi 1.050 peuji di tahun 2022.

Berdasarkan karakteristik peuji, di Maluku terdapat sembilan kategori peuji yang mengikuti UKBI yakni pelajar SMA, pelajar MTS, pelajar SMP, pelajar SMK, pelajar MA, mahasiswa, ASN, honorer dan masyarakat umum.  Dari sembilan kategori peuji tersebut,  jumlah terbesar ada pada pelajar yang terbagi atas pelajar SMA 871 orang, pelajar MTS 59 orang, pelajar SMP 26 orang, pelajar SMK 7 orang, dan pelajar MA 3 Ambon. Selain dari kalangan pelajar, peuji di Maluku meliputi mahasiswa 56 orang, ASN 21 orang, honorer 5 orang, dan masyarakat umum  2 orang. Berdasarkan data peuji tersebut,  diperlukan upaya untuk meningkatkan jumlah peuji pada kategori peuji dengan jumlah peuji yang masih sedikit. Namun, apakah itu cukup?  Apakah tujuan UKBI dirancang hanya untuk mencapai banyak peuji? Tentu saja tidak karena UKBI adalah bagian dari upaya untuk membina, merawat, dan memartabatkan bahasa Indonesia. Bagaimana dengan tingkat kemahiran berbahasa Indonesia peuji di Maluku? Dari total 1.050, predikat dengan jumlah peuji terbanyak ada pada predikat marginal yaitu 307 peuji, diikuti dengan 279 peuji berpredikat semenjana, 210 peuji berpredikat madya, 147 peuji berpredikat terbatas, 75 peuji berpredikat unggul, dan 18 peuji berpredikat sangat unggul. Jika merujuk pada standar kemahiran berbahasa Indonesia yang tertuang pada Permendikbud No. 70 tahun 2016, dapat disimpulkan bahwa kemahiran berbahasa Indonesia di Maluku belum memenuhi standar yang ditentukan oleh pemerintah. Rata-rata peuji merupakan pelajar SMA, maka seharusnya predikat yang didapat ialah madya, tetapi faktanya rata-rata peuji hanya berpredikat marginal dan semenjana.

Dengan demikian, kemahiran penutur bahasa Indonesia di Maluku perlu ditingkatkan. peningkata tersebut dapat didukung melalui evaluasi dalam proses pembelajaran, penyusunan kurikulum, dan penggunaan dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan slogannya “Teruji Lebih Terpuji”, mari ikut UKBI agar kita mahir berbahasa Indonesia. (*)

Baca Juga: Ketahanan Kesehatan Masa Datang