AMBON, Siwalimanews – Pemprov Maluku telah memesan 6 unit ventilator untuk menutupi kekurangan di RSUD dr. M Haulussy Ambon.

“Memang yang ada itu kurang, jadi kita sudah pesan dari Jakarta, ada enam unit,” kata Sekda Maluku, Kasrul Selang kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Rabu (29/4).

Dijelaskan, ventilator sebagai alat bantu pernapasan bagi pasien yang terinfeksi virus corona. Karena virus ini menyerang sistem pernapasan dan paru-paru penderita.

“Jadi saya pastikan sudah kita pasien. Memang di RSUD M. Haulussy hanya 2 unit, tetapi ada 6 unit sudah dimiliki di RSUP dr. Johanes Leimena, jadi tidak masalah,” ujar Kasrul.

Kasrul mengungkapkan, apabila ada pasien yang gawat bisa menggunakan ventilator yang ada di RSUP dr. Johanes Leimena. “Kami sudah pesan untuk RSUD Haulussy, kita tunggu saja, alat ini tiba,” ujarnya lagi.

Baca Juga: Kapolda Apresiasi Kinerja Satgas Ops Merah Putih

Kekurangan Ventilator

Seperti diberitahukan, RSUD dr M. Haulussy mengeluhkan minimnya ventilator atau alat bantu pernafasan yang diperuntukan untuk menangani pasien Covid-19.

Hal ini diungkapkan Direktur RSUD M. Haulussy, Ritha Tahitu saat pimpinan DPRD Provinsi Maluku, Selasa (28/4) melakukan kunjungan kerja ke rumah sakit tersebut.

Di depan Ketua DPRD, Lucky Wattimury bersama tiga Wakil Ketua, Richard Rahakbauw, Melkias Saerdekut dan Aziz Sangkala, serta Sekretaris DPRD Maluku, Boedewin Wattimena, Taihutu menjelaskan, ventilator sangat penting. Sementara RSUD M. Haulussy baru memiliki dua ventilator.

“Sejauh ini kekurangan-kekurangan yang ada berkaitan dengan masker N-95, yang diperuntukan bagi medis. Karena penggunaan masker hanya sekali mengakibatkan kebutuhan masker menjadi sangat sulit. Ventilator atau alat bantu pernafasan yang minim juga menjadi kendala,” ujarnya.

Dikatakan, pihaknya telah meminta bantuan ventilator dari Kementerian Kesehatan, namun belum diberikan.

“Kalau ventilator itu hanya ada dua alat. Kami sementara meminta ke kementerian kesehatan tetapi belum dapat, tetapi PT Hasrat Abadi sudah menjanjikan satu unit ventilator,” katanya.

Dijelaskan, semestinya alat ventilator atau alat bantu pernapasan harus seimbang dengan tempat tidur bagi pasien Covid-19. Jika tidak, maka akan menimbulkkan masalah.

Masalah lain yang disampaikan Tahitu berkaitan dengan sarana transportasi bagi tenaga medis yang merawat pasien Covid-19. Ia meminta agar bagi para petugas yang merawat pasien Covid-19 disediakan satu unit bus untuk antar jemput. (S-39)