AMBON, Siwalimanews – Partai Demokrasi Indonesia Perjuang Maluku menggelar rapat  koordinasi konsolidasi dalam rangka persiapan pilkada serentak 2020.

Rapat yang digelar secara online ini dipimpin oleh ketua DPD PDIP Maluku Murad Ismail dengan melibatkan selurah Dewan Pimpinan Cabang di 11 kabupaten/kota di Maluku.

Sekretaris DPD PDIP Maluku, Edwin Huwae mengatakan, dalam rapat koordinasi yang dilakukan antara DPD dan DPC yang dipimpin oleh Ketua DPD, sudah mengkonsolidasikan seluruh struktural partai untuk mempersiapkan kerja pemenangan diempat wilayah.

“Kita sudah mengkonsolidasikan seluruh struktural partai untuk mempersiapkan kerja pemenangan diempat wilayah yang akan melakukan pilkada,” ungkap Huwae kepada wartawan, Rabu (01/7).

Dikatakan, dari perhelatan pilkada serentak 9 Desember mendatang, PDIP Maluku sangat berharap untuk dapat memenangkan pilkada tersebut, yang sudah tentu harus dibarengi dengan kerja keras semua unsur partai yang ada.

Baca Juga: Alkatiri, Safitri dan Gonga Resmi Terima Rekomendasi Demokrat

Ketua DPD, kata Huwae, selalu memberikan arahan dan petun­juk dalam rangka kerja pemena­ngan bagi semua kader, baik struktural maupun fungsional. Dengan tetap mengedepankan koordinasi yang baik untuk mencapai target tersebut.

Terkait dengan rekomendasi PDIP kepada calon kepala daerah Kabupaten Kepulauan Aru yang sampai saat ini belum keluar,

Huwae menegaskan, DPD PDIP masih menunggu keputusan DPP pusat. Namun, pihaknya berharap, dalam waktu dekat keputusan DPP terkait dengan rekomendasi calon kepala daerah bagi Kepulauan Aru, segera turun sehingga tahapan pilkada dapat berjalan dengan baik. “Yang masih belum Aru, kita lagi menunggu saja mudah-mudahan dalan waktu dekat sudah ada keputusan partai,” jelasnya.

Menyoal bakal calon yang saat ini berpeluang mendapatkan rekomendasi PDIP, Mantan ketua DPRD Maluku ini menjelaskan yang saat ini menguat yaitu Johan Gonga dan wakilnya, apalagi wakil kepala daerah sudah pindah dan memegang kartu tanda anggota PDIP.

“Jadi PDIP perjuangan sesuai keputusan kongres dan rekernas memprioritaskan kader, sehingga kalau ada rekomen­dasi partai tentu harus dilihat apakah kader atau calon dari kalangan profesional,” terangnya.

Yang penting, tambah Huwae, bukan soal kader tetapi soal kemampuan untuk memimpin, mengenal wilayah dan ideologi. Jika secara ideologi nasionalis, pancasilais dan religius PDIP akan membuka ruang kepada siapapun tergantung komunikasi politik. (Cr-2)