AMBON, Siwalimanews –  Anggota Komisi VI DPR RI dapil Maluku Hendrik Lewerissa optimis ditangan PT Waskita Karya, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) bakal sukses sesuai dengan target pemerintah.

Lewerissa dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Selasa (17/1) mengaku, sejak peletakan batu pertama pembangunan IKN oleh Presiden Joko Widodo, Waskita Karya telah meraih beberapa kontrak proyek IKN, diantaranya proyek Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung pada kawasan Istana Kepresidenan dengan total nilai kontrak mencapai Rp1,35 triliun.

Proyek yang rencananya akan berada diatas lahan seluas 50.678 m2 dan luas bangunan 33.312 m2 yang terbagi menjadi 3 bangunan yaitu, Sekretariat Presiden, Mess Paspampres dan bangunan pendukung ini membutuhkan waktu 720 hari dengan target penyelesaian pekerjaan pada akhir tahun 2024.

“Keberhasilan Waskita meraih proyek ini pada kawasan Istana Kepresidenan di IKN dikarenakan pengalaman Waskita Karya dalam mengerjakan pembangunan gedung ternama dengan tepat mutu dan tepat waktu,” tulis Lewerissa yang akrab disapa HL dalam rilisnya seperti yang disampaikannya pada kegiatan sosialisasi BUMN Karya memberikan kontribusi terhadap pembangunan IKN yang berlangsung di Grand Avira Hotel, Selasa (3/1) lalu.

Menurut HL, hasil karya Waskita yang dirasakan masyarakat saat ini, diantaranya Wisma 46 Jakarta, Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Renovasi Masjid Istiqlal, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Terminal 1, Terminal 2, & Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta dan lainnya.

Baca Juga: Bupati di Desak Evaluasi Kadis Pariwisata Malteng

Dalam proyek IKN, 2 tender proyek jalan berhasil diperoleh yaitu Proyek Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung – Jembatan Pulau Balang senilai Rp990 miliar dan Pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN, dengan lingkup pekerjaan yaitu, pekerjaan persiapan, unit IPAL, pekerjaan mekanikal dan elektrikal, jalan dan lanskap serta dehidrator lumpur.

Selain itu, Waskita juga dipercaya mengerjakan proyek pembangunan IPAL di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dengan kontrak senilai Rp639 miliar dan menjadi support utama dalam pengelolaan air limbah di KIPP guna menjaga kualitas air tanah dan mengurangi pencemaran lingkungan.

Kendati ditengah upaya memberikan kontribusi dalam pembangunan IKN, Lewerissa memberikan apresiasi terhadap Waskita Karya yang berhasil melakukan transformasi digital yang dimulai sejak tahun tahun 2016 lalu.

“Transformasi itu perlu dilakukan, karena perseroan saat itu mengalami pertumbuhan besar-besarannya setelah Waskita Karya memperoleh tugas dari pemerintah untuk menuntaskan pembangunan jalan tol, khususnya tol trans Jawa,” ujar Lewerissa.

Munculnya pandemi covid-19 kata HL, telah menyebabkan realisasi proyek tidak berjalan sesuai harapan dan mengharuskan manajemen Waskita Karya membuat program penyehatan keuangan yang terdiri dari 8 stream, termasuk membuat transformasi bisnis dengan digitalisasi dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Dengan ditetapkannya digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi bisnis Waskita Karya, jumlah aplikasi yang dimanfaatkan perusahaan pun berkembang pesat, dimana dari aplikasi ERP dan dua aplikasi line of business, hingga ampai tahun 2022 digitalisasi di Waskita Karya telah menghasilkan 26 aplikasi.

Digitalisasi bisnis Waskita Karya lanjut HL, dibagi dalam empat tahap, yakni pertama  bidding/marketing, terdapat winning war room dengan memanfaatkan aplikasi welcome yang memuat seluruh data tentang pasar, tender yang diikuti, dan status tender.

Kedua, diproses engineering, Waskita Karya memanfaatkan virtual desktop infrastructure, perusahaan tidak perlu lagi menyediakan perangkat keras dengan spesifikasi tinggi dan harga mahal untuk aktivitas tim engineering artinya dengan memanfaatkan VDI, Waskita bisa mengurangi sehingga tinggal 20% (penggunaan perangkat laptop).

Ketiga, untuk kebutuhan procurement, Waskita Karya telah meluncurkan aplikasi e-procurement yang dinamai We-Proc yang mewadahi pembeli dan rekanan untuk melakukan pengadaan secara digital yang dilakukan secara tersentralisasi.

“Selanjutnya keempat, untuk proses construction, Waskita Karya memanfaatkan teknologi virtual reality sebagai media koordinasi BIM dan tidak hanya berhenti di implementasi teknologi sebab Waskita Karya sedang berupaya untuk meraih gelar National Lighthouse dalam implementasi Industri 4.0 di Indonesia,” pungkasnya.(S-20)