Dinsos Masa Bodoh, Gepeng Menjamur
AMBON, Siwalimanews – Kota Ambon sudah seperti kota yang tidak rama lagi dengan pengunjung. Betapa tidak setiap momen hari besar keagamaan, gelandangan dan pengemis (gepeng) bertebaran di pusat-pusat kota.
Gepeng kerap kali kita temukan di pintu-pintu masuk pusat perbelanjaan, swalayan maupun ruas jalan utama. Yang lebih aneh lagi keberadaan mereka justru dibiarkan oleh Dinas Sosial Kota Ambon tanpa bisa menertibkan.
Johan, warga warga Skip mengaku, keberadaan gepeng justru merusak citra Kota Ambon sebagai kota yang ramah kepada pengunjung.
“Kalau dulu jumlah gepeng sedikit, namun karena dibiarkan berkeliaran, jumlah mereka semaki bertambah, apalagi menjelang hari raya, mereka menjamur dimana-mana, kota ini sudah seperti kota pengemis,” kesalnya.
Dirinya berharap dinas terkait bisa segera mengatasi masalah ini karena sangat meresahkan, apalagi, menjelang hari besar keagamaan, mereka ada dimana-mana.
Baca Juga: Kecolongan, PNS Terpapar Disertakan Dalam Pelantikan“Harus ditetibkan, kalau tidak semakin haru jumlah mereka semakin banyak,” pintanya.
Sementara itu jumlah gepeng yang berkeliaran tidak membuat Dinas Sosial Kota Ambon mengambil langkah cepat untuk membasmi mereka.
Dinas selalu beralasan kalau tidak memiliki tempat untuk menampung puluhan gepang di Kota Ambon.
“Kita punya kantor saja kantor alternatif. Intinya kita tidak ada anggaran untuk membangun rumah singgah buat para gepeng,” tandas Kadisos Ambon Nurhayati Jasin kepda wartawan di Ambon, Kamis (8/4).
Selain itu dirinya mengaku di tahun ini pihaknya tidak menganggarkan dana untuk pembangunan dalam sistem informasi manajemen daerah (Simda) tahun 2021.
“Tidak ada yang kita nyantol diprogram atau kegiatan apa. Tidak ada yang bisa kita input di Simda. Kalau kita tidak ada di program atau kegiatan yang di Simda berarti kita tidak dapat anggaran,” bebernya.
Meski begitu, dirinya telah melakukan koordinasi dengan walikota untuk mencari jalan keluar bersama menanggulangi masalah gepeng di Kota Ambon.
“Walikota sudah instruksi kepada kepala Bappeda untuk koordinasi dengan pusat agar kita bisa masuk di kegiatan apa gitu,” ungkapnya.
Dirinya menegaskan, para gepeng yang berada di Kota Ambon sesungguhnya bukan merupakan warga kota ini sendiri. Mereka merupakan pendatang. “Memang kita inikan salah satu Kota yang mobilisasi penduduk yang sangat tinggi. Sebagian besar gepeng yang ada di Ambon ini bukan asli penduduk Kota Ambon,” pungkasnya.
Dirinya berharap, tak hanya pihaknya yang melakukan penanganan namun ada kesadaran dari para orang tua para gelandangan atau pengemis tersebut, yang selama ini sering menjamur di titik-titik keramaian di Kota Ambon, seperti Jl. A.y Patty dan sekitarnya.
“Mari kita gotong royonglah untuk mempercantik Kota ini. Karena bukan tanggung jawab kita, kan ada instansi terkait atau Pemerintah Desa, Kelurahan mungkin. Jadi kita ramai-ramailah. Supaya gepeng bisa berkurang,” harapya. (S-52)
Tinggalkan Balasan