Demo Tolak Omnibus Law Ricuh, di Unpatti Dibubarkan
AMBON, Siwalimanews – Demo ratusan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok organisasi Cipayung Plus menolak pengesahan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di DPRD Maluku, Kamis (8/10) ricuh. Sementara di Unpatti, mahasiswa dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian.
Kericuhan itu terjadi setelah massa pendemo yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI) ngotot ingin masuk ke gedung DPRD Maluku sekitar pukul 11.20 WIT, namun tidak diizinkan masuk oleh aparat kepolisian yang mengamankan gedung dewan.
Massa terus ngamuk, saling dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian pun terjadi. Situasi makin tidak dikendalikan ketika mahasiswa melemparkan beberapa air mineral kearah petugas.
Melihat aksi mahasiswa tersebut, aparat kepolisian mengamankan beberapa mahasiswa ke dalam ruangan gedung DPRD, namun kemudian dilepaskan kembali.
Bahkan Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease. Kombes Leo Nugraha yang turut mengawasi mahasiswa turun tangan menenangkan mahasiswa.
Baca Juga: Polres Malteng Intensif Lakukan PatroliWalaupun demikian, mahasiswa tetap ngamuk, pagar besi bagian kanan arah pintu masuk gedung DPRD Maluku roboh. Alhasilnya mahasiswa diizinkan masuk. Dan diterima oleh Ketua DPRD Maluku, Lucky Wattimury, didampingi dua wakil ketua, Melkianus Sairdekut dan Aziz Sangkala serta anggota dewan yang lain.
Ketua HMI Burhanudin Rumbouw membacarakan tuntutan aksi pertama, menolak dengan tegas UU Cipta Kerja. Kedua, mendesak pembatalan UU Cipta Kerja dan mendesak Presiden mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU tentang pembatalan pengesalah UU Cipta Kerja.
Ketiga, akan mengajukan judicial review kepada Mahkamah Konstitusi jika pemerintah memaksakan mengundangkan UU Cipta Kerja.
Usai membacakan tuntutan, para Ketua OKP Cipayung langsung menyerahkan tuntutan kepada Ketua DPRD Maluku.
Menanggapi tuntutan pendemo, Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury mengatakan, DPRD akan menindaklanjuti sesuai dengan mekanisme dimana tuntutan pendemo akan disampaikan kepada DPR dan Pemerintah Pusat.
“Aspirasinya sudah terima dan kami akan lakukan sesuai mekanisme di dewan dengan meneruskan kepada pembuat undang-undang yaitu DPR, dan kewajiban kami menampung aspirasi masyarakat,” tegasnya.
Wattimury mengapresiasi semua organisasi mahasiswa yang telah menyampaikan tuntutan, walaupun ada kericuhan tetapi masih dalam batas yang wajar.
Wattimury juga mengapresiasi aparat kepolisian yang begitu santai melakukan pengamanan, sehingga aksi demonstrasi berjalan dengan baik.
Usai mendengarkan penjelasan DPRD, ratusan pendemo meninggalkan gudung DPRD secara damai. Namun sebelumnya para pendemo ini melampiaskan kekesalan kepada lembaga DPR dengan menuliskan sejumlah kalimat di dinding tembok Gedung DPRD Maluku antara lain “ DPR Goblok, DPRD Dewan Pencabul Rakyat”.
Kapolda Apresiasi
Kapolda Maluku, Irjen Baharudin Djafar yang juga hadir di gedung DPRD Maluku memberikan apresiasi kepada pimpinan dan anggota DPRD yang telah melayani aksi mahasiswa dengan baik hingga usai.
“Saya mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada Ketua DPR beserta seluruh anggota yang terhormat karena telah melayani adik-adik mahasiswa dengan baik dan sampai dengan selesai,” ujar Kapolda.
Menurutnya, untuk pengamanan sendiri Polda Maluku menurunkan seribu personil gabungan untuk mengamankan aksi pada beberapa titik di Kota Ambon. Karenanya Kapoda memberikan apresiasi kepada semua jajaran kepolisian yang telah memberikan pelayanan terbaik.
Kapolda berharap, dengan aksi pengamanan yang baik dapat menjadi contoh bagi pengamanan ditempat lain, sebab aksi penolakan UU Cipta Kerja merupakan aksi secara nasional.
Untuk diketahui, akibat aksi ini sejumlah fasilitas perkantoran rusak, seperti pagar mapun dinding dan tiang gedung yang dicoret dengan pewarna.
Polisi Bubarkan
Aksi penolakan pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja tak hanya dilakukan di DPRD Maluku, aksi yang sama juga disuarakan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Maluku Melawan (GERAMM) di depan Kampus Unpatti Ambon.
Namun aksi ini dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian lantaran, demonstran melempari anggota palisi yang bertugas dengan batu.
Aksi yang digelar sekitar pukul 11. 00 WIT itu, awalnya berjalan lancar, ketika waktu menunjukan pukul 13.00 WIT, demonstran rehat sejenak dan kemudian melanjutkan demo sekitar pukul 15.00 WIT.
Hanya saja, aksi lanjutan yang terjadi di Unpatti ini diwarnai kericuhan antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Kericuhan ini terjadi berawal dimana aparat keamanan yang disiagakan untuk mengamankan aksi tersebut dilempari batu. Pelemparan itu diduga berasal dari arah kerumunan mahasiswa yang sementara menggelar demo.
Sontak polisi yang disiagakan mengambil sikap tegas dengan membubarkan secara paksa aksi yang mulai anarkis tersebut.
Demonstrasi ini sempat membuat kemacetan panjang, lantaran sebelah jalur di jalan Leimena dipenuhi demonstran.
Ketegangan antara polisi dan mahasiswa tersebut berhasil dicairkan setelah Kapolda Maluku, Irjen Baharudin Djafar yang didampingi Kapolresta Pulau Ambon, Kombes Leo Simatupang menemui mahasiswa untuk bernegosiasi.
Dalam pertemuan tersebut Kapolda memberikan pengertian kepada demonstran bahwa poin tuntutan demonstran sudah didengar sampai ke Jakarta.
“Saya berikan pengertian kepada adik-adik bahwa aksi dan poin tuntutan Insya Allah sudah sampai di Jakarta, dan saya sampaikan aksi ini tidak boleh lagi terjadi di sini,” tegas Kapolda kepada wartawan usai negosiasi dengan demonstran di kampus Unpati.
Mahasiswa sempat menyampaikan keluhan terkait adanya tindakan pemukulan yang dilakukan oknum polisi, untuk itu Kapolda berjanji akan menelusuri pelaku pemukulan untuk diproses.
“Ada juga pernyataan dari adik-adik, bahwa ada yang dipukul, nah yang dipukul harus saya telusuri kalau benar Saya akan proses,” ujarnya.
Usai ditemui Kapolda dan Kapolresta sekitar pukul 17.20 WIT, situasi di depan kampus Unpatti berangsur kondusif, terlihat para demonstran mulai membubarkan diri secara perlahan. (S-45)
Tinggalkan Balasan